Usia 11 Bulan Bayi Belum Tumbuh Gigi. Normalkah ?
Siang ini aku menerima sebuah email
berupa pertanyaan tentang gigi bayi. Pertanyaannya bagus banget, lho. Hanya
saja panggilannya yang sedikit bikin malu. Hihihi. Karena di email itu aku
dipanggil dengan sapaan ‘dok’.
“Siang dok.. saya mau nanya, anak saya
umur 11 bulan belum tumbuh gigi. Kenapa ya ?”
Demikian kurang lebih pertanyaannya.
Terimakasih atas pertanyaannya ya,
Mbak. Karena berkat pertanyaan itu, aku jadi kepikiran untuk menulis artikel
ini.
Umumnya tanda-tanda pertumbuhan gigi
pada bayi akan kelihatan disaat bayi berusia enam bulan. Ciri-cirinya adalah
munculnya kuncup putih dan bagian gusi bayi terlihat membengkak. Waktu Aira
dulu bahkan disertai demam. Semua ciri-ciri itu normal, ya. Jadi para ibu ga
perlu merasa khawatir.
Tumbuhnya gigi pada bayi tentu saja
sangat bagus karena itu berarti bayi sudah siap untuk menerima makanan padat. Tapi
bagaimana jika hingga usia 11 bulan tidak ada juga tanda-tanda gigi bayi akan
tumbuh ?
Menurut ilmu kesehatan, usia normal
untuk gigi pertama bayi tumbuh adalah saat bayi berusia 4-15 bulan. Lewat dari itu, jika gigi bayi tidak tumbuh juga, maka bayi harus segera dibawa ke
dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Siklus normal pertumbuhan gigi bayi
dan anak adalah sebagai berikut :
·
4 gigi saat anak
berusia 11 bulan
·
8 gigi saat anak
berusia 15 bulan
·
12 gigi saat anak
berusia 19 bulan
·
16 gigi saat anak
berusia 23 bulan
·
20 gigi saat anak
berusia 27 bulan
·
Gigi permanen
akan tumbuh saat anak berusia 6 tahun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Gigi pada Bayi
1. Genetik atau keturunan
Faktor keturunan atau genetik sangat
mempengaruhi bentuk dan pertumbuhan gigi pada anak. Apabila dalam sebuah
keluarga ada riwayat pertumbuhan gigi susu yang terlambat maka hal itu juga
bisa terjadi pada anak. Hal ini bisa diturunkan dari ibu ataupun ayah. Sangat
disarankan agar orangtua segera berkonsultasi ke dokter gigi secepatnya jika ada
masalah seperti ini dalam keluarga.
2. Kekurangan nutrisi pada bayi
Nutrisi yang buruk sangat berpengaruh
pada pertumbuhan gigi bayi. Bukan hanya lewat makanan bayi, bahkan ASI yang
diterima oleh bayi selama dua tahun juga harus memiliki nutrisi yang baik. Jika
ibu menyusui kurang nutrisi, maka bayi juga bisa mengalami kekurangan nutrisi. Jika
hal ini terjadi, maka orangtua harus berupaya keras memenuhi nutrisi bayi
dengan memberikan asupan nutrisi tambahan. Pastikan asupan makanan untuk bayi
memiliki kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, kalsium, zat
besi, mangan dan fosfor.
3. Bayi terkena hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah suatu kondisi
dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan tiroid yang cukup. Hal ini menyebabkan
gangguan pada proses metabolisme tubuh sehingga berdampak pada perkembangan
bayi. Terlambat berjalan, terlambat bicara, kelebihan berat badan dan
pertumbuhan gigi yang lambat adalah beberapa gejala yang bisa muncul jika bayi
terkena hiptiroidisme. Untuk memastikan kondisi ini pastikan ayah ibu memahami
tahap-tahap perkembangan bayi, dengan begitu bisa melakukan tindakan yang
tepat.
4. Riwayat bayi prematur
Masalah pertumbuhan juga bisa menimpa
bayi dengan riwayat prematur. Tubuh mereka yang cenderung lemah membuat
pertumbuhan menjadi lebih lambat, termasuk pertumbuhan gigi.
5. Bayi lahir dengan berat badan kurang
Normalnya saat lahir bayi harus
memiliki berat lebih dari 2500 gram. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah
ini memiliki resiko mengalami keterlambatan pertumbuhan, termasuk pertumbuhan
gigi. Bukan hanya itu, masalah gigi lainnya seperti erupsi gigi dan cacat email
gigi juga sering dialami oleh bayi yang lahir dengan berat badan kurang.
6. Bayi memiliki kelainan genetik
Kelainan genetik yang terjadi pada
bayi sejak dalam kandungan juga bisa menyebabkan bayi terlambat tumbuh gigi. Hal
ini biasanya terjadi pada bayi yang mengalami masalah seperti down sindrom,
penyakit trisomi dan jenis penyakit yang menyerang rahang dan mulut bayi. Kelainan
genetik ini juga bisa menyebabkan bayi mengalami cacat struktur pada gigi.
7. Gangguan penyerapan vitamin D
Vitamin D sangat penting dalam
pertumbuhan tulang dan gigi, karena vitamin D ini berperan penting dalam mengatur
kadar kalsium dan fosfor dalam darah. Tubuh membutuhkan vitamin D agar bisa menyerap
kalsium dengan maksimal di usus, dan juga membantu membangun tulang dan gigi yang
kuat.
Gangguan penyerapan vitamin D ini pada
bayi akan menyebabkan bayi terlambat tumbuh gigi. Selain itu bayi juga beresiko
mengalami masalah kesehatan lainnya seperti tulang rapuh dan penyakit rakhitis.
Ajaklah Anak ke Dokter Gigi Sebelum Terlambat
Merasa khawatir dengan pertumbuhan
gigi anak yang tidak juga menunjukkan tanda-tanda? Sesuai penjelasan di atas
tadi ya, gais. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebelum terlambat bawalah anak ke dokter gigi jika saat berusia 13 bulan
masih juga tidak menunjukkan tanda-tanda gigi akan tumbuh. Dengan begitu dokter
akan segera memeriksa kondisi mulut dan rahang anak, sehingga dokter pun bisa
menganalisa apa penyebab gigi anak tidak tumbuh. Setelah menemukan penyebabnya,
maka dokter pun bisa memberikan solusi yang terbaik untuk anak.
Jangan sembarangan dalam memberi asupan
suplemen buatan atau obat tertentu tanpa resep dokter untuk anak, karena bisa
menyebabkan efek samping pada gigi anak. Padahal vitamin penumbuh gigi ini sebenarnya juga bisa
didapat dari berbagai nutrisi makanan yang sehat seperti buah, sayuran hijau,
susu, daging ayam, daging merah, hati ayam dan makanan lainnya.
Jika memang terdapat gejala
hipotioidisme ataupun faktor keturunan dalam keluarga, dokter gigi akan
berkerjasama dengan dokter spesialis anak dalam memberikan perawatan.
Jadi orangtua boleh khawatir, tetapi
jangan gegabah ya, gais. Tetaplah mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan
oleh dokter. Jangan mudah terpengaruh oleh saran dari pihak-pihak yang tidak
kompeten di bidangnya. Karena ketika timbul resiko, anaklah yang paling besar
menanggung akibatnya.
Oh ya, resiko komplikasi dari
keterlambatan pertumbuhan gigi ini tidak bisa dianggap remeh ya, gais. Memang tidak
membahayakan jiwa, tetapi resiko besarnya akan terjadi pada anak saat dewasa.
Resiko Komplikasi pada Anak yang Terlambat Tumbuh
Gigi
1. Gigi tetap anak ikut terlambat tumbuh. Hal ini
bisa berdampak pada mental anak karena anak akan merasa mereka tidak normal
seperti teman-teman seumurannya.
2. Gigi tetap tumbuh tidak sempurna. Karena gigi
susu terlambat tumbuh, maka gigi susu pun tidak lepas pada waktunya. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan gigi tetap pun menjadi bengkok.
3. Gigi tetap berlapis. Saat gigi susu belum
lepas, sedangkan gigi tetap sudah tumbuh. Hal ini menyebabkan pertumbuhan gigi
ganda pada anak. Resikonya saat dewasa anak menjadi tidak percaya diri karena
struktur gigi yang tidak rapi.
4. Resiko perikoronitis. Selain gigi tetap
berlapis resiko lain yang terjadi adalah
infeksi pada sekitar mahkota gigi. Infeksi ini bisa menyebar ke semua jaringan
di sekitarnya sehingga membutuhkan perawatan yang sangat lama.
5. Rongga pada gusi. Saat gigi terlambat lepas,
biasanya ada rongga yang terbentuk pada bagian dalam. Saat akar gigi tetap
tidak muncul, terjadi pembusukan pada bagian dalam, maka infeksi pun bisa
menyebar ke semua bagian.
Nah, demikianlah faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan gigi pada bayi. Semoga bermanfaat, ya.
Oh ya, sudah periksa gigi ke dokter
belum, nih ?
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.