BPJS atau
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia
menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun
2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS
merupakan badan hukum nirlaba. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011,
BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia
yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT Askes Indonesia
menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga
kerjaan PT
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi
PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal
2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. (Sumber)
Jadi apa donk hubungannya dengan judul
yang ada di atas ? Hm.. tenang. BPJS yang saya maksud disini adalah sebuah
akronim dari Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita a.k.a Buibu Pas-pasan Jiwa
Sosialita. Ini adalah sebuah fenomena dimana gengsi mengalahkan akal sehat,
sehingga menggunakan budget yang telah disediakan untuk keperluan rutin
semata-mata demi memuaskan jiwa yang tidak mau di bilang ketinggalan.
Meskipun banyak kasus yang terjadi di
sekitar saya, tapi saya tidak akan membahas mereka. Karena saya ingat pesan
nenek, “hati-hati ketika menunjuk orang lain, ingat ketika satu jarimu menunjuk
orang lain, empat jari lainnya sedang menunjuk dirimu sendiri”. Top banget dah
si nenek.
Jadi saya akan cerita pengalaman
pribadi saja. Ceritanya saya sendiri beberapa kali sempat tergelincir trus
nyemplung ke kolam BPJS ini, sehingga nekad menggunakan budget rumah tangga
untuk memuaskan jiwa sosialita. Awalnya oke, saya have fun karena bisa
menikmati apa saja yang sedang trend saat itu. Mulai dari gadget hingga sepatu.
Dengan pongah saya berlenggang lenggok keluar rumah dengan semua atribut
branded menempel di badan. Saya terlena dengan pujian orang yang bilang keren,
beken, modis dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi semua itu sebenarnya semu,
hanya sementara saja. Karena begitu waktu giliran untuk menunaikan kewajiban
tiba saya panik karena tidak ada lagi uang yang tersisa, lalu mulai kasak-kusuk
mencari PILU alias Pinjaman Lunak. Nah.. ga enak banget kan ? Kalau udah begitu
bisa dipastikan hari-hari saya lalui dengan gelisah. Jantung ga lagi berdetak
dengan normal. Hidup saya tak lagi bisa tenang karena di hantui rasa bersalah. Tiap
malamnya saya ga bisa tidur karena takut ketahuan suami. Satu-satunya solusi
adalah melelang kembali semua pernak-pernik branded tadi secepatnya. Kalo udah
begini, saya untung atau rugi ? Sudah pasti rugikan ? Sejak itu saya kapok se
kapok-kapoknya dengan BPJS.
Apakah ini terjadi hanya pada ibu-ibu
saja ? Bagaimana dengan para bapak ? Saya berpendapat hal ini bisa terjadi pada
siapa saja. Alasannya hanya satu yaitu gaya hidup yang tergiur dengan gaya
hidup orang lain, tapi ga sadar dengan kondisi dompet yang jelas-jelas berbeda
ukuran dan isinya. Memang sangat benarlah agama yang mengajarkan hidup
sederhana itu jauh lebih baik. Tidak perlu mewah, yang penting ada.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.