Tuesday, April 21, 2015

Hati-hati Membeli Jajanan Untuk Anak

Kemarin sore, sepulang berkerja, saya dan suami singgah disalah satu warung langganan membeli keperluan sehari-hari yang mulai habis. Karena tidak memiliki uang kecil, yang empunya toko menawarkan uang kembaliannya di jadikan barang saja. "Biar genap Kak", katanya. Saya setuju saja, karena memang zaman sekarang semakin sulit menemukan recehan seribu, kok bisa gitu ya *kepo*. Jadi setelah melihat-lihat di keranjang snack, mata saya tertuju pada satu snack baru yang bertulisan "Kentang Keju". Mengingat Aira sangat menyukai keju, maka saya ambil dua bungkus. Satu bungkusnya seharga 500 rupiah. Seperti snack-snack keju yang biasa kami beli sebelumnya, kali ini pikiran saya pun sama. Pastilah rasanya manis-manis asin.

Sesampai di rumah, Aira telah wangi *seperti biasa* usai dimandikan neneknya. Dia sumringah melihat motor ayahnya memasuki halaman. Dan semakin gembira ketika kami sodorkan 2 bungkus snack rasa keju kesukaannya. Ga sabaran, dia meminta kakeknya untuk segera membukakan. Sementara itu saya langsung ke belakang, menaruh barang-barang belanjaan ke meja dapur. Tidak lama berselang, saya mendengar jeritan Aira sambil berkata "pedas.. ! pedas.. !". Saya dan ayahnya tidak percaya, masa' sih snack kentang keju rasanya pedas ? Bahkan saya sempat menegur Aira, mengira dia berlebihan. Tapi melihat roman mukanya yang menampakkan ciri-ciri orang kepedasan, saya pun penasaran, saya ambil snack itu dari tangannya dan langsung memakannya. Ternyata Aira benar, snack itu sangat pedas. Bahkan untuk orang Padang seperti saya yang terbiasa memakan makanan pedas pun snack itu masih terasa pedas. Bisa dibayangkan reaksi lidah Aira memakannya *melepuh*.




Saya langsung kepo, apaan sih ini snack, kok pedas banget ya ? Ternyata suami lebih duluan kepo dari pada saya. Dia segera membaca semua tulisan yang tertera pada bungkusan. Tidak ada satu huruf pun yang menyiratkan rasa pedas seperti hot, chili, panas, dan lain-lain. Satu-satunya yang tertulis di bawah nama snack itu hanya "Kentang Keju", "Mantaaap", dan keterangan produksi. Lanjut ke bagian belakang kemasan, kami membaca komposisi bahan, dan disitu pun tidak dituliskan ada bahan cabe, merica, paprika dan sejenisnya yang pedas-pedas. Jadi pertanyaan besar timbul di benak saya. Rasa pedas ini datangnya dari mana ? 

Seharusnya produsen makanan sejenis ini lebih jujur kepada konsumennya. Jika memang snack itu rasanya pedas, maka tuliskanlah pedas. Jika rasanya manis, tuliskan juga manis. Jadi konsumen bisa menikmati makanan itu dengan puas tanpa merasa dibohongi.

Kejadian ini memberikan pelajaran berharga bagi saya dan suami. Untuk seterusnya mungkin lebih selektif dalam membelikan jajan untuk anak. Semoga kejadian serupa tidak dialami oleh anak-anak lainnya ya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.