BERBAGI BAHAGIA DENGAN MEMBUKA
HATI
Dalam pikiran saya berbagi kebahagiaan
itu adalah membahagiakan diri sendiri dengan cara membahagiakan orang lain. Saya
meyakini bahwa untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain tidak harus menunggu
diri sendiri bahagia terlebih dahulu.
Sebenarnya ketika saya mengatakan
membahagiakan orang lain, sebenarnya saya sedang menunjuk diri sendiri. Sayalah
yang paling berbahagia ketika bisa membahagiakan orang lain. Meskipun sebelumnya saya tengah galau dan terluka, namun ketika secuil kebaikan yang saya lakukan ternyata bisa membuat orang lain tersenyum bahagia, maka saat itu juga diri ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Kebahagiaan itu saya ibaratkan
sebuah bola yang dipantulkan ke lantai. Ketika bola itu dipantulkan dengan
lemah, maka pantulannya pun pelan. Sebaliknya jika bola itu dipantulkan dengan
kuat, maka pantulannya akan cepat. Nah, begitu pula lah kebahagiaan itu. Ketika
kita pelit membahagiaakan orang lain, maka kebahagiaan itu juga akan jarang
menghampiri. Semakin banyak kita bahagiakan orang lain, maka kebahagiaan yang
kita rasakan justru berlipat ganda. Begitulah cara saya dalam berbagi kebahagiaan.
Satu bukti nyata di depan saya
adalah ketika melihat perjuangan suami dalam membahagiakan anak dan istrinya. Dalam
semua keterbatasan fisik yang dia miliki tak sekalipun dia menyatakan lelah
atau pun susah dalam membahagiakan orang lain. Dia selalu dengan hati terbuka
membantu orang-orang yang bahkan dia tidak kenal. Padahal jika dia mengatakan
hidup itu berat, pasti saya bisa sangat memakluminya. Saya yang normal saja
terkadang pernah merasakan hidup ini berat, apa lagi dia, tentu berkali-kali
lipat lebih berat. Karena sebagian orang telebih dahulu mencap dia ‘tidak bisa’
bahkan sebelum dia sempat mencoba. Tapi kenyataannya dari mulutnya itu tidak
pernah terlontar kata-kata itu. Hatinya selalu terbuka untuk menebar kebahagiaan. Dengan haru saya berani menyatakan dialah sumber
inspirasi kebahagiaan bagi kami.
Saya menyadari sepenuhnya tidak
memiliki banyak hal untuk dilakukan dalam membahagiakan orang lain. Saya bukan
dokter yang bisa menyembuhkan banyak orang, bukan pula guru yang bisa
mengajarkan banyak hal. Saya hanya seorang ibu biasa yang sehari-hari berkutat
di kantor dan perkerjaan rumah tangga. Nothing is speciall about me.
Lantas apakah semua itu membuat
saya tidak bisa membahagiakan orang lain ? Tentu tidak. Meskipun saya tidak
memiliki keterampilan khusus dalam membahagiakan orang lain, ternyata masih ada
jalan lain yang bisa dilakukan. Cara ini tidak butuh keahlian khusus, tidak memerlukan
uang, hanya membutuhkan sedikit kemauan yaitu kemauan untuk selalu membuka
hati. Saya percaya, kunci kebahagiaan itu terletak pada hati yang selalu
terbuka dalam menerima semua keadaan.
Memberi bantuan
kepada orang lain bisa dilakukan dalam banyak hal bukan ? Menurut saya tidak
perlu menunggu jadi orang hebat baru bisa membantu orang lain. Seperti hal-hal
kecil yang saya lakukan di kantor misalnya, saya melihat rekan kerja yang
beberapa kali di tegur oleh atasan karena dianggap lamban menyajikan data. Dilain
waktu data yang diajukan tidak akurat, sehingga pimpinan tidak bisa menganalisa
dengan tepat. Saya pun menawarkan bantuan kecil berupa rumus-rumus simple untuk
laporannya sehingga bisa disajikan dengan cepat dan akurat. Dengan begitu dia
tidak lagi mendapat teguran dari pimpinan, bahkan beberapa kali pujian dia
terima karena dianggap mampu menjawab tantangan perkerjaan. Dia bahagia ?
Pasti. Tapi tahukah anda ? Dibalik kebahagiaannya itu sebenarnya saya orang yang
paling berbahagia, karena bisa meringankan sedikit beban perkerjaan yang dia
hadapi.
2. Membuka
hati untuk kata maaf.
Disengaja atau
tidak sebuah kesalahan yang dilakukan akan menimbulkan dampak pada seseorang. Baik
itu korban atau pun pelaku. Untuk orang yang menutup hati, lalu terpuruk dalam
rasa bersalah dan penyesalan yang dalam, yang ada adalah dia telah menyiksa
diri sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya. Lain halnya jika dia membuka
diri, menganggap kesalahan itu sebuah pelajaran yang berharga tentu saja dia
akan tetap optimis memandang hidup. Dia telah membuka hati untuk memaafkan
dirinya sendiri. Dan juga membuka diri untuk lebih rendah hati mengakui
kesalahan itu dan segera meminta maaf kepada korban yang dirugikan. Masing-masing
pihak membuka diri untuk memaafkan dan dimaafkan. Hidup pun terasa damai, tidak
ada lagi prasangka, hilang sudah semua
duka. Bahagia jadi milik bersama. Yeeyy J
3. Membuka
hati terhadap kritikan.
Melihat sesuatu
yang salah, tidak berada di tempatnya, atau tidak dilakukan dengan sebagaimana
mestinya, lidah saya cenderung gatal untuk melontarkan kritik. Rasanya hati ini
belum tentram jika yang salah itu belum di perbaiki. Jika berhadapan dengan
situasi seperti ini biasanya saya akan langsung memberikan kritik dan saran
kepada orang yang bertanggung jawab. Seperti kejadian dirumah tempo hari. Satu kebiasaan
suami yang suka nyebelin plus ngangenin itu adalah habis menggunakan peralatan tapi
tidak di simpan ketempat semula. Semua dibiarkan berserak di tempatnya
berkerja. Naahh.. biasanya lagi si Papa mertua akan nyerocos dari pagi hingga
sore karena keberatan barang-barang kesayangannya itu ditelantarkan. Kalau
sudah begini, si Mamah yang ga tahan mendengar omelan Papah jadi ikutan sewot. Pertengkaran
pun tidak bisa dihindarkan. Menyedihkan bukan ? Jadi sebelum itu kejadian, saya
terlebih dahulu mengkritik suami. Alhamdulillah, suami saya terbuka hatinya
menerima kritikan, sehingga dia menyadari kesalahannya dan segera
memperbaikinya. Melihat anaknya tertib dalam menggunakan barang, si Papah pun
senang, darah tingginya ga jadi kumat. Si Mamah pun senang karena rumah ga jadi
berantakan. Yeeaayyy .. hepi bertubi-tubi.
Saya rasa masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk
berbagi bahagia dengan orang lain. Selagi kita bisa membuka hati sudah pasti
kita bisa berbagi kebahagiaan itu dengan semua orang. Berbagi bahagia bersama sahabat, berbagi bahagia bersama keluarga. Karena semua kebahagiaan itu akan
menjadi gelombang tsunami yang sangat besar sehingga menyeret diri sendiri
kelautan bahagia yang sebenarnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.