Matahari masih belum menunjukkan sinarnya ketika aku duduk termangu di depan dompet yang terbuka. Dari dalamnya menyembul selembar kertas berwarna merah, yang sepertinya turut merasa galau dirinya akan dimanfaatkan untuk apa. Akankah ia berakhir di warung kelontong, warung pulsa, atau dipaksa sembunyi dalam celengan.
Hiks ...
Bulan ini baru menyentuh tanggal 20, tetapi uang yang tersisa tinggal seratus ribu. Mana gas mau habis, meteran listrik berbunyi, beras pun tinggal sepertiga karung. Belum lagi lauk sambal, dan biaya mobilitas sehari-hari. Bener-bener pengen teriak kencang deh rasanya.
Meningkatnya harga kebutuhan sehari-hari membuat ibu rumah tangga yang tidak berkerja sepertiku kesulitan mengelola keuangan.
Tagihan listrik gak pernah turun, padahal pemakaian lampu dan alat-alat listrik sudah dibatasi sedemikian rupa.
Harga barang pokok pun tidak jauh berbeda. Biasanya dengan uang lima puluh ribu sudah bisa untuk masak satu hari, sekarang tidak bisa lagi.
Belum lagi quota internet yang rasanya juga semakin cepat habisnya. Biasanya cukup dengan 10 GB sebulan, sekarang masih tanggal 20 sisa quota gak nyampe 1 GB lagi. Padahal internet hanya dipakai untuk browsing data, jarang banget untuk nonton youtube karena anak-anak dibatasi hanya boleh 1 jam sehari.
Demi menghemat pengeluaran, terkadang aku terpaksa mengurangi uang saku anak, bahkan lauk sambal pun juga kena imbasnya. Dari yang biasanya rutin masak ikan, daging, sea food, akhir-akhir ini pemenuhan protein keluarga aku alihkan ke sumber protein yang lebih murah seperti telur, tahu, dan tempe.
Awalnya Aira sempat protes kenapa hampir tiap hari menunya 3T (telur, tahu, tempe). Tapi, setelah diberi penjelasan akhirnya dia paham. Dia pun dengan suka rela memangkas uang sakunya sehari-hari.
Sungguh anak yang begitu pengertian, ya.
Alhamdulillaah.
Tetapi, meski pun sudah berusaha keras dalam berhemat, faktanya aku tetap saja kewalahan di tanggal tua. Setiap kali buka dompet, tensi darah selalu drop, mata pun berkunang-kunang.
Help me, Gais.
Aku butuh infus. Inputan fulusss.
Hahaha.
Eh, masih bisa ketawa ternyata.
Alhamdulillah.
Masa paceklik di tanggal tua ini bener-bener bisa merubah mood, ya. Sampai-sampai suamiku bilang senyumku mirip bulan. Awalnya hepi banget dibilang gitu. Eh, ga taunya yang dia maksud itu bulan sabit. Kalo udah lewat tanggal 15, semakin lama ukuran bulan semakin kecil jadi bulan sabit.
Yaelah, Baaang.
Tanggal tua ini terkadang bikin aku jadi berhalusinasi juga. Ketemu uang pas nyuci, udah hepi banget liat warna biru, ga taunya uang dua ribu kena lunturan. Wkwkwk.
Yah, begitulah kehidupan ibu rumah tangga sepertiku yang mengandalkan gaji suami semata.
Mau minjam duit, bingung mau minjam sama siapa karena rata-rata keluhannya sama. Mau ngutang di warung tetangga, rasanya gak tega, karena itu warung udah banyak yang ngutangin. Kalo ditambah lagi kasihan, gimana dia bisa putar modal untuk belanja besok.
Di tengah-tengah kegalauan yang melanda, sebuah notifikasi muncul di ponselku. Ternyata ada informasi tentang fasilitas Paylater dari OVO.
Ma syaa Allah.
Apakah ini sebuah solusi kebutuhan di akhir bulan?
Btw, apa itu OVO Paylater?
OVO Paylater adalah metode pembayaran dalam bentuk kredit limit yang bisa digunakan untuk transaksi di berbagai merchant.
Jadi dengan kata lain OVO Paylater ini bisa digunakan untuk berhutang dengan mencicil. Transaksi hari ini, bayarnya bulan depan.
Penasaran dengan fitur OVO Paylater ini, akhirnya aku coba mengajukan diri untuk bergabung.
Cara mendaftarnya mudah sekali, apalagi jika kita sudah punya akun OVO. Tinggal klik tombol 'aktifkan', maka selanjutnya kita diminta untuk upload KTP, foto bersama KTP, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan data penghasilan. Selanjutnya tinggal menunggu aplikasi kita direview oleh pihak OVO Paylater. Waktu itu gak sampai 1 hari aku sudah menerima email persetujuan dari OVO Paylater.
Tips aman menggunakan fitur OVO Paylater.
Namanya saja kartu kredit online, yang namanya resiko tentu saja ada. Resiko pertama yang akan kita hadapi adalah suku bunga.
Jadi agar tidak terjebak dalam pusaran hutang berbunga, berikut aku kasih tips aman menggunakan fitur OVO Paylater.
1. Ajukan kredit limit dengan nominal kecil. Dengan plafon kredit yang kecil, kita jadi lebih terkendali dalam menggunakannya.
2. Gunakan untuk kebutuhan primer, bukan konsumtif. Misalnya untuk beli token listrik, belanja kebutuhan pokok, dan kebutuhan penting lainnya. Hindari membeli barang-barang yang kebutuhannya tidak mendesak.
3. Transaksi sebaiknya dilakukan setelah tanggal 27. Dengan begitu jatuh temponya lebih lama. Misalnya, beli token listrik tanggal 27 Januari, maka jatuh tempo pembayaran adalah tanggal 1 Maret. Dengan begini kita memiliki waktu lebih untuk membayar.
4. Lakukan pembayaran tepat waktu, sesuai jumlah tagihan, atau sesuai dengan batas minimum pembayaran, agar tidak kena bunga yang berlipat.
5. Gunakan fasilitas cicilan agar pembayaran tidak terasa berat.
Sejatinya, hidup akan terasa jauh lebih tenang dan nyaman jika dijalani tanpa hutang. Karena itu aku sarankan hindarilah hutang selagi bisa.
Tetapi jika memang untuk kebutuhan yang sangat mendesak, aku rasa ya boleh saja. Yang penting, aturlah keuangan kita dengan baik, utamakan pembayaran cicilan hutang, agar terhindar dari teror penagih hutang.
Oh finally, OVO keluarin paylater juga. Tapi di OVO pakai denda yaa mba dan ada fee charge 5% tiap transaksi. Kebetulan aku udah hampir setahunan pakai paylater pesaingnya Ovo. Alesan pakai sih krn aku anaknya cashless. Ribet top-up atau bayar dan nunggu mamas2nya cari kembalian. Tapi yaa gitu dikasih limit yg lumayan bikin kalap, jd kita musti pandai pandai nih jangan kebablasan.
ReplyDeleteBenar, mbak. Kalau kita ga bijak dalam menggunakannya, kita sendiri yang akan stress dengan bunga tunggakan yang membengkak.
DeleteSaya baru tau ada Ovo Paylater. Sepertinya memudahkan ya, apalagi kalau sdh akhir bulan begini. Tp pemakaiannya harus tetap bijak yah hehehe
ReplyDeleteIya mbak, cukup memudahkan menurutku. Kita harus bijak, biar ga kebablasan.
DeleteTeror penagihannya apa sama kayak pinjol2 itu kk? . Kbanyakan kn mereka nerornya sampai mencemarkan nama baik dan bsa akses semua kontak kita. Klo yg ini gimana ni? Hehe
ReplyDeleteAku belum melihat ada testimoni berupa teror penagihan. So far, mereka mengingatkan jatuh tempo tagihan by phone, itu pun seperti mesin yg bicara.
DeleteWah iya juga ya sangat memudahkan. Selama ini aku memang paling suka pake OVO untuk jajan sih hahahaha makasih informasinya ya mba.
ReplyDeleteIya, aku juga pake ovo utk jajan. Lumayan cashbacknya bisa juga ditabung untuk jajan lagi .Hehe.
DeleteAku udah pernah apply tapi belum di approve. Padahal enak pakai paylater asal bisa di manage dengan baik ya kak
ReplyDeleteIya, aku udah ngerasain sendiri. Cukup membantu, kok.
DeleteHuhu, baru masuk tanggal 20-an, dompet udah meringis ya mbk. Sama juga nih, jadinya mangkas sana sini. Baru tau kalau ovo ada fitur ovo paylaternya😍😍 Bisa ngebantu akhir bulan ya, mbk.
ReplyDeleteHehe.. iya nih. Untung dompetnya ga nangis guling2 minta diisi. Ovo paylater memang sangat membantu dalam situasi begini.
DeleteAku maju mundur mau pakai ovo pay later ini mbak. Pengen tahu, kalau paylater ini, semisal bayar sebelum tenggat waktu, tetap dikenakan biaya juga kah? Kalau kartu kredit biasanya kan ngga tu.. kena biaya admin aja tiap bulan..
ReplyDeleteBiaya cuma dikenakan jika kita lewat batas waktu mbak. Itu pun kalau kita bisa bayar senilai pembayaran minimum, ga bakalan dikenai denda. CMIIW.
Deleteovo makin kesini makin banyak pilihannya ya, mulai dari cashback sekarang ada pay later, bikin pengen shopping borong nih! ahaha
ReplyDeleteIya, banyak banget. Tapi ya tetap harus hati-hati. Kalo dipake utk shoping yg ga penting sayang aja rasanya.
DeleteSolusi banget pake Ovo Paylater ini untuk bayar ini itu yang sudah jatuh tempo tapi uang yang dipegang ternyata sedang digunakan untuk hal lain ya mbak
ReplyDeleteIya, mbak. Terasa sekali manfaatnya.
DeleteSaya baru tau loh ada beginian, sepertinya menarik juga. Thanks infonya.
ReplyDeleteSama-sama. Semoga bermanfaat, ya.
DeleteHuhu bener banget mbak, apalagi aku mahasiswa tua ini, sering banget pergi ke kampus dengan situasi dompet kosong. Bikin berdebar. Mau coba pake Ovo paylater, gak takut kebablasan soalnya kredit limitnya bisa kecil hehe
ReplyDeleteNah, itu. Kredit limitnya kecil, jadi lebih terkontrol.
Deletekaryawan korporat yang single pun tetap bisa ngalamin masa-masa paceklik setelah tanggal lima belasan, apalagi yang sudah berumah tangga. Aku nggak kebayang kalau nggak pandai-pandai atur keuangan. Huhu.
ReplyDeleteBener sih, Mbak. Paylater somehow kadang bisa jadi penyelamat juga ya, meskipun tetap perlu digunakan dengan bijak. Terima kasih infonya, Mbak. :)
Bener, mbak. Harus digunakan dengan sebijak mungkin.
DeleteTipsnyaaaaa membantu sekali 🤭🤭 Alhamdulillah masih belum membutuhkan ovo paylatet, tapi jika nanti kira2 butuhkan, info2 seperti ini bisa membantu banget ya kan mbak, mengendalikannya bisa lebih aman dan bertanggung jawab ketimbang pinjem sama yg tidak2 jelas.
ReplyDeleteSebisa mungkin jangan gunakan, mbak. Pilihan terakhir nih buatku.
DeleteBeneer banget. Kredit itu yaa di nominal yang paling sensitif, harus pinter ngatasin nya. Tapi kalau ada setting untuk limit boleh juga nih, jadi bisa di agak agak biar nggak kebablasan. Nice info mba 🙂
ReplyDeleteWah bener kak.. Aku juga dipake nih setahunan. Cuma emang ga semua available dipake nih di merchant offline. Khusus yang tokpednya aku belum diaccept karena baru pake tokped wkwk katanya nunggu 3-6 bulan. Asik sih pakenya cuma ya bener2 harus pinter ngatur
ReplyDeleteWaaah.... tokopedia ada paylaternya juga ternyata... mantap ni kalau lagi terdesak, pingin belanja, apa lagi di akhir bulan.
ReplyDeletewah ini bener kali ni kak.. di traveloka sama gojek juga ada paylaternya kak hihi
ReplyDeleteudah 2 bulan pake paylater, karna kubatasin ya jadi untuk bayar produk tertentu aja
ReplyDelete