Wednesday, March 18, 2015

Waspada ! Service Elektronik Bergaransi

Kemarin saya mengalami satu kejadian yang tidak mengenakkan sekali. Hal ini disebabkan oleh rusaknya salah satu gadget yang saya miliki. Sebenarnya bukan rusaknya yang membuat saya sidih, tapi proses rusaknya itu yang membuat hati saya sedih bercampur kecewa plus topping sakit hati.

Kenapa sih saya sampe sebegitunya hanya gara-gara gadget rusak ?

Jadi ceritanya begini..

Disuatu malam yang indah, tatkala sinar rembulan mengintip malu dicelah-celah jendela *hallah.. lebay*
Beberapa bulan yang lalu, di blog ini saya pernah bercerita tentang Aira yang mengidamkan tablet. Berkat usaha kerasnya dalam menabung, alhasil tablet itu berhasil didapatkannya beberapa hari setelah ulang tahunnya. Bisa kebayang donk betapa sumringahnya dia saat itu.

Selepas tahun baru, sekitar minggu pertama sesudahnya, tablet itu itu rusak tidak bisa di charge. Berhubung masih ada garansi, saya dan suami membawa tablet itu ke toko tempat pembeliannya. Ternyata untuk perbaikannya, pihak toko tidak melakukannya sendiri, tetapi mereka mengirimnya ke Service Center di Pekanbaru. Demi kenyamanan saya dan suami manut saja kepada apa yang dibilang oleh pihak toko, karena di kota saya memang belum ada Service Center resminya. Dan alhamdulillah dua minggu kemudian tablet itu telah selesai diperbaiki. Tanpa memeriksa dengan detail, saya hanya memperhatikan bahwa ketika charger di pasang, tablet bisa merespon seperti sedia kala, tablet itu pun saya bawa pulang. Waduuhh.. tak terkira senangnya Aira ketika menerima tabletnya sudah bisa ia mainkan kembali.

Itu kejadiannya kan bulan Januari. Oke berarti selama kurang lebih satu bulan, tablet itu ditangan kami tidak ada masalah sama sekali. Walaupun sesekali baterainya cepat sekali drop. Cuma kami yang rada-rada gaptek berpikiran positif saja, mungkin ketika di charge voltase lagi turun atau karena mungkin karena hal lain *entahlah*

Tadi malam, seperti biasa setelah selesai mengerjakan tugas sekolahnya, Aira kami izinkan untuk bermain game selama 1 jam sebelum tidur. Saat itu posisi tabletnya sedang di charge di atas meja. Aira merengek minta tolong agar tabletnya dilepaskan dari chargernya. Kami memang melarang Aira untuk menyentuh barang-barang elektronik yang sedang di charge, terutama kabel ataupun colokannya. Jaga-jaga agar dia terhindar dari kejadian fatal yang tidak diharapkan. Prinsip kami biarlah sedikit lebih repot, sejenak harus terganggu segala kesibukan karena harus melayani permintaannya memasang atau mencabut charger dari tabletnya, tapi dia aman dan terjaga dari bahaya.

Ketika membuka charger dari tabletnya, saya menemukan keanehan. Bagian belakang tablet terasa sangat panas, dan layarnya menyala dalam kondisi standby. Padahal sebelum dicas, saya dan suami selalu memastikan bahwa tablet dalam keadaan mati. Tapi ini kok menyala ? Saya mencoba untuk membuka kunci layar tidak bisa, fitur slidenya tidak berfungsi. Saya tekan tombol Off juga tidak mau. Singkat kata, tablet itu hang, sementara casing belakangnya sudah semakin terasa panas. Saya panik donk, khawatir kalau-kalau tablet itu meledak nantinya. Kan ada kejadian tuh, gadget meledak ketika sedang di cas.

Satu-satunya jalan pintas yang terpikir oleh kami adalah membuka baterainya. Karena menurut suami, handphonenya juga pernah mengalami kejadian serupa, setelah baterainya dibuka handphone itu bisa berfungsi seperti biasa. Saya pun menanggapi usulan suami dengan segera membuka tutup belakang tablet. Apa yang saya dapati ? Alangkah kagetnya saya ternyata bagian dalam tablet saya tidak lagi sama dengan kondisi awal ketika kami beli. Ada yang berganti atau hilang ? Secara kasat mata, saya menemukan dua kejanggalan yaitu :
  1. Tidak ada baterai seperti gadget pada umumnya yang bisa dibuka pasang. Tapi berganti dengan baterai yang dibalut kertas timah atau alumunium foil *saya kurang yakin bahannya apa* yang ditempelkan pada bagian belakang.
  2. Tidak ada casing bagian dalam. Setelah casing bagian luar, biasanya ada lagi casing bagian dalam yang menutupi bagian 'mesin' tablet. Tapi ini tidak, tablet saya telah 'telanjang' tanpa pengamannya.
 Saya tidak menuduh siapapun dalam hal ini, namun saya bingung harus menuntut pertanggung jawaban siapa. *Saat ini suami saya sedang memperjuangkan hak kami ke pihak terkait*

Dari pengalaman ini saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Pengalaman memang guru yang paling baik ya ? Kedepannya saya akan lebih waspada, terutama sekali ketika melakukan service barang bergaransi. Biar kejadiannya ini tidak terulang kembali kedepannya saya akan :
  1. Periksa dan amati dengan detail dari awal pembelian. Kapan perlu di foto, untuk jaga-jaga jika suatu waktu barang ketukar atau kejadian seperti saya diatas terjadi.
  2. Tandai aksesoris atau suku cadang yang rentan tertukar. Seperti baterai, charger, headset. Bisa dengan tempelan warna-warni, ditulis spidol, atau lainnya.
  3. Periksa dan amati dengan detail setiap selesai reparasi. Pastikan kondisi dan aksesoris gadget sama dengan waktu sebelum reparasi. Langkah yang ketiga ini bisa berhasil dengan baik jika yang pertama dan kedua dilakukan dengan baik juga. Jadi jika sewaktu-waktu kejadian seperti di atas terulang kembali, saya bisa klaim sepuasnya karena memiliki bukti yang kuat.
Nah.. itulah sekelumit kisah piluku hari ini. Semoga teman-teman semua tidak mengalaminya, dan bisa terhindar dari kejadian ini. Aamiin.

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.