Wednesday, October 29, 2014

As You Will

Aku telah hidup selama 33 tahun, yang 20 tahun diawal adalah hidup 'cara' mereka, dan 13 tahun terakhir adalah cara ku sendiri. Selama 13 tahun aku mengemas mimpi yang sampai detik ini masih menggantung tanpa asa. Ketika mereka yang menghadirkanku kedunia ini tiada, semua mimpi yang ada dikepalaku harus rela terhempas dan berderai tak bersisa. Kemudian dengan tertatih dan penuh nyeri kaki ini kembali melangkah, tangan ini kembali mencoba mengumpulkan semua butiran mimpi yang terurai, dan berusaha menyatukannya dalam satu wadah yang saya sebut dengan harapan.

Hati ini tercabik perih, ketika menghadapi kenyataan ternyata hidup tak seindah mimpi. Mereka yang kupandang agung, ternyata berpaling menyisakan punggung. Aku yang bingung, hanya mampu diam lalu meneruskan langkah dengan terhuyung. Namun aku pantang menyerah, dengan semua tenaga yang tersisa, aku kuatkan tekad, as you will, I'll do with my own way.

Dengan langkah terseok-seok, ku jejakkan kaki ini pada anak tangga impian. Hati miris, namun otak tetap memaksa untuk optimis. Meskipun gamang, karena pijakan yang terlalu kecil. Meskipun nyali ciut, karena tangga yang begitu terjal, licin dan panjang. Kata-kata pesimis kembali menggerayang dikepala, hati pun menyusut karena putus asa. Namun semangatku kembali dikobarkan oleh kilas balik masa lalu. Pahit getirnya perjuangan untuk sampai ditahap ini. Betapa semua sia-sia jika aku berhenti disini. Betapa semakin lebar tawa mereka, betapa semakin lengkin suara mereka. Tidakkk  !! aku tidak akan berhenti sampai disini. As you will, I'll do with my own way !

Manusia itu makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain, khususnya adalah mereka yang disebut keluarga. Hati ini meraung dengan keras ketika otak membisikkan kata keluarga. Nurani terdalam pun menjelaskan arti keluarga dengan dahsyatnya. Keluarga adalah orang-orang yang terhubung akan ikatan darah, yang tumbuh bersama dalam kasih sayang, saling support dan membahagiakan. Batinku berontak, sukmaku bergejolak. Mana ?? Dimana mereka yang disebut keluarga itu ? Selama 13 tahun aku tidak bisa merasakan arti hadir mereka. Ada apa dengan diriku ? Mengapa aku tidak bisa merasakan keberadaan mereka, padahal mereka ada disekitarku ?

Mataku nanar, kakiku gemetar. Arrgghh ! Aku yang bodoh ! Aku yang egois ! Aku yang skeptis !

Tapi tunggu dulu .. tidak .. tidak .. aku tidak bisa menyalahkan diri sendiri seperti ini. Aku harus mengasihani diri ini, karena dia telah terlalu lelah untuk dipersalahkan. Aku harus tenang, dan mulai berfikir logis. Ikatan darah ? Ya, mereka memang memiliki ikatan darah denganku. Ya, berarti mereka adalah keluarga. Tumbuh bersama ? Hmm.. sebagian dari mereka memang tumbuh bersama denganku. It's Ok, mereka adalah keluarga. Dalam kasih sayang, saling support dan membahagiakan. Kasih sayang ? entahlah. Kok hati ini mati rasa ya ? Tidak bisa merasakan kasih sayang itu. Support ? apa lagi support, rasa-rasanya kok ga pernah kelihatan ? Seperti apa ya bentuknya ? apakah bulat seperti lingkaran ? atau petak seperti persegi ? I have no any idea 'bout that. Kemudian Saling membahagiakan, kata-kata saling itu kira-kira sama dengan take-and-give bukan ? Memberi bahagia, lalu menerima bahagia. Aku tanya diri sendiri, kapan terakhir aku memberi bahagia untuk mereka ? ..... :-? entahlah aku sendiri lupa, atau mungkin memang tidak pernah melakukannya ? Kapan ya terakhir kali menerima bahagia dari mereka ? ..... entahlah aku juga lupa, atau mungkin juga memang belum ada pemberian bahagia dari mereka.

So.. What's going on with me, Who am I ? Who are they ? Where do I live ?

Well, I don't know exactly.

Which I know is I live in my own way

So .. whatever you said .. I'll do with my own way

Now .. as you will .. this is me

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.