Wednesday, July 27, 2016

10 Kondisi Yang Anak Harus Katakan Tidak



Halo, Moms ! Apa kabar ?

Semoga kita semua dalam keadaan terbaik agar bisa mendampingi tumbuh kembang anak kita dengan maksimal, ya. Aamiin.

Dalam mendidik anak biasanya kebanyakan dari kita memiliki kecendrungan untuk mengajarkan pada kepatuhan. Ya, iyalah, ya, masa kita mengajarkan anak untuk bandel dan memberontak ?

Makanya anak-anak kita sedari kecil udah terdoktrin untuk selalu berkata 'iya, baik, oke' dan segala bentuk kata setuju lainnya.

Aku pribadi nih, Moms, suka bilang ke anak, "anak yang baik itu adalah anak yang patuh pada orang tua dan guru di sekolah". Jadi apa yang orang tua katakan dia harus nurut, kalo dia ga nurut maka dia akan menjadi anak yang durhaka. Dan Allah paling murka dengan anak yang durhaka.



Kurang lebih itu yang aku tanamkan pada anakku, moms. Terdengar baik, kan, moms ? Tapi pernyataan ini secara tidak langsung telah menjerumuskan anak pada kondisi dimana dia tidak memiliki keputusan sendiri. Padahal ya, moms. Anak itu memiliki hak untuk tidak patuh kepada orang-orang disekitarnya, apalagi ketika berhadapan dengan kondisi-kondisi tertentu yang bisa membahayakan si anak.

Para mommy di sini pernahkah mengajarkan anaknya untuk berkata tidak ?

Aku 'nyaris' kelupaan nih, Moms. Untungnya ada satu kejadian yang membuat mata aku terbuka, dan kembali teringat betapa pentingnya anak itu bisa berkata tidak.

Ceritanya, hari itu Aira pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Berhubung ayahnya sedang stand by menunggu proses kontrak berikutnya, maka ayahnyalah yang kebagian tugas untuk menjemput Aira.

Karena sibuk melakukan sesuatu, dan juga belum terbiasa dengan tugas antar-jemput anak ini, membuat ayahnya sedikit lalai, sehingga nyaris telat menjemput Aira. Ketika sampai di gerbang sekolah, Aira telah keluar dari kelasnya dan duduk sendiri di halaman sekolah. Ga kebayang deh betapa bingungnya dia saat itu, karena sekolah mulai sepi sementara ayah-bundanya belum datang menjemput.

Biasanya, kalo aku yang jemput, 10 menit sebelum jam sekolah usai, aku udah berada di tempat wali murid menunggu, jadinya dia gak bingung karena begitu keluar kelas bundanya udah berdiri menjemputnya.

Beragam skenario buruk pun sempat berkembang dalam kepalaku ketika mengetahui kejadian ini. Na'udzubillahimindzalik. Jangan sampai Aira dan anak-anak lainnya mengalami hal-hal buruk seperti yang media beritakan saat ini. Aamiin.

Berbekal kejadian itu, aku dan ayahnya pun instrospeksi diri dan berpikir keras untuk mencari cara membekali anak sebagai upaya perlindungan diri mereka. Salah satu yang terlintas dibenakku adalah mengajarkan anak untuk berani berkata tidak.


Ya, moms. Anak-anak harus kita ajarkan untuk berani berkata tidak pada situasi dan kondisi tertentu agar dia terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berikut 10 Kondisi Yang Anak Harus Katakan Tidak versi aku.

1. Diajak pergi oleh orang tidak dikenal


Anak dengan kondisi seperti yang Aira alami diatas itu sangat rentan dimanfaatkan oleh orang-orang yang berniat jahat. Mereka sangat jeli melihat anak yang sedang bingung dan menunggu. Dengan tampang malaikat mereka akan mendekati anak kita, pura-pura kenal lalu mengajaknya pergi, dengan iming-iming menemui ayah dan ibunya. Tegaskan kepada anak untuk berkata tidak dari orang-orang seperti ini. Dan sebisa mungkin anak harus menghindar dari mereka dan pergi ketempat di mana wanita dewasa banyak berada. Kalo di sekolah, dari pada menunggu di halaman sekolah atau parkiran, lebih baik anak menunggu di depan kelasnya, dengan begitu anak masih bisa berada dalam pengawasan gurunya.

2. Diajak pergi oleh kenalan tanpa sepengetahuan ayah-bunda.

Ketika di rumah, anak-anak yang bermain sendiri di halaman cenderung menjadi terget. Anak akan mudah terlena ketika orang yang menghampirinya berwajah ramah dan mengiming-imingi dia dengan uang, makanan dan mainan. Terlebih lagi jika orang yang mendekatinya itu adalah orang yang wajahnya cukup familiar dimatanya.

Para moms disini tentu pernah melihat atau membaca berita tentang penculikan atau pun pelecehan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak terduga bukan ? Ada yang tukang ojek langganan lah, ada yang tetangganya lah, bahkan ada juga guru les atau guru sekolahnya. Apa pun alasannya, kerabat sekali pun tidak pantas membawa pergi anak tanpa izin orang tuanya.

Sebagai orang tua kitalah yang memiliki otoritas mengizinkan anak kita pergi kemana dan dengan siapa. Mari kita didik anak kita untuk berani berkata tidak jika diajak pergi kesuatu tempat tanpa seizin ayah dan ibunya, sekalipun itu adalah orang-orang yang ia kenal. Dan sebisa mungkin jangan pernah biarkan anak bermain di luar rumah sendirian, ya, moms.

3. Dikasih makan dan minum oleh orang yang tidak dikenal


Poin ke tiga ini adalah lanjutan dari poin pertama dan kedua tadi. Biasanya baik itu orang asing atau pun orang yang dikenal, ketika mereka telah memiliki niat untuk berlaku buruk terhadap anak, mereka pasti telah menyiapkan amunisi yang lengkap untuk mendekati anak. Mulai dari segala macam bujuk rayu, hinggan iming-iming berupa barang, uang, makanan dan mainan. Ini sungguh berbahaya lho moms. Anak kita yang lugu pastinya akan sangat mudah terpengaruh jika melihat benda-benda kesukaannya berada di depan mata, sehingga mereka menjadi lengah dan mudah di kendalikan oleh pelaku. Karena itu dengan tegas mari kita ajarkan anak kita untuk berani berkata tidak dan menolak semua pemberian itu.

4. Diminta untuk memijat pria dewasa tanpa didampingi oleh wanita dewasa.

Poin ke empat ini aku tekankan menyikapi banyaknya kejadian pelecehan terhadap anak yang pelakunya adalah orang-orang terdekat. Mulai dari kakak, paman, kakek bahkan ayah kandung pun ada yang tega melakukan tindakan tidak terpuji itu kepada anaknya. Kalo aku bilang mereka ini sungguh lebih hina dari pada binatang.


Dari beberapa kejadian yang aku pernah baca, salah satu modus yang digunakan oleh pelaku adalah dengan berpura-pura minta dipijit, nih, moms. Anak kecil yang lugu, pasti mau melakukan itu dengan senang hati, apa lagi yang memintanya adalah keluarganya sendiri. Tetap waspada ya moms. Pastikan anak-anak kita selalu berada dalam pengawasan kita. Jika memang karena kondisi anak kita harus ditinggal dirumah, maka akan jauh lebih aman jika anak berada di bawah pengawasan wanita dewasa.

Anak harus kita ajarkan agar menolak permintaan mereka ketika ibu atau wanita dewasa lainnya tidak ada bersama mereka.

5. Diajak hangout sepulang sekolah

Ini tujuannya agar anak-anak kita bisa terhindar dari pergaulan yang tidak jelas, ya, moms. Udah cukup kita mendengar berita anak-anak dibawah umur melakukan pesta miras, pesta narkoba bahkan pesta sex. Jangan sampai anak-anak kita yang begitu berharga itu terjerumus ke lembah kesesatan seperti itu.


Dari beberapa kejadian yang aku baca, tindakan amoral anak-anak ini selalu bermula dari hangout atau nongkrong bareng. Namun sayangnya acara kumpul-kumpul mereka yang tanpa disertai aktifitas itu cenderung membawa mereka pada obrolan yang mengunggah rasa keingintahuan mereka akan sesuatu.

Ayo, kita bekali anak kita dengan berbagai kegiatan positif selepas jam sekolah mereka. Jika memang mereka senang berkumpul, ayo sediakan wadah untuk mereka melakukannya. Dengan bermusik misalnya, atau kenalkan mereka pada lingkungan mesjid dengan membentuk kelompok remaja mesjid. Yang pasti jangan biarkan mereka berkumpul tanpa ada aktifitas yang jelas, ya, moms.

6. Disuruh beli rokok atau mencicipi miras


Idiihh.. ini sering banget kejadian di lingkungan tempat tinggalku, lho, moms. Anak-anak usia SD disuruh oleh orang-orang terdekatnya untuk membeli rokok ke warung. Ini kan sama saja dengan mengenalkan rokok pada anak. Untungnya tidak semua toko atau warung mau melayani mereka. Tapi bagi pedagang yang hanya memikirkan untung semata, mereka mana peduli yang beli dagangannya anak kecil atau bukan. Kita sebagai orang tualah yang harus ekstra kerja keras, mengajarkan anak kita untuk menolak jika ada orang yang memintanya untuk membelikan rokok.

7. Diajak menonton video blue

Ketika anak-anak berada di luar rumah, kita orang tua kebanyakan tidak tahu anak kita berkumpul dengan siapa dan melakukan apa. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering kali memanfaatkan kondisi ini lho moms. Ketika melihat ada anak yang masih culun dan lugu, maka mereka akan berusaha agar anak tersebut mengikuti alur pergaulan mereka. Dengan kata lain sama anak-anak yang lugu ini mereka akan bilang, "kalo lu ga gini, lu ga gaya, lu kampungan." Biasanya, anak-anak sangat anti dikatakan kampungan. Makanya mereka mudah terprovokasi untuk turut melakukan apa yang teman-temannya lakukan. Selain rokok, miras dan narkoba, racun berikutnya yang mereka tawarkan adalah video porno. Anak harus memiliki pendirian yang tegas untuk menolak ketika ada temannya yang mengajaknya untuk menyaksikan video tidak senonoh itu.

8. Diajarkan bicara tidak senonoh

Tidak semua orang dewasa yang berada disekitar anak itu aman untuk anak. Tidak sedikit dari mereka justru mengajarkan hal-hal negatif kepada anak. Salah satunya adalah perkataan tidak senonoh. Anak tidak akan mengerti bahwa kata-kata yang diajarkan kepadanya itu adalah kata-kata yang tidak sopan, taunya cuma meniru dan menjalankan suruhan mereka. Nah, disinilah peran kita sebagai orang tuanya, moms. Kita harus ajarkan anak untuk mengenali reaksi dari orang yang dikatainya. Jika orang itu marah maka kata-kata yang ia ucapkan tadi pastinya tidak baik. Dengan begitu, anak tidak akan mau lagi mengucapkan kata-kata tidak senonoh tadi.

9. Disuruh Mengambil Milik Orang Lain Tanpa Izin

"Kan ga ada orangnya, ga ada yang tau kok."
"Udaaah, anggap aja minjam, ntar kembaliin lagi, kalo ingat."

Pernah dengar kata-kata serupa itu ditujukan kepada anak-anak, ga, moms ? Kalo aku pernah, ini pengalaman waktu kecil malah. Ketika pulang sekolah, ada abang-abang kakak kelas yang nyuruh aku ngambil jeruk dibalik pagar sekolah. Aku nolak waktu itu, karena aku tau itu sama dengan nyuri. Dan mereka bilang ya seperti itu tadi, "Kan ga ada orangnya, ga ada yang tau kok."

Anak harus bisa memahami dengan baik, ada atau tidak ada orangnya yang namanya mengambil milik orang lain tanpa izin tetap saja namanya nyuri. Agar kedepannya anak-anak kita tumbuh dengan baik dan tau mana yang haknya, mana yang bukan. Jangan seperti para koruptor itu yang menjadi bias, trus ngerasa uang orang uangnya juga. Moms ga mau kan besar nanti anaknya jadi koruptor ? Hiyyy... amit-amit deh.


10. Diminta untuk berbohong.



Seperti halnya yang aku tuliskan di poin 8 dan 9, maka poin 10 ini juga adalah salah satu hal negatif yang orang dewasa sering lakukan kepada anak. Yaitu diminta untuk berbohong.

"Nanti kalo Bu Mimin datang, bilang ibu lagi ke pasar, ya."
Padahal ibunya lagi tidur di kamar.

"Nanti kalo ayah tanya, jangan bilang kita dari mall ya, bilang aja habis ngambil cucian di loundry."

"Jangan bilang-bilang sama bu guru ya kalo PR kamu kakak yang ngerjain."

Endebre.. endebre...

Banyak sekali kebohongan-kebohongan kecil yang tanpa sadar terkadang kita ajarkan kepada anak. Padahal ini tentu sangat berbahaya bagi tumbuh kembang jiwa anak. Anak yang tumbuh dan besar dalam keluarga yang banyak melakukan kebohongan, maka besarnya dia akan tumbuh menjadi pribadi yang pengecut yang tidak berani mengakui kesalahan dan kelemahannya sendiri. Dia cenderung akan berbohong bahkan melakukan manipulasi data hanya demi dirinya terlihat keren dimata orang lain.

Tentu kita sebagai orang tua tidak ingin anak kita tumbuh menjadi pribadi yang demikian, kan ? Yuk, kita ajarkan anak kita agar senantiasa berkata jujur dan menolak untuk disuruh berbohong.



Okkeh, itu dia mom, 10 kondisi yang harus anak-anak kita katakan tidak. Mungkin moms punya kondisi-kondisi lainnya, boleh tambahkan di kolom komentar ya, moms.

Semoga anak-anak kita senantiasa terlindungi dan dijauhkan dari segala tindakan amoral yang bisa menghancurkan masa depannya. Aamiin.





No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.