Menilik Kepribadian Natasha Gabriella Tontey Lewat Kacamata Teori Fromm - Beberapa waktu yang lalu jagat
maya sempat dihebohkan dengan tagar atau hashtag Makan Mayit yang berseliweran
di twitter. Hashtag makan mayit ini diprakarsai oleh seniman muda asal
Indonesia yaitu Natasha Gabriella Tontey, wanita 27 tahun lulusan Universitas Pelita Harapan jurusan Desain Komunikasi Visual tahun 2011 lalu (seterusnya aku tulis NGT aja, yah,
gais).
Masyarakat kapitalis kontemporer sayangnya berhasil menempatkan manusia sebagai korban dari perkerjaan mereka sendiri. Konflik antara kecendrungan untuk mandiri dengan ketidakberdayaan justru bisa merusak kesehatan mental seseorang.
Jamuan makan mayit ini adalah sebuah
karya yang katanya berlandasan seni. Memang dalam jamuan itu tentu saja
bukanlah mayat sungguhan, ya, gais. Melainkan makanan yang dibentuk menyerupai janin,
potongan-potongan bayi dan hidangan berbentuk tak wajar lainnya. Selain itu makanan
dan minuman yang disajikan pun diolah dengan menggunakan bahan dari ASI.
Sebuah karya yang menurut aku
konyol sekali. Karena karya seperti ini, tidak pantas disebut sebuah seni.
Sejatinya seni itu adalah sesuatu yang lahir dari kreativitas dan imajinasi
seseorang yang bertujuan positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
Bahkan para seniman kelas dunia
sekalipun tidak pernah membuat sebuah karya yang menyiratkan kanibalisme tersebut.
Sebut saja seniman Marina Ambrimovi yang terkenal dengan ide-ide kontroversinya
itu, dan meskipun dirinya pribadi telah melakukan aborsi berkali-kali, tetapi
tidak pernah sekalipun dia membuat sebuah karya yang merendahkan makhluk mungil
tak berdosa seperti bayi.
Aku berpendapat, NGT telah
memperlakukan para bayi itu sama dengan binatang yang pastinya kerap digunakan
sebagai objek dalam banyak karya seni. Tapi itu pun bukan dalam bentuk jamuan
seperti jamuan makan mayit itu. Ada banyak cara menghadirkan karya seni yang
melibatkan makhluk hidup sebagai objek.
Sebagai perempuan, tindakan NGT dengan karya jamuan makan mayit ini jelas-jelas sebuah tindakan yang tidak menghormati kodratnya sendiri. Dia lupa, bahwa di dalam tubuhnya ada rahim yang kelak akan menjadi tempat bagi ‘objek seni’nya itu tumbuh dan berkembang.
Di mana hati nuraninya ketika
menggagas ide itu ? Tidakkah dia memiliki rasa simpati dan empati kepada mereka
para orang tua yang mungkin baru saja kehilangan buah hati ?
Tidakkah ia
memiliki rasa iba kepada mereka para ibu yang berjuang mati-matian karena kesulitan
memberikan ASI ?
Sebagai generasi bertalenta, haruskah mencari popularitas
dengan mengabaikan penderitaan dan kesulitan orang lain ? Sedemikian buntukah
idenya dalam berkarya ?
Menolak Dengan Tegas Penggunaan Tagar Makan Mayit.
Oh ya, jika kamu perhatikan
tulisan ini dari awal, pasti bisa melihat, bahwa tulisan ini tidak dilengkapi
dengan tanda pagar atau hashtag makan mayit sama sekali. Aku memang sengaja
menuliskannya tanpa tanda pagar, karena aku jelas-jelas menolak dengan keras jamuan
makan mayit ini. Jika aku menggunakan hashtag makan mayit, maka karya seni ini
akan semakin menjadi trend, dan secara tidak langsung juga akan menaikkan
popularitas senimannya.
Aku gak mau itu terjadi. Aku ga
mau karya seni yang mengobok-obok perasaan kaum ibu di dunia ini menjadi trend.
Dan aku ga pernah rela, senimannya menuai popularitas dengan karya seperti ini.
Kelak jika NGT memiliki karya lain yang tulus merupakan hasil sebuah
kreatifitas tanpa menyinggung pihak mana pun, maka aku akan mempertimbangkan
untuk menjadi pendukungnya.
Dan tulisan ini aku buat juga
bukan demi sebuah popularitas. Ini adalah sebuah tulisan yang lahir dari hati
terdalam seorang perempuan yang pernah merasakan sulit dan sakitnya proses
melahirkan seorang bayi, seorang perempuan yang pernah merasakan suka dukanya
dalam memberikan ASI.
Jika teman-teman yang membaca tulisan ini merasa
sependapat dengan apa yang aku tuliskan di sini, maka silahkan share artikel
ini kepada semua orang. Agar tulisan ini bisa sampai ke telinga para seniman
muda kita, sehingga kelak mereka akan semakin kreatif dan sensitif dalam berkarya.
Menilik Kepribadian Natasha Gabrilla Tontey Lewat Kacamata Teori Fromm
Dalam bukunya Escape From Freedom
(1941) Fromm menyebutkan bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad,
dan mereka juga makin merasa kesepian. Jadi, kebebasan pun menjadi sebuah
keadaan negatif yang membuat manusia ingin melarikan diri.
Manusia pun berusaha untuk
memecahkan kontradiksi yang ada padanya, dimana sebagai makhluk individu
manusia merupakan bagian sekaligus terpisahkan dari alam ; manusia merupakan
binatang sekaligus manusia.
“Sebagai satu-satunya hewan yang memiliki kesadaran diri, imajinasi dan akal pikiran, manusia adalah ‘suatu keganjilan’ dalam alam semesta” (Fromm, 1955, hal. 23)
Sebagai hewan, manusia terdorong
oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, seks, dan keamanan. Tetapi
manusia tidak akan pernah menyelesaikan dilema mereka sebagai manusia dengan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hewani itu. Karena itu manusia memiliki kebutuhan
lain yang sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, yaitu kebutuhan memahami
dunia. Kebutuhan ini memanfaatkan sifat unik manusia yang terdiri dari Frame of
Orientation, Frame of Devotion, Excitation Stimulation dan Effectiveness.
Kemudian manusia berhubungan
dengan dunia melalui dua cara yaitu dengan mencapai dan menggunakan sesuatu
(asimilasi) dan dengan menghubungkan diri sendiri dengan diri-diri yang lain
(sosialisasi).
Ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Teori Fromm
Lebih lanjut Fromm menyatakan
bahwa kepribadian seseorang tercermin dari orientasi karakternya yaitu cara
yang relatif permanen dari seseorang dalam berhubungan dengan manusia dan
hal-hal lainnya.
Menurut Fromm, orang-orang yang berkepribadian
sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk
sosial di dalam masyarakat
·
Mampu mencintai dan dicintai
·
Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa
memanipulasi kepercayaan itu
·
Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain
tanpa syarat
·
Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan
masyarakat tanpa merusaknya.
·
Memiliki watak sosial yang produktif.
Masyarakat kapitalis kontemporer sayangnya berhasil menempatkan manusia sebagai korban dari perkerjaan mereka sendiri. Konflik antara kecendrungan untuk mandiri dengan ketidakberdayaan justru bisa merusak kesehatan mental seseorang.
Inilah yang terjadi pada NGT.
Ketika hasratnya untuk membuat
sebuah mahakarya terkendala dengan dengan terbatasnya ide, maka lahirkan jamuan
makan mayit ini. Dia berharap karya yang dia anggap ‘orisinil’ dan ‘hanya
satu-satunya di dunia’ itu akan menjadikannya sebagai seorang seniman yang
layak dipercaya dengan kualitas karyanya. Tetapi dia lagi-lagi lupa, Fromm
telah menyebutkan, bahwa ciri-ciri orang dengan kepribadian sehat itu mampu mempercayai
dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu sendiri.
NGT meluncurkan karya terbarunya,
sudah pasti ia ingin dipercaya dengan kualitas karyanya. Karena percaya kepada
NGT orang-orang pun datang dan melihat karyanya itu. Tetapi kemudian
orang-orang pun kecewa. Karya yang NGT agungkan itu dibuat diatas kesedihan
orang lain. Karya itu dibuat tanpa mempertimbangkan rasa solidaritas terhadap
orang lain. Itu adalah sebuah manipulasi atas kepercayaan yang orang lain
berikan.
Mungkin belum masuk dalam taraf
gangguan kepribadian. Tetapi aku melihat, NGT ini memiliki gejala gangguan
kepribadian narsistik (narcissistic
personality disorder)
Gejala, ya, gais.
Ingat, GEJALA!
Seseorang disebut memiliki
gangguang kepribadian narsistik bila memiliki 5 dari 9 ciri-ciri sebagai
berikut :
·
Melebih-lebihkan prestasi dan bakatnya, merasa
dirinya seorang yang hebat.
·
Selalu membutuhkan kekaguman dan pujian dari
orang lain
·
Berfantasi tentang kesuksesan, kecantikan,
kekuasaan dan ketenaran tanpa batas
· Menganggap diri istimewa dan unik sehingga hanya
sudi bergaul dengan orang-orang yang berstatus tinggi atau berhubungan dengan
institusi yang berkelas
· Merasa berhak untuk mendapatkan perlakuan
istimewa atau orang lain harus selalu mengikuti kemauannya
·
Mengeksploitasi orang lain untuk mendapatkan apa
yang ia inginkan
·
Tidak dapat mengenali atau berempati dengan
perasaan dan kebutuhan orang lain
·
Selalu iri dengan kesuksesan dan kepemilikan
orang lain
·
Berperilaku arogan, congkak dan angkuh.
Bagaimana, gais ?
Menurut kamu beneran gejala atau beneran udah gangguan nih ?
Share di comment, ya.
Terimakasih.
Sumber :
www.majalahkesehatan.com/9-tanda-kepribadian-narsistik.html
www.psychologymania.com/2010/05/erich-fromm-teori-psikologi-sosial.html
Bagaimana, gais ?
Menurut kamu beneran gejala atau beneran udah gangguan nih ?
Share di comment, ya.
Terimakasih.
Sumber :
www.majalahkesehatan.com/9-tanda-kepribadian-narsistik.html
www.psychologymania.com/2010/05/erich-fromm-teori-psikologi-sosial.html
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.