Monday, July 30, 2018

Review K-Movie : Blind (2011)


Yorebeun ... annyeong.

Cukup lama aku ga ngereview drama dan movienya Korea, ya. Rencananya sih mau stop gitu, tapi hasrat ngedrama aku masih belum mau dipadamkan euy. Dari pada merasa garing sendiri, akhirnya aku putuskan untuk ngedrama lagi.

Lama tidak menonton k-drama atau pun k-movie, bukan berarti aku ga update dengan drama-drama yang kekinian. Hanya saja drama-drama yang ada sekarang belum ada yang memicu hasratku untuk mereview. Justru sebuah film lawas dari tahun 2011 membuatku kembali ingin menuliskan review ala Meirida.

Review K-Movie : Blind (2011)

Sesuai judulnya nih, yorobeun pasti udah ngeh nih cerita filmnya tentang apa. Yup! Film Blind ini bercerita tentang perjuangan seorang wanita buta dalam bertahan hidup dari serangan penjahat. Pengen tau sinopsis singkatnya, kaaan ?

Araseo ... berikut sinopsis singkatnya, ya.

Min Soo Ah diperankan oleh Kim Ha Neul adalah seorang polisi wanita yang terkenal cukup kompeten di tempatnya bertugas. Suatu hari, dia mendapati adiknya Da Hyoung (diperankan oleh Park Bo Gum) terlibat dalam sebuah pertunjukan seni di tempat terjadinya transaksi narkoba. Khawatir jika adiknya terlibat dalam tindak kriminal, Soo Ah pun memutuskan untuk melakukan penggerebekan sendiri dan menangkap adiknya. Merasa dirinya tidak melakukan kesalahan, si adik ini pun berusaha melarikan diri. Tapi percuma dong, ya. Lha wong kakak yang dia lawan itu bukan noona biasa gituloh. Upayanya melarikan diri pun gagal. Bahkan si noona dengan ‘sadis’nya memborgol tangan adiknya ke pegangan mobil agar tidak bisa kabur lagi.

Sepanjang perjalanan, mereka bertengkar hebat. Sampai-sampai si adik teriak kalo si noona bukan kakak kandungnya. Ga salah sih emang. Sebenarnya mereka memang bukan saudara kandung. Tapi dibesarkan bersama disebuah panti asuhan. Yang awalnya hanya pertengkaran mulut, pertengkaran mereka pun semakin memanas. Puncaknya Da Hyoung berusaha merebut kunci borgol dari pinggang kakaknya. Hal itu membuat Soo Ah kehilangan konsentrasi dalam mengemudi, sehingga terjadilah kecelakaan. Soo Ah terlempar ke jalan dengan badan penuh luka, sementara Da Hyoung terborgol di mobil yang separuh badannya menggantung di bibir jalan layang. Karena berusaha meraih kunci yang terjatuh di lantai, mobil pun akhirnya jatuh dan bertepatan dengan sebuah truck besar lewat. Da Hyoung pun tewas seketika. Sedangkan Soo Ah harus merelakan kedua matanya akibat insiden itu.

Rasa duka dan penyesalan yang sangat dalam atas meninggalnya Da Hyoung, membuat Soo Ah terpuruk dan memutuskan untuk meninggalkan perkerjaannya. Dia hidup menyendiri ditemani seekor anjing penjaga yang bernama Seul Ki. Iiiih ... anjingnya lucu dan menggemaskan banget. Aku jadi pengen punya anjing kayak Seul Ki ini.


Setelah tiga tahun hidup dalam kesendiriannya, akhirnya Soo Ah pun memutuskan untuk bangkit. Ditemani oleh Seul Ki, ia pun pergi menemui atasannya di kepolisian. Sayang, harapannya tidak berjalan lancar. Keinginannya untuk kembali bertugas ditolak dengan alasan Soo Ah telah melakukan tindakan indisipliner yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

I feel you so Soo Ah 😢

Sadar dengan keterbatasan dirinya, Soo Ah pun tidak ngotot untuk bisa kembali bertugas. Meskipun sedih dia kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, dia nyaris gagal menyeberang jalan. Hal itu membuatnya semakin terpukul. Beruntung sebuah panggilan telepon berhasil mengembalikan semangatnya. Ibu asuhnya meminta untuk datang mengunjungi panti.

Keesokan harinya Soo Ah pergi ke panti asuhan. Tapi sendiri, tanpa ditemani Seul Ki. Duh ... kasihan banget liat ekspresinya Seul Ki yang kecewa karena ga diajak pergi. Padahal dia udah bawa-bawa kalung lehernya tuh. Hihihi.

Sesampainya di panti, Soo Ah disambut hangat oleh anak-anak panti lainnya. Setelah berkeliling sejenak, Soo Ah pun menemui ibu asuhnya. Ternyata alasan ibu asuhnya meminta Soo Ah datang adalah untuk memberikan sebuah alat bantu untuk tuna netra. Merasa dirinya diperlakukan sebagai orang cacat, Soo Ah pun baper. Dia menolak alat itu, dan memutuskan pergi dari panti. Padahal hari hujan lebat lho saat itu. Ahhh... eonni berlebihan juga nih. Padahal niat si ibu kan baik.

Setiba di halte, Soo Ah menelepon layanan tuna netra, agar bisa dijemput di halte. Keren juga ya Korea ini. Mereka punya layanan tuna netra gitu, jadi orang-orang tuna netra tetap bisa mobile dengan nyaman. Sayangnya layanan tuna netra saat itu sedang sibuk, dan baru bisa sampai ke halte Soo Ah sekitar 2 jam. Tidak ada pilihan lain, Soo Ah memutuskan untuk menunggu. Padahal malam mulai larut, lho. Satu demi satu orang-orang yang ada bersamanya di halte pergi dengan tumpangan nya masing-masing. Sementara Soo Ah harus tetap menunggu untuk beberapa waktu lagi.

Dalam waktu itu, sebuah kendaraan berhenti di depan Soo Ah. Pengemudinya menanyakan arah tujuan Soo Ah. Soo Ah pun menyebutkan tujuannya karena merasa orang yang bertanya itu adalah supir taxi. Pengemudi mobil itu menyuruh Soo Ah naik. Tanpa firasat apa pun, Soo Ah pun naik ke mobil itu.

Setelah masuk ke dalam mobil, pengemudi itu mengamati Soo Ah lewat kaca spion. Dia pun bertanya (sepertinya untuk memastikan) apakah Soo Ah seorang tuna netra. Soo Ah membenarkan kondisinya. Beberapa saat kemudian, insting Soo Ah pun berkerja. Dia mencium aroma rumah sakit di dalam mobil. Mereka pun bercakap-cakap tentang penumpang-penumpang sebelumnya. Kemudian pengemudi itu pun menawarkan sebotol kopi kepada Soo Ah. Soo Ah menerima kopi itu dengan ragu, tapi pengemudi itu memaksa. Bahkan dia memaksa Soo Ah untuk meminum kopi itu segera dengan dalih membukakan tutup botolnya. Tetapi Soo Ah tetap menolak. Tiba-tiba sebuah benturan terjadi. Ternyata mobil menabrak sesuatu. Karena pernah berkerja sebagai polisi, Soo Ah bisa mengenali bahwa ‘sesuatu’ yang ditabrak oleh mobil itu adalah manusia. Tapi pengemudi itu bersikeras bahwa yang dia tabrak adalah binatang. Soo Ah tidak percaya dan berusaha untuk menghubungi nomor darurat. Tapi teleponnya dibuang oleh pengemudi itu. Merasa ada yang tidak beres, Soo Ah pun berontak. Beruntung tidak jauh dari tempat mereka, sebuah kendaraan lewat. Merasa tindakannya tidak lagi aman, pengemudi itu pun segera melarikan diri meninggalkan Soo Ah yang terduduk di jalan sambil mencari-cari ponselnya.

Oleh pengemudi kendaraan yang lewat itu, Soo Ah pun dibawa ke kantor polisi. Sesampai di kantor polisi Soo Ah melaporkan kejadian yang dia alami. Tetapi polisi tidak percaya. Masa sih orang buta bisa tahu kejadian sedetil itu ? Karena kondisi mata Soo Ah membuatnya tidak bisa dijadikan saksi mata. Ditambah lagi keterangan dari pengemudi yang mengantarkan Soo Ah, juga menyatakan tidak melihat ada orang lain selain Soo Ah di jalan itu.

Soo Ah pun pulang dengan perasaan masygul. Dia semakin terpuruk dengan keterbatasan fisiknya.

Keesokan harinya, tivi-tivi nasional sedang gencar memberitakan tentang penculikan gadis-gadis muda. Soo Ah mendengarkan semua berita itu sambil memandikan Seul Ki. Tiba-tiba terdengar suara ketukan. Ternyata detektif dari kepolisian yang ingin menanyai Soo Ah sebagai saksi mata.

Awalnya Detektif Cho yang ditunjuk untuk kasus itu underestimate banget sama Soo Ah. Wajar sih ya, dia kan ga tau kalo Soo Ah mantan polisi juga. Jadi dia melakukan investigasi dengan setengah hati. Sadar dirinya diperlakukan tidak sebagai mana saksi biasanya, Soo Ah pun komplen. “Seandainya aku tidak buta, apa pertanyaan yang akan engkau ajukan kepadaku ?” tanya Soo Ah dengan mimik kesal.
Detektif Cho pun balas bertanya dengan jutek. “Bagaimana ciri-ciri pelaku, tingginya, tampangnya, bisa kau katakan itu ?” Dengan sigap Soo Ah menggambarkan ciri-ciri pelaku berdasarkan instingnya. Detektif Cho kaget, trus balik bertanya. Kamu beneran buta ? Hahaha. Lucu banget liat ekspresi si detektif. Apa lagi Soo Ah kembali berkata, menyebutkan ciri-ciri detektif yang ada di depannya. Si detektif semakin terperangah. Orang normal aja bisa salah menyebutkan usianya, lha kenapa Soo Ah bisa tahu ? Hihihi ... Ya iyalah, tampang Detektif Cho kan lebih tua dari usianya. Hahaha.

Setelah melihat sendiri ketajaman insting Soo Ah, detektif Cho pun merasa yakin. Tanpa pikir panjang, dia pun mulai mencatat semua keterangan Soo Ah dengan serius. Tapi, karena keterangan Soo Ah saja tidak cukup, pihak kepolisian pun memasang spanduk pencarian saksi mata dengan iming-iming hadiah. Dan hal itu diketahui oleh salah seorang deliveryman bernama Gil Su yang diperankan oleh Yoo Seung Ho. Duaduuu... Bo Gum dan Seung Ho masih unyu banget di film ini, bikin gemes deh ah.

Gil Su pun pergi menemui detektif Cho di kantor polisi. Tapi keterangannya bertolak belakang dengan keterangan Soo Ah. Soo Ah bilang mobil yang dinaikinya adalah taxi mewah. Sedangkan Gil Su bilang mobil itu bukan taxi. Tapi mobil luar negeri. Pas ditanya mereknya, dia ga tau. Detektif Cho pun bingung mau mempercayai keterangan siapa. Tapi Soo Ah yang merasa yakin dengan instingnya, menuduh kesaksian Gil Su palsu karena mengharapkan imbalan hadiah. Mendengar kata-kata Soo Ah, Gil Su tersinggung dan langsung pergi dari kantor polisi.

Merasa tidak mendapatkan perkembangan yang berarti, Soo Ah pun pulang diantar oleh Detektif Cho. Dalam perjalanan mereka berbincang-bincang dan akhirnya sampai pada jenis mobil detektif Cho yang ia naiki. Ternyata ciri-ciri mobil pelaku sama banget dengan mobilnya detektif Cho. Sadar dengan keterangan yang ia katakan sebelumnya salah, mereka pun segera menghubungi Gil Su. Tapi di saat bersamaan Gil Su sedang menelpon temannya. Sementara itu tanpa Gil Su sadari, dia sedang diikuti oleh seseorang yang ternyata si pelaku. Di hari terjadinya perkara, si pelaku ternyata sempat mengenali Gil Su yang melihat dia berlalu dari tempat kejadian. Merasa dirinya terancam pelaku pun ingin melenyapkan Gil Su.

Setelah beberapa saat, akhirnya Gil Su sadar ada seseorang yang sedang mengikutinya. Ia pun segera melarikan diri. Kejar-kejaran pun terjadi antara pelaku dan Gil Su. Sayang, Gil Su masih kalah licik dibandingkan pelaku. Dalam satu kesempatan, pelaku pun berhasil menghantam kepala Gil Su dengan batu. Gil Su pun tumbang berlumuran darah. Untung tidak lama kemudian salah satu warga keluar dan menemukan Gil Su di antara tumpukan sampah. Nyawa Gil Su pun berhasil diselamatkan.

Soo Ah dan Detektif Cho sampai di lingkungan tempat tinggal Gil Su bertepatan dengan saat Gil Su akan dimasukkan ke ambulan. Melihat kondisi Gil Su, Soo Ah teringat dengan Da Hyoung adiknya. Rasa bersalahnya kembali muncul. Merasa bahwa instingnya tidak selalu benar, Soo Ah pun memutuskan untuk mundur dari kasus itu. Detektif Cho kecewa dengan keputusan Soo Ah, tapi dia tidak bisa memaksa Soo Ah untuk terus bersaksi jika dia tidak mau. Dengan berat hati dia pun melepas Soo Ah pergi.

Tidak lama setelah sampai di rumah, Soo Ah menerima panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Ternyata itu adalah pelaku. Dia mengancam Soo Ah agar tidak ikut campur. Atau nyawa Gil Su adalah taruhannya. Sadar bahwa keselamatan Gil Su dalam bahaya, Soo Ah pun kembali ke rumah sakit. Tapi sayang, kehadirannya ditolak oleh Gil Su yang sedang bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit. Soo Ah pun pulang ke rumah dengan perasaan hancur.

Dalam perjalanan pulang, di stasiun kereta api yang sama Gil Su melihat Soo Ah masuk ke dalam salah satu kereta api, dan dia terkejut ketika melihat pelaku juga naik bersama Soo Ah. Gil Su pun sadar Soo Ah dalam bahaya, dia segera menghubungi Soo Ah. Dengan bahasa isyarat, Gil Su menggiring Soo Ah untuk segera turun di pemberhentian berikutnya. Tapi si pelaku kayaknya udah berniat banget untuk menghabisi Soo Ah, dia mengikuti kemana pun Soo Ah melangkah. Tepat pada tempat yang sunyi, dia berhasil mengancam Soo Ah dengan sebilah pisau. Tanpa berdaya Soo Ah terpaksa menuruti si pelaku. Tapi sesaat kemudian Soo Ah balas menyerang pelaku dengan semprotan mata. Sementara pelaku terhuyung tanpa bisa melihat Soo Ah pun lari dengan panduan Gil Su via telepon. Aduuh... adegan kejar-kejaran mereka ini beneran bikin tegang lho. Apalagi Soo Ah sempat terjatuh. Untunglah dia berhasil menemukan kembali panduan jalan bagi tuna netra, sekuat tenaga Soo Ah pun berlari menuju sebuah lift yang diarahkan Gil Su. Soo Ah berhasil sampai ke lift, tapi sayang selang beberapa detik pelaku juga sampai di lift, dan secepat kilat dia melayangkan suntikan ke leher Soo Ah, Soo Ah pun jatuh terduduk. Tapi Seul Ki tidak tinggal diam melihat majikannya dianiaya. Dengan beringas dia menggigit kaki pelaku dan menyeretnya keluar dari lift. Tapi pelaku dengan kejamnya justru balas menyerang Seul Ki dengan pisau. Pintu lift tertutup, Soo Ah pun selamat. Tapi sayang Seul Ki meregang nyawa dengan tubuh penuh luka. Ya ampuuun ... sedih banget pas adegan ini.

Adegan di lift yang super menegangkan.

Soo Ah selamat, tapi Seul Ki tewas mengenaskan. Sadar dengan keselamatan mereka berdua dalam bahaya, Gil SU pun memutuskan untuk terus mendampingi Soo Ah. Sementara itu kepolisian dengan gencar melakukan pencarian identitas pelaku.

Ga rela anjing pintar ini mati di tangan pelaku Hu... hu...hu

Untuk sementara waktu Soo Ah dan Gil Su bersembunyi di panti asuhan. Sedangkan Detektif Cho menyusuri tempat parkir untuk menemukan mobil pelaku. Sayangnya keberuntungan tidak memihak Detektif Cho, dia pun tewas di tangan pelaku ketika detektif Cho sedang menyelidiki mobilnya. Pelaku pun berhasil menguasai ponsel detektif Cho, lalu mengirimkan pesan palsu kepada Gil Su. Gil Su yang menerima pesan dari Detektif Cho tentu saja tanpa firasat apa pun membalas pesan Detektif Cho dengan mengatakan keadaan mereka yang sebenarnya.

Pertarungan sebenarnya pun dimulai. Pelaku berada di atas angin, karena mengetahui keberadaan Soo Ah dan Gil Su. Diam-diam dia pun menyusup ke panti.

Menyaksikan adegan penuh taktik ini bener-bener menguras emosi. Untuk teman-teman yang suka cerita thriller aku saranin untuk menonton film ini. Dijamin tegangnya poooool.

Penasaran sama endingnya, kan ? Tonton aja yaaa, biar lebih seru. Aku udah kasih spoiler banyak kan di awal. Hehehe.

Dalam skala 10, aku kasih angka 8 untuk film ini. Rasa mencekamnya dapat, nilai moralnya banyak dan pastinya kualitas akting mereka tidak perlu diragukan lagi. Satu hal yang aku kurang greget cuma tim kepolisiannya. Tampang kepala detektifnya kurang meyakinkan nih. Hahaha.
Yuk, ah. Yang suka cerita-cerita genre thriller tonton film ini yaaa.

1 comment:

  1. motif dari tersangka menculik para wnit dan mutilasi itu apa y

    ReplyDelete


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.