Yorebeun ... annyeong.
Cukup lama aku ga ngereview drama
dan movienya Korea, ya. Rencananya sih mau stop gitu, tapi hasrat ngedrama aku
masih belum mau dipadamkan euy. Dari pada merasa garing sendiri, akhirnya aku
putuskan untuk ngedrama lagi.
Lama tidak menonton k-drama atau
pun k-movie, bukan berarti aku ga update dengan drama-drama yang kekinian.
Hanya saja drama-drama yang ada sekarang belum ada yang memicu hasratku untuk
mereview. Justru sebuah film lawas dari tahun 2011 membuatku kembali ingin
menuliskan review ala Meirida.
Review K-Movie : Blind
(2011)
Sesuai judulnya nih, yorobeun
pasti udah ngeh nih cerita filmnya tentang apa. Yup! Film Blind ini bercerita
tentang perjuangan seorang wanita buta dalam bertahan hidup dari serangan
penjahat. Pengen tau sinopsis singkatnya, kaaan ?
Araseo ... berikut sinopsis
singkatnya, ya.
Min Soo Ah diperankan oleh Kim Ha
Neul adalah seorang polisi wanita yang terkenal cukup kompeten di tempatnya
bertugas. Suatu hari, dia mendapati adiknya Da Hyoung (diperankan oleh Park Bo
Gum) terlibat dalam sebuah pertunjukan seni di tempat terjadinya transaksi
narkoba. Khawatir jika adiknya terlibat dalam tindak kriminal, Soo Ah pun
memutuskan untuk melakukan penggerebekan sendiri dan menangkap adiknya. Merasa
dirinya tidak melakukan kesalahan, si adik ini pun berusaha melarikan diri.
Tapi percuma dong, ya. Lha wong kakak yang dia lawan itu bukan noona biasa
gituloh. Upayanya melarikan diri pun gagal. Bahkan si noona dengan ‘sadis’nya
memborgol tangan adiknya ke pegangan mobil agar tidak bisa kabur lagi.
Sepanjang perjalanan, mereka
bertengkar hebat. Sampai-sampai si adik teriak kalo si noona bukan kakak
kandungnya. Ga salah sih emang. Sebenarnya mereka memang bukan saudara kandung.
Tapi dibesarkan bersama disebuah panti asuhan. Yang awalnya hanya pertengkaran
mulut, pertengkaran mereka pun semakin memanas. Puncaknya Da Hyoung berusaha
merebut kunci borgol dari pinggang kakaknya. Hal itu membuat Soo Ah kehilangan
konsentrasi dalam mengemudi, sehingga terjadilah kecelakaan. Soo Ah terlempar
ke jalan dengan badan penuh luka, sementara Da Hyoung terborgol di mobil yang
separuh badannya menggantung di bibir jalan layang. Karena berusaha meraih
kunci yang terjatuh di lantai, mobil pun akhirnya jatuh dan bertepatan dengan
sebuah truck besar lewat. Da Hyoung pun tewas seketika. Sedangkan Soo Ah harus
merelakan kedua matanya akibat insiden itu.
Rasa duka dan penyesalan yang
sangat dalam atas meninggalnya Da Hyoung, membuat Soo Ah terpuruk dan
memutuskan untuk meninggalkan perkerjaannya. Dia hidup menyendiri ditemani
seekor anjing penjaga yang bernama Seul Ki. Iiiih ... anjingnya lucu dan
menggemaskan banget. Aku jadi pengen punya anjing kayak Seul Ki ini.
Setelah tiga tahun hidup dalam kesendiriannya, akhirnya Soo Ah pun memutuskan untuk bangkit. Ditemani oleh
Seul Ki, ia pun pergi menemui atasannya di kepolisian. Sayang, harapannya tidak
berjalan lancar. Keinginannya untuk kembali bertugas ditolak dengan alasan Soo
Ah telah melakukan tindakan indisipliner yang menyebabkan hilangnya nyawa orang
lain.
I feel you so Soo Ah 😢 |
Sadar dengan keterbatasan
dirinya, Soo Ah pun tidak ngotot untuk bisa kembali bertugas. Meskipun sedih
dia kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, dia nyaris gagal menyeberang
jalan. Hal itu membuatnya semakin terpukul. Beruntung sebuah panggilan telepon
berhasil mengembalikan semangatnya. Ibu asuhnya meminta untuk datang
mengunjungi panti.
Keesokan harinya Soo Ah pergi ke
panti asuhan. Tapi sendiri, tanpa ditemani Seul Ki. Duh ... kasihan banget liat
ekspresinya Seul Ki yang kecewa karena ga diajak pergi. Padahal dia udah
bawa-bawa kalung lehernya tuh. Hihihi.
Sesampainya di panti, Soo Ah
disambut hangat oleh anak-anak panti lainnya. Setelah berkeliling sejenak, Soo
Ah pun menemui ibu asuhnya. Ternyata alasan ibu asuhnya meminta Soo Ah datang
adalah untuk memberikan sebuah alat bantu untuk tuna netra. Merasa dirinya
diperlakukan sebagai orang cacat, Soo Ah pun baper. Dia menolak alat itu, dan
memutuskan pergi dari panti. Padahal hari hujan lebat lho saat itu. Ahhh...
eonni berlebihan juga nih. Padahal niat si ibu kan baik.
Setiba di halte, Soo Ah menelepon
layanan tuna netra, agar bisa dijemput di halte. Keren juga ya Korea ini.
Mereka punya layanan tuna netra gitu, jadi orang-orang tuna netra tetap bisa
mobile dengan nyaman. Sayangnya layanan tuna netra saat itu sedang sibuk, dan
baru bisa sampai ke halte Soo Ah sekitar 2 jam. Tidak ada pilihan lain, Soo Ah
memutuskan untuk menunggu. Padahal malam mulai larut, lho. Satu demi satu
orang-orang yang ada bersamanya di halte pergi dengan tumpangan nya
masing-masing. Sementara Soo Ah harus tetap menunggu untuk beberapa waktu lagi.
Dalam waktu itu, sebuah kendaraan
berhenti di depan Soo Ah. Pengemudinya menanyakan arah tujuan Soo Ah. Soo Ah
pun menyebutkan tujuannya karena merasa orang yang bertanya itu adalah supir
taxi. Pengemudi mobil itu menyuruh Soo Ah naik. Tanpa firasat apa pun, Soo Ah
pun naik ke mobil itu.
Setelah masuk ke dalam mobil,
pengemudi itu mengamati Soo Ah lewat kaca spion. Dia pun bertanya (sepertinya
untuk memastikan) apakah Soo Ah seorang tuna netra. Soo Ah membenarkan
kondisinya. Beberapa saat kemudian, insting Soo Ah pun berkerja. Dia mencium
aroma rumah sakit di dalam mobil. Mereka pun bercakap-cakap tentang
penumpang-penumpang sebelumnya. Kemudian pengemudi itu pun menawarkan sebotol
kopi kepada Soo Ah. Soo Ah menerima kopi itu dengan ragu, tapi pengemudi itu
memaksa. Bahkan dia memaksa Soo Ah untuk meminum kopi itu segera dengan dalih
membukakan tutup botolnya. Tetapi Soo Ah tetap menolak. Tiba-tiba sebuah
benturan terjadi. Ternyata mobil menabrak sesuatu. Karena pernah berkerja
sebagai polisi, Soo Ah bisa mengenali bahwa ‘sesuatu’ yang ditabrak oleh mobil
itu adalah manusia. Tapi pengemudi itu bersikeras bahwa yang dia tabrak adalah
binatang. Soo Ah tidak percaya dan berusaha untuk menghubungi nomor darurat.
Tapi teleponnya dibuang oleh pengemudi itu. Merasa ada yang tidak beres, Soo Ah
pun berontak. Beruntung tidak jauh dari tempat mereka, sebuah kendaraan lewat.
Merasa tindakannya tidak lagi aman, pengemudi itu pun segera melarikan diri
meninggalkan Soo Ah yang terduduk di jalan sambil mencari-cari ponselnya.
Oleh pengemudi kendaraan yang
lewat itu, Soo Ah pun dibawa ke kantor polisi. Sesampai di kantor polisi Soo Ah
melaporkan kejadian yang dia alami. Tetapi polisi tidak percaya. Masa sih orang
buta bisa tahu kejadian sedetil itu ? Karena kondisi mata Soo Ah membuatnya
tidak bisa dijadikan saksi mata. Ditambah lagi keterangan dari pengemudi yang
mengantarkan Soo Ah, juga menyatakan tidak melihat ada orang lain selain Soo Ah
di jalan itu.
Soo Ah pun pulang dengan perasaan
masygul. Dia semakin terpuruk dengan keterbatasan fisiknya.
Keesokan harinya, tivi-tivi
nasional sedang gencar memberitakan tentang penculikan gadis-gadis muda. Soo Ah
mendengarkan semua berita itu sambil memandikan Seul Ki. Tiba-tiba terdengar
suara ketukan. Ternyata detektif dari kepolisian yang ingin menanyai Soo Ah
sebagai saksi mata.
Awalnya Detektif Cho yang
ditunjuk untuk kasus itu underestimate banget sama Soo Ah. Wajar sih ya, dia
kan ga tau kalo Soo Ah mantan polisi juga. Jadi dia melakukan investigasi
dengan setengah hati. Sadar dirinya diperlakukan tidak sebagai mana saksi
biasanya, Soo Ah pun komplen. “Seandainya aku tidak buta, apa pertanyaan yang akan
engkau ajukan kepadaku ?” tanya Soo Ah dengan mimik kesal.
Detektif Cho pun balas bertanya
dengan jutek. “Bagaimana ciri-ciri pelaku, tingginya, tampangnya, bisa kau
katakan itu ?” Dengan sigap Soo Ah menggambarkan ciri-ciri pelaku berdasarkan
instingnya. Detektif Cho kaget, trus balik bertanya. Kamu beneran buta ?
Hahaha. Lucu banget liat ekspresi si detektif. Apa lagi Soo Ah kembali berkata,
menyebutkan ciri-ciri detektif yang ada di depannya. Si detektif semakin
terperangah. Orang normal aja bisa salah menyebutkan usianya, lha kenapa Soo Ah
bisa tahu ? Hihihi ... Ya iyalah, tampang Detektif Cho kan lebih tua dari
usianya. Hahaha.
Setelah melihat sendiri ketajaman
insting Soo Ah, detektif Cho pun merasa yakin. Tanpa pikir panjang, dia pun
mulai mencatat semua keterangan Soo Ah dengan serius. Tapi, karena keterangan
Soo Ah saja tidak cukup, pihak kepolisian pun memasang spanduk pencarian saksi
mata dengan iming-iming hadiah. Dan hal itu diketahui oleh salah seorang
deliveryman bernama Gil Su yang diperankan oleh Yoo Seung Ho. Duaduuu... Bo Gum
dan Seung Ho masih unyu banget di film ini, bikin gemes deh ah.
Gil Su pun pergi menemui detektif
Cho di kantor polisi. Tapi keterangannya bertolak belakang dengan keterangan
Soo Ah. Soo Ah bilang mobil yang dinaikinya adalah taxi mewah. Sedangkan Gil Su
bilang mobil itu bukan taxi. Tapi mobil luar negeri. Pas ditanya mereknya, dia
ga tau. Detektif Cho pun bingung mau mempercayai keterangan siapa. Tapi Soo Ah
yang merasa yakin dengan instingnya, menuduh kesaksian Gil Su palsu karena
mengharapkan imbalan hadiah. Mendengar kata-kata Soo Ah, Gil Su tersinggung dan
langsung pergi dari kantor polisi.
Merasa tidak mendapatkan
perkembangan yang berarti, Soo Ah pun pulang diantar oleh Detektif Cho. Dalam
perjalanan mereka berbincang-bincang dan akhirnya sampai pada jenis mobil
detektif Cho yang ia naiki. Ternyata ciri-ciri mobil pelaku sama banget dengan
mobilnya detektif Cho. Sadar dengan keterangan yang ia katakan sebelumnya
salah, mereka pun segera menghubungi Gil Su. Tapi di saat bersamaan Gil Su
sedang menelpon temannya. Sementara itu tanpa Gil Su sadari, dia sedang diikuti
oleh seseorang yang ternyata si pelaku. Di hari terjadinya perkara, si pelaku
ternyata sempat mengenali Gil Su yang melihat dia berlalu dari tempat kejadian.
Merasa dirinya terancam pelaku pun ingin melenyapkan Gil Su.
Setelah beberapa saat, akhirnya
Gil Su sadar ada seseorang yang sedang mengikutinya. Ia pun segera melarikan
diri. Kejar-kejaran pun terjadi antara pelaku dan Gil Su. Sayang, Gil Su masih
kalah licik dibandingkan pelaku. Dalam satu kesempatan, pelaku pun berhasil
menghantam kepala Gil Su dengan batu. Gil Su pun tumbang berlumuran darah.
Untung tidak lama kemudian salah satu warga keluar dan menemukan Gil Su di
antara tumpukan sampah. Nyawa Gil Su pun berhasil diselamatkan.
Soo Ah dan Detektif Cho sampai di
lingkungan tempat tinggal Gil Su bertepatan dengan saat Gil Su akan dimasukkan
ke ambulan. Melihat kondisi Gil Su, Soo Ah teringat dengan Da Hyoung adiknya.
Rasa bersalahnya kembali muncul. Merasa bahwa instingnya tidak selalu benar,
Soo Ah pun memutuskan untuk mundur dari kasus itu. Detektif Cho kecewa dengan
keputusan Soo Ah, tapi dia tidak bisa memaksa Soo Ah untuk terus bersaksi jika
dia tidak mau. Dengan berat hati dia pun melepas Soo Ah pergi.
Tidak lama setelah sampai di
rumah, Soo Ah menerima panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Ternyata itu
adalah pelaku. Dia mengancam Soo Ah agar tidak ikut campur. Atau nyawa Gil Su
adalah taruhannya. Sadar bahwa keselamatan Gil Su dalam bahaya, Soo Ah pun
kembali ke rumah sakit. Tapi sayang, kehadirannya ditolak oleh Gil Su yang
sedang bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit. Soo Ah pun pulang ke rumah
dengan perasaan hancur.
Dalam perjalanan pulang, di
stasiun kereta api yang sama Gil Su melihat Soo Ah masuk ke dalam salah satu
kereta api, dan dia terkejut ketika melihat pelaku juga naik bersama Soo Ah.
Gil Su pun sadar Soo Ah dalam bahaya, dia segera menghubungi Soo Ah. Dengan
bahasa isyarat, Gil Su menggiring Soo Ah untuk segera turun di pemberhentian
berikutnya. Tapi si pelaku kayaknya udah berniat banget untuk menghabisi Soo
Ah, dia mengikuti kemana pun Soo Ah melangkah. Tepat pada tempat yang sunyi,
dia berhasil mengancam Soo Ah dengan sebilah pisau. Tanpa berdaya Soo Ah terpaksa
menuruti si pelaku. Tapi sesaat kemudian Soo Ah balas menyerang pelaku dengan
semprotan mata. Sementara pelaku terhuyung tanpa bisa melihat Soo Ah pun lari
dengan panduan Gil Su via telepon. Aduuh... adegan kejar-kejaran mereka ini
beneran bikin tegang lho. Apalagi Soo Ah sempat terjatuh. Untunglah dia
berhasil menemukan kembali panduan jalan bagi tuna netra, sekuat tenaga Soo Ah
pun berlari menuju sebuah lift yang diarahkan Gil Su. Soo Ah berhasil sampai ke
lift, tapi sayang selang beberapa detik pelaku juga sampai di lift, dan secepat
kilat dia melayangkan suntikan ke leher Soo Ah, Soo Ah pun jatuh terduduk. Tapi
Seul Ki tidak tinggal diam melihat majikannya dianiaya. Dengan beringas dia
menggigit kaki pelaku dan menyeretnya keluar dari lift. Tapi pelaku dengan
kejamnya justru balas menyerang Seul Ki dengan pisau. Pintu lift tertutup, Soo
Ah pun selamat. Tapi sayang Seul Ki meregang nyawa dengan tubuh penuh luka. Ya
ampuuun ... sedih banget pas adegan ini.
Adegan di lift yang super menegangkan. |
Soo Ah selamat, tapi Seul Ki
tewas mengenaskan. Sadar dengan keselamatan mereka berdua dalam bahaya, Gil SU
pun memutuskan untuk terus mendampingi Soo Ah. Sementara itu kepolisian dengan
gencar melakukan pencarian identitas pelaku.
Ga rela anjing pintar ini mati di tangan pelaku Hu... hu...hu |
Untuk sementara waktu Soo Ah dan
Gil Su bersembunyi di panti asuhan. Sedangkan Detektif Cho menyusuri tempat
parkir untuk menemukan mobil pelaku. Sayangnya keberuntungan tidak memihak
Detektif Cho, dia pun tewas di tangan pelaku ketika detektif Cho sedang
menyelidiki mobilnya. Pelaku pun berhasil menguasai ponsel detektif Cho, lalu
mengirimkan pesan palsu kepada Gil Su. Gil Su yang menerima pesan dari Detektif
Cho tentu saja tanpa firasat apa pun membalas pesan Detektif Cho dengan
mengatakan keadaan mereka yang sebenarnya.
Pertarungan sebenarnya pun
dimulai. Pelaku berada di atas angin, karena mengetahui keberadaan Soo Ah dan
Gil Su. Diam-diam dia pun menyusup ke panti.
Menyaksikan adegan penuh taktik
ini bener-bener menguras emosi. Untuk teman-teman yang suka cerita thriller aku
saranin untuk menonton film ini. Dijamin tegangnya poooool.
Penasaran sama endingnya, kan ?
Tonton aja yaaa, biar lebih seru. Aku udah kasih spoiler banyak kan di awal.
Hehehe.
Dalam skala 10, aku kasih angka 8
untuk film ini. Rasa mencekamnya dapat, nilai moralnya banyak dan pastinya
kualitas akting mereka tidak perlu diragukan lagi. Satu hal yang aku kurang
greget cuma tim kepolisiannya. Tampang kepala detektifnya kurang meyakinkan
nih. Hahaha.
Yuk, ah. Yang suka cerita-cerita
genre thriller tonton film ini yaaa.
motif dari tersangka menculik para wnit dan mutilasi itu apa y
ReplyDelete