Wednesday, October 7, 2020

Online Gathering Blogger, Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan




Undangan yang Nyaris Terlewatkan



Tanggal 23 September 2020 menjadi hari yang bersejarah dalam hidupku. Sore itu aku baru saja selesai mengerjakan beberapa deadline yang menumpuk. Sambil menyelonjorkan kaki, aku membuka email yang notifikasinya menampilkan angka lebih dari satu.


Dari sekian info spam yang masuk, perhatianku terpaut pada satu email yang masuk tanggal 22 September, dengan subjek "Undangan Online Gathering Hutan Itu Indonesia X BP Network".


Di akhir email terdapat pesan yang menegaskan bahwa undangan itu harus dibalas selambat-lambatnya tanggal 23 September 2020 pukul 20.00 WIB.


Kulirik jam di dinding, ternyata sisa beberapa jam saja menuju deadline. Darahku terkesiap kaget. Ya, Allah. Kok bisa aku ga periksa email kemariiiiin? Hampir saja terlambat, nyariiiis saja undangan berharga ini terlewatkan.


Tanpa membuang waktu lagi, segera aku balas email itu untuk menyatakan kesediaanku mengikuti acara Online Gathering Hutan Itu Indonesia X BP Network.




Drama di Hari H



Hari H yang dinanti pun tiba. Sejak pukul 13.30 aku sudah standby menyalakan laptop. Tapiii, qadarullah, Dek Ziqi rewel bangeeet. Aku tebak dia pasti ngantuk. Lagian emang jadwalnya dia tidur siang sih saat itu. Duduududu... Resiko emak blogger ya kek gini, nih. Di saat yang penting, anak malah bertiiiing ... kah. Hahaha.


Yoweslah, emak ngalah dulu.


Demi bisa mengukuti webinar dengan lancar, segera kubawa Dek Ziqi ke tempat tidurnya. Nina boboin, elus-elus, kasih susu. Harapannya tuh bocah segera tidur gitu, kaaan. Ga taunya, setengah jam berlalu, mata si bocah masih saja terbuka lebar. Wakaka.


Padahal acara sudah dimulai. Sempat gondok aku sama si krucil, nih. Nyaris tak cubit saking keselnya. 😅


Tapi aku ingat lagi sama kodrat dan kewajiban. Apapun agendaku, anak tetap prioritas utama. Yes, emak masih sangat waras.


Alhamdulillah.


Buah dari kesabaran, akhirnya pukul 14.15 Dek Ziqi pun tidur pulas. Dengan berjingkat, aku berjalan menuju laptop yang sudah menyala. 


Wajah lelah setelah berjibaku menidurkan anak 😅



Meski terlambat, akhirnya aku bisa juga mengikuti acara Online Gathering Hutan Itu Indonesia X BP Network dengan tema Melestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan





Online Gathering Hutan Itu Indonesia X BP Network, Webinar Asyik Bertabur Hadiah



Aku melewatkan pembukaan acara yang ternyata setelah aku tonton ulang di youtube meriah banget. Ada kuis bertabur hadiah yang pastinya disambut antusias oleh semua peserta webinar. Sayang banget aku ga bisa ikutaaaan. Huhuhu.


Tapi no problemo, karena informasi yang aku dapat dalam acara ini sungguh tidak ternilai harganya.


Setelah menonton ulang acara pembukaannya aku baru tahu ternyata para blogger yang diundang untuk mengikuti webinar ini adalah para finalis lomba blog dengan tema adopsi hutan yang diselenggarakan oleh Hutan Itu Indonesia dan BP Network dalam rangka Hari Hutan Indonesia 7 Agustus 2020 lalu.


Wow! Daebak!


Aku bener-bener merasa surprise sendiri, karena ga menyangka artikel yang aku tulis dengan judul Jaga Hutan, Jaga Dunia, dengan Adopsi Hutan ini lolos sebagai salah satu finalis. Ada 30 finalis terpilih, dan jujur saja aku merasa bersyukur sekali, karena bisa terpilih dari 200an artikel yang mengikuti lomba. Alhamdulillaah.


Online Gathering Hutan Itu Indonesia X BP Network ini dipandu oleh MC kondang yang udah wara-wiri di layar kaca yaitu Rian Ibram. Familiar kan sama namanya? Kalo masih samar-samar coba deh buka tayangan infotainment. Pasti ketemu dengan dia yang jadi hostnya.





Webinar ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Christian Natalie, Irham Hudaya Yunardi, dan Satya Winnie. Hmm, penasaran ga mereka ini profesinya apa? 



Simak lebih lanjut, ya.


1. Christian Natalie




Pria yang akrab disapa Mas Tian ini merupakan lulusan ITB, yang saat ini menjabat sebagai Progam Manager di Hutan Itu Indonesia.


Dalam sambutannya Mas Tian menekankan banyaknya benefit yang bisa kita peroleh dari aktifitas menjaga hutan. Hutan merupakan sumber kehidupan. Melestarikan hutan sama halnya kita melestarikan kehidupan di muka bumi.


Dengan melestarikan hutan, masyarakat akan terjaga dari ancaman bencana akibat ulah manusia seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Hutan yang terjaga akan menyimpan persediaan air, sehingga aliran sungai pun terjaga.


Mas Tian juga mengharapkan peran aktif blogger untuk mencari informasi tentang kondisi hutan Indonesia. Dengan begitu blogger bisa menjadi perpanjangan tangan untuk memberi tahu kepada khalayak ramai, terutama masyarakat perkotaan yang jauh dari hutan.


Lewat tulisan yang blogger buat, diharapkan bisa mengedukasi masyarakat bahwa jauh dari hutan bukanlah hambatan untuk berperan dalam menjaga hutan.


Hutan Itu Indonesia, sejak tahun 2016 membangun kampanye donasi untuk mendanai operasional para penggerak peduli hutan.


Lewat tulisan kita bisa mengkampanyekan kegiatan-kegiatan positif yang bisa menjadi solusi untuk permasalahan hutan Indonesia. Seperti program adopsi hutan yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja.


Permasalahan hutan di Indonesia itu sudah ada sejak lama, yaitu pembalakan liar, perambahan, dan perburuan liar yang menyebabkan terancamnya kehidupan flora dan fauna yang ada di hutan.


Sebagai salah satu contoh adalah Hutan Leuser di Provinsi Aceh.


Indonesia patut berbangga diri karena berdasarkan faktor fauna, keanekaragaman hayati hutan Indonesia itu nomor 2 di dunia, setelah Amerika yang memiliki hutan Amazon. Tidak hanya itu, hutan Leuser merupakan satu-satunya hutan di dunia yang memiliki 4 mega fauna, yaitu gajah, badak, harimau sumatera, dan orang utan.


Itu sebabnya, adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keanekaragaman hayati ini agar keseimbangan alam berjalan dengan semestinya.



2. Irham Hudaya Yunardi




Alumnus St. Olaf, Minnesota, Amerika Serikat ini merupakan putra asli Aceh yang saat ini menjabat sebagai Campaign and Communication Officer di Forum Konservasi Leuser (FKL).


Beliau menjelaskan tentang peran para ranger dalam menjaga hutan Leuser.


Ranger merupakan pasukan terdepan yang menjaga hutan Leuser dari aktifitas-aktifitas yang mengancam eksistensi flora dan fauna hutan leuser seperti illegal logging, perambahan, dan perburuan satwa.


Para ranger ini direkrut dari unsur masyarakat setempat, baik itu dari masyarakat biasa, mantan pemburu, bahkan mantan anggota GAM.


Dengan bergabungnya mereka sebagai ranger, maka para perkerja penyelamatan hutan menjadi terbantu karena mereka sangat paham dengan kondisi lapangan di hutan Leuser. Hal ini membuat kerja para tim penyelamatan hutan menjadi lebih ringan dan terarah.


Lebih lanjut Irham menjelaskan bahwa di hutan Leuser ada Stasiun Penitian Soraya tempat dilakukannya riset bagi penelitian satwa dan tumbuhan di hutan Leuser. Stasiun riset ini terbuka bagi peneliti satwa dan tumbuhan baik domestik ataupun dari mancanegara. 


Saat ini, para staff di Stasiun Penelitian Soraya telah memasang kamera pemantau di beberapa titik hutan Leuser. Bersama dengan polisi hutan, tindakan ini dilakukan dengan tujuan agar tindakan yang merusak hutan beserta isinya dapat segera diatasi.




3. Satya Winnie




Satya Winnie merupakan travel blogger yang sangat suka berpetualang di hutan. Dia lulusan Trisakti, namun juga aktif sebagai pegiat mapala Universitas Indonesia.


"Tanpa gadget manusia bisa hidup, tapi tanpa hutan manusia akan mati."



Kalimat dari Mbak Satya Winnie itu menancap dalam di hatiku.


Bener banget yang Mbak Satya katakan.


Kita dapat udara bersih dan air jernih dari hutan. Kita harus bersyukur sebagai orang Indonesia karena negeri ini diberkahi hutan yang menjadi paru-paru dunia seperti hutan Leuser.


Mbak Satya Winnie lebih lanjut mengatakan bahwa berkunjung ke hutan tidak bisa disamakan dengan aktifitas mendaki gunung.


Saat mendaki kita lebih fokus untuk secepatnya mencapai puncak. Semakin tinggi yang kita daki, maka semakin besar pula rasa bangga kita.


Saat ke hutan, kita tidak akan menemukan jalanan yang terjal dan tanjakan. Semuanya tampak datar saja, namun keseluruhan indera kita lebih sensitif terhadap semua yang kita temui di hutan. Perhatian kita akan teralihkan ke arah aneka tumbuhan, dan hewan-hewan yang kita temui. Ada tumbuhan yang ukurannya super duper besar, ada pula aneka jamur yang ukurannya tiny sehingga tampak lucu dan menggemaskan.


Dari pengalamannya Mbak Satya Winnie, saat berada di hutan kita harus menjaga tingkah laku kita agar tidak mengganggu hewan-hewan yang ada. Kita dilarang untuk berisik, mengumpat, serta memberi makan satwa liar. Isu-isu tentang hantu sudah pasti ada, itu sebabnya kita dilarang keras untuk bertindak semaunya di hutan.


Aku merasa kesulitan untuk menyembunyikan decak kagumku ketika Mbak Satya Winnie bercerita tentang sebuah desa bernama Ketambe. Jujur saja, kalau bukan karena acara ini aku tidak akan pernah tahu kalau Indonesia memiliki desa yang sangat indah bernama Ketambe.


Ketambe ini berada di Kutacane, Aceh Tenggara. Jaraknya kurang lebih sekitar 7 jam perjalanan dari Bandara Kuala Namu, atau sekitar 13 jam dari Banda Aceh.


Menurut penjelasan Mbak Satya Winnie, penduduk desa Ketambe sangat ramah dan welcome dengan para pengunjung. Beberapa pemuda di Ketambe juga sudah sangat terlatih untuk menjadi pemandu bagi pengunjung yang ingin jalan-jalan ke hutan.


Ingin camping di hutan Ketambe? Bisa banget!


Masyarakat setempat telah menyediakan beberapa pilihan paket untuk pengunjung yang ingin camping di hutan. Tarifnya bervariasi, tergantung berapa lama waktu yang kita perlukan.


Dengan memilih paket yang mereka tawarkan, pengunjung tidak perlu lagi repot memikirkan makan, minum, dan tidur, karena semua sudah difasilitasi oleh penduduk setempat.


Ada satu himbauan dari Mbak Satya Winnie kepada para blogger terutama blogger yang berasal dari Sumatera Utara.


Mbak Satya Winnie menemukan bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang paling banyak kasus pengalihan fungsi hutan menjadi kebun kelapa sawit. Sebagai blogger, kita harus 'berisik' kepada pemerintah provinsi agar menyadari betapa pentingnya hutan di wilayah Sumatera Utara.


"Yang muda harus berkarya, yang muda harus punya suara dan aksi untuk mengembalikan fungsi hutan seperti sedia kala." Pungkas Mbak Satya Winnie menutup sambutannya.



Pengumuman Pemenang Lomba Blog Adopsi Hutan tahun 2020



Seperti yang aku tuliskan di atas, acara Online Gathering ini merupakan acara puncak dari lomba blog dengan tema adopsi hutan yang diselenggarakan oleh Hutan Itu Indonesia dan BP Network.


Maka pada sesi berikutnya adalah pengumuman pemenang lomba blog adopsi hutan tahun 2020.


Wah, ini merupakan moment yang cukup mendebarkan bagi para peserta lomba.


Pemenangnya adalaaaaah .... Jreng ...jreng ...



Juara Pertama, Nabilla DP dengan artikel yang berjudul "Mengadopsi Hutan Bambu, Menjaga Ekosistem tetap Terasuh."



Di blognya www.bundatraveler.com, Mbak Nabilla membahas tentang hutan bambu Lumajang yang sangat berperan dalam menaikkan debit air dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.


Bersama suaminya, Mbak Nabilla sempat melakukan riset, dan menemukan bahwa hutan bambu di Indonesia cukup banyak, hanya saja gerakan adopsi hutan bambu belum gencar dilakukan. Padahal jika dilakukan dengan maksimal, hutan bambu juga bisa memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan.




Juara Kedua, Panji Gusti Akbar dengan artikel berjudul "Andoke dan Jambu Mete: Kisah “Gencatan Senjata” dari Tepian Hutan Lambusango."



Artikel Mas Panji ini unik banget. Mengisahkan tentang hubungan benci dan cinta para petani jambu mete dengan gerombolan monyet di tepian hutan Lambusango.


Di satu sisi, kawanan monyet yang disebut dengan Andoke ini merupakan hama yang memakan jambu para petani. Tapi, saat musim panen tiba para petani justru ingin kawanan monyet ini memakan jambu-jambu mereka.


Aneh, ya?


Ternyata monyet-monyet ini memakan jambu, namun menyisakan bijinya yang justru merupakan bagian yang paling berharga. Biji-biji jambu yang dibuang monyet inilah kemudian dikumpulkan oleh para petani.

Di sini Mas Panji mengajak kita untuk melihat langsung keselarasan hubungan antara manusia dan alam.

Penasaran pengen baca artikelnya? Kunjungi langsung blognya ya, www.crazybirdguy.wordpress.com




Juara ketiga, Fajar Laksana dengan artikel yang berjudul "Seperangkat Cerita yang Menghidupi Hutan."



Artikel Mas Fajar ini lain lagi keunikannya. Sesuai dengan tema blognya www.jawasastra.com, cerita pembuka artikelnya mengangkat kisah Dewi Suretna yang kabur dari istana karena menolak perjodohan dari orangtuanya, kemudian lari ke hutan Lawu.


Sesampainya di hutan, Dewi Suretna mulai dicekam rasa takut, terlebih lagi di hadapannya muncul 3 hewan hutan yaitu kijang, bangau, dan banteng. Namun ketakutan Dewi Suretna kemudian sirna ketika mendapati hewan-hewan itu bisa berbicara.


Kisah pembuka yang menurutku menarik banget, karena Mas Fajar membawa imajinasi kita kepada situasi hutan yang ramah dan indah.


Kemudian dengan perlahan Mas Fajar menyajikan fakta-fakta tentang deforestasi hutan yang membuat kita bergidik ngeri.


Wow!


Memang sangat pantas mereka ini menjadi pemenang lomba blog adopsi hutan tahun 2020. Cerita yang mereka bagikan, informasi yang merek sajikan, benar-benar berhasil membuka mataku betapa indahnya hutan, dan betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kita manusia.


Selamat ya untuk semua pemenang. Kalian keren 👍



Penutup


Program adopsi hutan yang digagas oleh Hutan Itu Indonesia memang selayaknya bersama-sama kita dukung sepenuhnya agar kelestarian hutan kita terjaga.


Tanpa harus bersusah payah mengunjungi hutan, tanpa harus meninggalkan rutinitas kita dalam mencari nafkah, kita tetap bisa berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan hutan.


Hanya dengan memberikan donasi kita melalui program adopsi hutan, kita sudah turut berpartisipasi menjaga hutan Indonesia.


Jika bukan kita, siapa lagi?

Jika bukan sekarang, kapan lagi?


Karena sejatinya hutan itu memang untuk kita, dan untuk anak cucu kita kelak. Semoga hutan kita akan selalu ada hingga akhir zaman.


Mari salurkan donasimu ke Hutan Itu Indonesia. Jangan sungkan, jangan malu. Bahkan hanya dengan 10 ribu rupiah saja, peran kita sangat berarti bagi para penggerak peduli hutan.








27 comments:

  1. Betul banget, Mbak Merry. Setuju sama Mas Tian, kita bisa menjadi corong kelestarian hutan lewat tulisan bermanfaat dan ajakan berdonasi lewat Adopsi Hutan. Gathering-nya keren, banyak ilmu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, Mas. Beruntung sekali rasanya bisa bergabung dalam acara ini.

      Delete
  2. iya bener, webinarnya asyik banget. nggak bikin bosan, meski selama 2 jam. Padahal biasanya kalau ku ikutan webinar baru 10 menit udah ngantuk dan bosan. hihihi
    bersyukur banget ada program adopsi hutan ini ya, jadi siapa saja bisa turut andil menjaga hutan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Acaranya seru dan bergizi banget. Aku juga merasa sangat dimudahkan dengan adanya program adopsi hutan ini.

      Delete
  3. Iya hutan itu napas kita, tak ada hutan manusia mati..sebagai blogger kita bisa bantu kampanye adopsi hutan via blog ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Makanya sedih banget melihat hutan Indonesia semakin hari semakin berkurang luasnya. Semoga dengan adanya program adopsi hutan ini semakin banyak orang yang hatinya terpanggil utk turut berperan aktif melestarikan hutan.

      Delete
  4. Selamat Mbak Merry atas keberhasilannya menjadi finalis di kompetisi ini. Senangnya membaca di berbagai tempat ada pegiat pelestarian hutan di Indonesia seiring perijinanan pengalihan fungsi hutan yang makin bikin miris saja.
    Sumatera Utara termasuk yang banyak dialihkan, pastinya iya. Saya tahun 2007 kebanjiran sampai sepinggang (masuk rumah) karena banyaknya pengalihan hutan jadi perkebunan sawit di sana.
    Semoga program mulia seperti di Leuser dan desa Ketambe juga adopsi hutan makin tergaungkan sehingga lebih banyak yang sadar dan peduli nanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Makasih Mbak Dian. Aamiin. Semoga semakin banyak orang yg terpanggil untuk turut melestarikan hutan.

      Delete
  5. Sebagai anak ranger hutan aku ngerasa related banget sama artikelnya deh mbak yang "Jaga Hutan, Jaga Dunia, dengan Adopsi Hutan"

    Kereeeen…... kereeeeen!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, Mbak Tanti anaknya ranger? Kereeen. Pastinya sudah sering mendapat cerita ttg hutan dari papanya,ya.

      Delete
  6. Dari kemarin saya penasaran siapakah yang menang, ternyata oh ternyata memang keren semua. Saya nggak ikut lomba ini, cuma karena sering baca postingan teman-teman jadi penasaran juga.Trus bertanya-tanya siapa yang menang. Cerita ketiga sungguh menarik dengan pembuka yang unik, saya mau lanjutkan ke blog yang bersangkutan. Thanks infonya ya bak Mer.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, Mbak Damar. Cerita mereka bagus-bagus dan membekas diingatan.

      Delete
  7. Wah ini yang pemenang 1, 2, dan 3 emang bagus ya judulnya. Isinya juga mantap jiwa. Tapi tulisan Mbak Mery juga keren lho. Seneng ya Mbak ikutan webinar penuh gizi gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terimakasih Mbak. Tulisan para pemenang memang luar biasa kerennya.

      Delete
  8. Seruuu banget yaaa ini webinarnya
    Keren juga nih semangat Adopsi Hutan
    Jadi siapapun bisa berkontribusi untuk menjaga kelestarian Hutan Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Siapa saja dan di mana saja berads bisa turut berpartisipasi menjaga hutan.

      Delete
  9. Aku tuh penasaran banget sm konsep adopsi hutan ini
    Pingin ikutan jg krm cm apa daya wkatunya susah bgt...
    Keren sih ini konsepnya krn memperluas jangkauan utk mrk yg ingin ikut melestarikan hutan

    ReplyDelete
  10. Kadang kala, kegelisahan kita dijawab dengan anak melakukan apa yang ingin kita cegah. Apalagi kalau ibunya jengkel. Bahasa jawanya grusa-grusu.
    Alhamdulillah akhirnya tetap bisa ikut online gathering ya Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Setiap kali aku jengkel, si kecil pasti makin rewel. Kalau aku tenang, beri dia pelukan, tangisnya berhenti.

      Delete
  11. Suka banget dengan quote Satya Winnie. Ini juga yang selalu menjadi pikiran saya. Mau semaju apapun teknologi, kalau hutan sudah habis, maka kehidupan juga bisa habis. Ngeri membayangkannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Itu juga yang jadi kekhawatiran kita. Jangan sampai hutan kita musnah. Kita harus segera berperan aktif agar hutan kita terjaga hingga akhir dunia.

      Delete
  12. Wow, para pemenang tulisannya keren-keren ya. Betul banget, kelestarian hutan betul-betul harus dijaga karena dampaknya sangat meluas. Fungsi hutan yang sesungguhnya harus benar-benar diperhatikan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren pake banget, Mbaaak. Aku suka semua tulisan mereka.

      Delete
  13. Aku sudah ikutan gerakan adopsi hutan mbak..
    Senang bisa ikut melestarikan hutan

    ReplyDelete
  14. Pemenang Lomba Blog Adopsi hutan memang keren sekali yaa...
    Risetnya gak main-main. Idenya juga kereeen..
    Semoga semakin banyak masyarakat yang mencintai hutan dengan sepenuh hati.

    ReplyDelete
  15. Ya ampuuuun. aku bbrp kali baca nama Christian Natalie ini. Kupikir perempuan lho mbaaak..hihihi. Di sini aku baru tau kalau beliau kaum maskulin :)

    btw...tempo hari aku nengok perolehan donasi di kitabisa. Jumlahnya sebebrapapun mmg harus disyukuri. Tapi aku mrlihat betapa kebanyakan kita kuranh concern dengan donasi utk antisipasi. Bandingkan dengan donasi untuk bencana banjir misalnya. Orang akan dengan mudah terketuk utk mendonasi. Tapi ya itu pengamatan skilas saja. Nggak pakai riset tentu saja.

    ReplyDelete
  16. waaah saya jd kepo pengsn baca tulisan para pemenang. pasti ciamik. ada yg cerita soal hutan bambu, ada dongeng, ada benci cinta dg monyet... hehe. seru2 deh

    ReplyDelete


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.