TvN kembali menyuguhkan drama yang kualitasnya jempolan. Di
awal-awal produksi drama ini mendapatkan banyak protes dari masyarakat Korea,
karena rentang usia antara tokoh utamanya yang sangat jauh, terpaut 20 tahun
lebih. Dikhawatirkan kisah cinta yang terjadi di antara mereka akan memberikan
dampak negatif bagi remaja-remaja yang menontonnya.
Tetapi, tentu saja semua kekhawatiran itu sangat tidak
terbukti.
Drama My Mister ini menceritakan tentang perjuangan hidup
seorang gadis muda bernama Lee Ji An yang diperankan oleh Si Cantik IU atau Lee
Ji Eun. Kalau di drama-drama sebelumnya IU memerankan karakter yang centil dan
ceria, di drama My Mister kali ini IU memerankan karakter yang dingin. Jangankan
untuk terlihat centil, bahkan senyumnya saja hanya akan terlihat di
episode-episode terakhir.
Meskipun baru berusia 20 tahun, Lee Ji An telah menjalani
fase terkelam dalam hidupnya. Demi membela diri dari siksaan yang dilakukan
rentenir kepada neneknya, Ji An yang kala itu masih duduk di bangku sekolah
menengah harus mengerahkan semua keberaniannya untuk melenyapkan nyawa orang
lain. Semua penderitaannya itu berawal dari prilaku tidak bertanggung jawab
dari ibunya, yang setelah meminjam uang kepada rentenir kemudian kabur tanpa
jejak. Akibatnya, nenek Ji An dan Ji An-lah yang menanggung rongrongan dari
rentenir itu.
Meskipun telah dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan,
tetapi Ji An tetap harus hidup dalam kesengsaraan. Karena anak dari rentenir
yang dibunuhnya, tetap menagih hutang-hutang yang dimiliki oleh ibunya Ji An.
Demi memenuhi tuntutan hidupnya, Ji An harus rela berkerja dibanyak tempat. Dia
juga sudah tidak peduli lagi legal atau tidak dari apa yang ia lakukan. Karena
dalam pikirannya yang ada hanya bagaimana cara mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya agar bisa membayar hutang, membiayai neneknya yang sakit dan
juga membiayai hidupnya sendiri.
Nasib baik sedikit berpihak kepada Ji An, ia diterima
berkerja sebagai karyawan kontrak di sebuah perusahaan besar. Khawatir dengan
masalalunya yang kelam akan diketahui oleh orang lain, di tempat kerja Ji An
bersikap dingin dan tidak tersentuh. Bicara hanya seperlunya, dan menjaga jarak
dari karyawan-karyawan lainnya. Tetapi keinginan Ji An untuk menjalani hidup
‘tak tersentuh’ itu tidak berjalan mulus, karena Park Dong Hoon
memperlakukannya berbeda. Manager yang terkenal pendiam dan baik hati itu
selalu mengajak Ji An berinteraksi.
Merasa kenyamanannya terusik, Ji An tidak segan-segan
memperlihatkan sikap tidak bersahabat kepada managernya itu.
Di sisi lain, kehidupan Park Dong Hoon sendiri tidaklah
senyaman yang dilihat orang lain. Jauh di lubuk hatinya, dia memendam
penderitaan karena karirnya yang tidak berkembang. Ditambah lagi juniornya
semasa kuliah dulu telah menjadi atasannya. Padahal hubungannya dengan junior
itu gak harmonis sama sekali. Jadi secara mental, harga diri Dong Hoon
benar-benar terasa terbanting keras.
Belum lagi problema rumah tangganya yang pelik. Istrinya
memiliki karir yang sangat cemerlang. Sementara di keluarganya sendiri, abang
tertuanya terancam bercerai karena bisnisnya bangkrut, adik bungsunya selalu
gagal jadi sutradara film. Dong Hoon lah satu-satunya anak yang menjadi
kebanggaan oleh ibunya.
Terintimidasi oleh junior yang menjadi atasannya, merasa
terkalahkan oleh karir sang istri, dan di sisi yang lain harus selalu tampak
bahagia dan sempurna di mata ibunya. Belum lagi ocehan-ocehan bawahan yang
sering menganggapnya ‘lembek’. Itulah beban yang dirasakan oleh Dong Hoon.
Suatu hari, Dong Hoon menerima paket tanpa nama dari kurir
ekspres. Ketika dibuka, ternyata isinya adalah uang senilai 50 juta. Melihat
jumlah uang yang sangat besar itu, hati Dong Hoon bergetar hebat. Tetapi dia
berusaha untuk menyembunyikan rasa penasarannya itu. Sayangnya, hal itu
diketahui oleh Ji An yang ternyata diam-diam mengamati dari meja kerjanya.
Malamnya, ketika semua karyawan telah pulang, dibantu oleh
petugas kebersihan gedung, Ji An berhasil menyusup ke kantor dan mencuri uang
suap yang disembunyikan Dong Hoon di lacinya. Keesokan harinya kantor Saman E
& C pun gempar. Karena tim audit internal menerima email dari orang yang
tidak dikenal, yang menyebutkan bahwa Direktur Park Dong Woon menerima suap.
Tim audit internal pun melakukan pemeriksaan kepada Direktur Park Dong Woon,
tetapi hasilnya nihil. Ternyata, si kurir salah alamat. Paket yang seharusnya
untuk Direktur Park Dong Woon malah terkirim kepada Manager Park Dong Hoon.
Wakakaka.
Karena investigasi Direktur Park Dong Woon gagal, tim audit
pun melakukan pemeriksaan CCTV. Dari situlah diketahui, bahwa Manager Park Dong
Hoon yang menerima uang suap itu. Tetapi karena ada kesenjangan info antara
email dan barang bukti, Direktur Park Dong Woon tidak mau tinggal diam. Dia
menuntut untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh, karena dia sadar banget ada
pihak yang ingin menjebaknya. Terlebih lagi Park Dong Hoon adalah anggota tim
yang berada di bawah pengawasannya.
Sementara itu, Ji An berada di kantor rentenir untuk
membayar lunas hutang-hutangnya. Meskipun udah disodorin segepok uang, ternyata
rentenir ini ga mau menerima uang Ji An begitu saja. Emang udah kentara banget
sih, si rentenir ini cuma ingin menyiksa Ji An aja karena dendam atas kematian
ayahnya. Sadar bahwa usahanya untuk melunasi hutang tidak berjalan lancar, Ji
An pun mengambil kembali uang itu, kemudian dibantu oleh petugas kebersihan
gedung ia menyerahkan uang itu kepada pihak audit internal.
Kantor semakin gempar. Beredar kabar manager Park Dong Hoon
membuang uang suap senilai 50 juta ke tempat sampah. Banyak yang memuji
kejujuran Park Dong Hoon. Termasuk Sang Ketua Besar pendiri perusahaan. Padahal
aslinya Park Dong Hoon juga bingung kenapa uang itu sampai ke tempat sampah.
Tapi dia udah merasa bahwa Ji An ada di balik semua kejadian aneh yang
menimpanya itu.
Peristiwa uang suap itu akhirnya merekatkan hubungan Park
Dong Hoon dan Ji An. Sementara Ji An sendiri sebenarnya hanya azaz manfaat aja
mendekati Dong Hoon. Karena sebenarnya Ji An mendekati Dong Hoon dengan tujuan
jahat, karena mendapat bayaran dari CEO yang gak lain adalah juniornya Park
Dong Hoon.
CEO Do Joon Young ini memiliki ambisi pribadi untuk memecat
Dong Hoon, karena diam-diam ia selingkuh dengan istrinya Dong Hoon. Hubungan
terlarang itu ternyata diketahui oleh Ji An dan dimanfaatkannya untuk
mendapatkan uang. Dibantu oleh teman dekatnya yang jago komputer, Ji An
berhasil menanamkan penyadap di ponselnya Dong Hoon. Hasil sadapannya inilah
yang Ji An berikan kepada CEO Do Joon Young.
Karena sehari-hari mendengarkan Dong Hoon lewat ponselnya,
lama-lama Ji An menjadi tahu lebih banyak tentang managernya itu. Bagaimana
beban hidupnya, bagaimana ketulusan hatinya dan semua hal yang orang lain sama
sekali tidak ketahui. Hal ini menumbuhkan rasa simpati di hati Ji An. Untuk
pertama kalinya, ia merasakan ada manusia yang berhati putih seperti Dong Hoon.
Niat jahatnya pun berubah haluan. Ji An yang awalnya ingin
membantu CEO untuk memecat Dong Hoon, justru berbalik membantu Dong Hoon
mendapatkan posisi Direktur. Ji An jugalah yang menghentikan perselingkuhan
yang dilakukan istri Dong Hoon. Ji An mencintai Dong Hoon, karena itu ia tidak
rela Dong Hoon disakiti oleh orang lain.
Drama dengan Kisah
Cinta yang Mendewasakan
Kisah cinta yang ada di drama My Mister ini sungguh sangat
mendewasakan para penontonnya. Di drama ini, cinta Ji An sebenarnya bertepuk
sebelah tangan. Karena Dong Hoon meskipun mengetahui pengkhianatan istrinya,
tetapi tetap memegang teguh kesetiaannya. Dia tidak tergoda dengan cinta yang
secara terang-terangan ditawarkan oleh Ji An. Karena Dong Hoon sadar sepenuhnya
dia adalah seorang ayah dari anaknya.
Pengakuan cinta yang romantis disajikan dengan indah tanpa
harus melewati adegan skinship. Aku sangat terkesan dengan kata-kata sederhana
Ji An ketika mengakui perasaannya terhadap Dong Hoon. “Ahjussi, aku suka
suaramu, kata-katamu, langkah kakimu. Aku suka semuanya.” Kata-kata Ji An ini
terdengar masuk akal karena memang nada bicara Dong Hoon ini memiliki daya
hipnotis yang memberi ketenangan. Drama My Mister ini mengajarkan kita bahwa “love
is not about touch each other, but care each other.”
Banyak scene-scene menyentuh dalam drama ini. Salah satu
yang paling berkesan adalah ketika Dong Hoon mendengar pengakuan dan penyesalan
dari istrinya. Dia yang selama ini tampak tenang dan selalu menguasai emosinya
dengan baik, hari itu betul-betul emosi. Dia melayangkan tinjunya ke pintu
berkali-kali sambil berteriak, “Mengapa harus dia ? Mengapa ? Mengapa harus dia
?” Sementara istrinya masih berlutut di lantai sambil menangis terus meminta
maaf. Dong Hoon pun terduduk di hadapan
istrinya dengan terisak ia balas berkata,” Kamu lakukan itu, kamu tidak
menganggapku, kamu sama saja memintaku untuk mati. Kamu itu ibu dari anak kita,
teganya kamu berbuat seperti itu.”
Pertengkaran dramatis itu terdengar secara ‘live’ oleh Ji An
lewat headsetnya. Ji An sedih, karena turut merasakan kepedihan yang Dong Hoon
rasakan. Lewat penyadapan yang ia
lakukan selama ini Ji An tahu banget kalo Dong Hoon itu seorang suami yang baik
dan perhatian. Karena sadar dengan kesibukan istrinya, setiap pulang kerja
pasti ia menyempatkan diri untuk mencuci pakaian, membersihkan rumah. Saking
pengertiannya, saat istrinya di rumah pun Dong Hoon ini gak berani menyetel
tivi dengan suara keras, karena khawatir mengganggu istrinya yang sedang
berkerja. Bahkan dalam perjalan pulang pun dia selalu menelepon istrinya,
menanyakan kalau-kalau istrinya ingin menitip sesuatu.
Tapi semua perhatian yang Dong Hoon berikan itu tidak
berharga di mata istrinya. Mungkin istrinya berharap perhatian yang romantis
dari Dong Hoon. Padahal kalo untuk aku pribadi nih, Dong Hoon ini udah tipe
suami yang paling ideal kok. Tapi ya gitu deh, beda orang beda harapannya ya,
kan. Tapi dari drama ini kita belajar untuk menghargai sekecil apapun perhatian
yang diberikan oleh orang terdekat untuk
kita. Karena ketahuilah, gais. Sekecil apapun perhatian yang diberikan oleh
orang terdekat itu, yakinlah ada cinta yang sangat tulus di dalamnya.
Drama Bagus Tak Harus
Syuting di Luar Negeri
Tidak sedikit drama-drama Korea bagus yang proses
shootingnya berlokasi di luar negeri. Sebut saja Goblin, DOTS, BBF, Heirs dan
banyak lagi lainnya. Tetapi drama My Mister ini beda. Kalau teman-teman
menonton drama ini, bakal bisa menyaksikan sendiri lokasi drama ini tidak
sampai 10 jari, dan semuanya berlokasi di dalam negeri. Sebutlah kantor, kereta
api, stasiun, rumah, bar dan jalan. See? Ga ada scene dengan background wisata
yang indah-indah untuk membuat penonton terkesima. Ga ada juga kisah fantasi
yang melambungkan daya hayal penonton. Drama ini murni menceritakan tentang
realita kehidupan yang sebenarnya lumrah terjadi dalam keseharian.
Selain itu juga ga ada scene yang memperlihatkan keglamoran
konglomerat dan lebih menonjolkan kesederhanaan. Manager yang pergi-pulang
kantor pake kereta api. Pemilik perusahaan yang menolak untuk dilayani secara
berlebihan. Tapi dengan begitu pun, penonton tetap bisa tahu dan mengerti bahwa
yang kaya itu memang kaya.Di drama ini kita betul-betul diajarkan tentang sikap
rendah hati dan sederhana.
Kekuatan cerita dan akting yang pas dengan karakter. Itulah kekuatan
dari drama ini.
Drama yang
Memanusiakan Manusia
Akhir-akhir ini bukan hal yang baru lagi kalo kita lihat
orang-orang hidup saling cuek tanpa menghargai satu sama lain. Yang bernilai
hanyalah materi, jabatan dan status sosial. Kerja keras dan kejujuran sering
menjadi sesuatu yang diremehkan.
Tetapi lewat seorang Dong Hoon kita belajar bahwa hidup
tanpa topeng itu sangatlah menyenangkan.
Aku paling terkesan dengan scene yang memperlihat
perkembangan kepribadian Ji An dari karakter yang dingin menjadi karakater yang
lebih hangat. Hanya lewat satu kata ‘terimakasih’ yang meluncur dari mulut Ji
An aja aku bener-bener ga bisa menahan haru.
Berbuat baik itu adalah perbuatan yang tidak akan pernah
sia-sia. Sekalipun terlihat sepele, kita tidak akan pernah tau perjalanan hidup
orang lain. Bisa saja karena kebaikan kita yang kecil tadi, bisa merubah
kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
Segala Sesuatu
Tergantung Sudut Pandang Kita
Aku gak bisa melupakan kata-kata yang diucapkan Dong Hoon
kepada Ji An. “Jika kau menganggap itu penting, maka itu akan menjadi penting. Tetapi
jika kau menganggapnya tak penting, maka itu tak berarti apa-apa. Begitu juga
masalalu.”
Dialog ini artinya dalam banget buat aku.
Kadang tanpa disadari, manusia itu suka terjebak pada
masalalu. Padahal masalalu tidak akan menjadi penting jika kita bisa dan mau menganggapnya tak penting. Ini hanya
soal sudut pandang saja, lho. Jika masalalu dijadikan beban, maka masadepan
pasti akan terbebani. Jika masalalu dijadikan pelajaran, maka masadepan akan menemui
sebuah penghargaan. Hidup semestinya berbentuk jalan -yang mungkin berliku-
tetapi kita tetap bergerak maju meninggalkan titik awal. Bukan berbentuk
lingkaran, yang betapapun jauhnya kita melangkah, akan kembali membawa kita
kepada titik awal.
Tak Perlu Malu
Menjadi Diri Sendiri
Hidup terkadang memang tidak berjalan sesuai yang kita
harapkan. Ada kalanya kita bersinar, ada kalanya kita gagal. Tetapi bagaimana
bangkit dari kegagalanlah proses yang paling penting. Tak perlu malu mengakui
kegagalan, tak perlu juga mencari kambing hitam atas kegagalan yang terjadi
dalam hidup kita. Tak perlu malu jadi diri sendiri, tetaplah bergerak,
menghasilkan sesuatu meskipun sedikit tetap jauh lebih baik dari pada diam
tanpa melakukan apapun.
Dari drama ini aku senang dengan perkembangan karakter
saudara-saudaranya Dong Hoon. Mereka adalah orang-orang yang gagal dalam
karirnya. Sempat terpuruk dalam keputus asaan, tetapi sisa-sisa semangat yang
mereka miliki berhasil membuat mereka bangkit dan merintis usaha mandiri. Usaha
mereka mungkin akan dipandang rendah oleh orang lain, tetapi dengan usaha itu
mereka tetap bisa menghasilkan uang. Berapapun yang mereka hasilkan, tetap
membuat mereka lebih berharga daripada saat menganggur.
Drama dengan Perfect
Ending
Biasanya kalau nonton drama Korea, kita selalu bertanya-tanya endinge piye ?
Sad or happy ?
Dont worry be happy, gais. Drama My Mister ini memiliki ending yang perfect. Setelah berpisah beberapa waktu, Ji An dan Dong Hoon bertemu kembali.
Sebagai penonton aku bener-bener bisa melihat rasa syukur dan bangga yang besar dibalik senyuman dan tatapan mata Dong Hoon karena merasa pernah menjadi bagian dalam perubahan hidup Ji An. Dalam hati mereka saling bertanya, dan aku merasa sepertinya pertanyaan itu juga ditujukan kepada kita.
Wadeuw... kalau dijabarin terus value life yang ada dalam
drama ini bisa tembus 3000 kata nih. Hahaha. Biar ga kepanjangan aku akhiri di
sini aja ya, gais.
Finally, I just wanna say, drama ini recommended banget
untuk ditonton. Silahkan tonton, silahkan diresapi. Aku yakin teman-teman semua
bakal merasakan apa yang aku rasa bahwa drama My Mister ini kaya pesan moral. Ada
cinta keluarga, juga simpati dan empati terhadap sesama manusia.
Selamat menonton, yaaa.
Gomawo
ReplyDeleteTerharu banget sama drama ini. Greget sih kenapa donghoon gak ceraiin istrinya padahal udah diselingkuhin gitu, apalagi awal awal istrinya sama sekali ga ngehargain donghoon. Pas ditanyain mau dibawain apa aja sempet marah dan pernah nyuruh donghoon keluar dari kerjaannya biar ga satu kantor sama selingkuhannya😭 aku juga ngerasa donghoon sebenernya udah ga ada perasaan cinta sama istrinya, dia jalanin demi anaknya sama jaga perasaan ibunya. Huhuu. Ngomong ngomong, kenapa donghoon di eps akhir nangis gitu ya? Ga paham alasannya nangis kenapa
ReplyDeleteMenurutku dia menangis karena betapa pun suksesnya dalam karir, tapi fakta rumahtangganya berantakan tetap tidak bisa dia lupakan. Jadi ada bagian dari dirinya yang tetap hancur di atas citranyanya yg sukses.
Deletetelat si replynya tapi keknya karna dia kehilangan rumah tangganya dan jg JA
DeleteMenurutku Dong Hun saat nangis itu udah sepakat cerai sama istrinya, karena abis Antar istrinya ke bandara. istrinya kuliah lagi di Amerika. Nyusul anaknya. Dong Hun nangis karena ga bisa pertahankan rumah tangganya.
DeleteAku suka banget baca reviewnya merida. Sampai tuntas lho. Sukaaaaa
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih, Mbak. Bikin aku semakin semangat, nih.
DeleteReviewnya bagus, well said sis!!. Aku ikut nangis waktu DA sama istrinya yg berlutut minta maaf. Aku ikut rasakan apa yang ada di DA. Semua yg dipendam selama ini demi mempertahankan RT. Ikut nagis juga lihat saudara DA (Gi Hoon dan abangnya) menangis.
ReplyDeleteFilm ini mengharukan, dialog-dialognya penuh makna. Penuh dgn arti persahabatan dan value keluarga. Cuma agak bingung endingnya, apa DA cerai sama istrinya. Dan waktu ketemu JA di final eps, apakah DA sudah cerai? Sepertinya tetap utuh RT, karakter DA demikian...bukan pria abal-abal dan mesum. Dunia srag bayak pria yang punya jabatan tinggi dan berkuasa namun lemah dalam hal wanita....mengambil kesempatan dan untuk tunjukkan kuasa dan uang.
Fil yang bagus untuk ditonton dgn keluarga. Saya menonton dgn istri dan belajar banyak dari film ini tentang etika bekerja, value dalam keluarga, pwrsahabatan antar pertemanan. Two thumbs up.
Suka jg dramany
ReplyDelete.baguuuuusss