Friday, July 27, 2018

Pregnant Story : Berawal dari Kista, Aku Positif Hamil di Usia 37 tahun


Lo..haaaloo... Lama gak menyapa teman-teman di sini, jadi kangen nih. Apa kabar, gais ? Semoga semua dalam keadaaan sehat wal afiat, ya. Aamiin.

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang kehamilan nih, gais. Bagi teman-teman yang sudah membaca artikel sebelum ini pasti udah tahu nih, kalau si empunya blog ini lagi hamidun anak yang kedua. Hehehe.

Kehamilan kali ini terasa istimewa banget bagi aku dan suami. Karena jaraknya yang sangat jauh dari kehamilan yang pertama. Aira aja sekarang udah berusia 8 tahun lebih lho, berarti kurang lebih udah 9 tahun aku ga hamil. Makanya pas tahu hamil lagi itu rasanya amazing banget. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, aku bicara dengan suami. Kalau sampai usia 40 tahun ga positif juga, aku gak mau hamil lagi. Bukannya menolak rejeki dari Allah, hanya saja hamil di usia 40 tahun atau lebih itu resikonya sudah sangat banyak, kan. Tapi, Alhamdulillah sekali. Ternyata Allah masih beri kami kepercayaan untuk menitipkan amanah terbaiknya. Aku positif hami, hanya beberapa hari sebelum usiaku genap 37 tahun.


Sempat Mengidap Kista

Memiliki siklus haid yang tidak teratur membuat aku cenderung susah untuk mengontrol masa subur. Efeknya aku dan suami juga tidak begitu ngotot untuk menambah momongan. Kalau Allah kasih Alhamdulillah, kalau tidak ya Alhamdulillah juga. Intinya kami mensyukuri dengan nikmat yang telah Allah berikan selama ini. 

Tapi rasa pasrah kami sedikit terusik, ketika sadar bahwa aku sudah hampir 3 bulan tidak datang bulan. Khawatir ada masalah dengan kandungan, maka aku dan suami pun melakukan pemeriksaan ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan lewat USG diketahuilah bahwa ada kista yang bersemayam di dalam rahim. Beruntung ukurannya belum besar. Hanya saja posisi kista itu tepat berada di mulut rahim, sehingga menghalangi darah haid yang akan keluar. Kemudian dokter pun memberikan obat untuk menghancurkan kistanya. 

Alhamdulillah, haidku kembali keluar tidak sampai satu bulan setelah makan obat yang diberikan oleh dokter. Haidku pun kembali normal. Meskipun siklusnya tidak teratur, tetapi setiap bulannya ada.

Karena penasaran, aku pun bertanya kepada dokter. Kista itu apa dan apa sih yang menyebabkan kista itu bisa tumbuh di rahim ?

Kista ovarium itu dibagi atas dua jenis utama yaitu Kista Fungsional dan Kista Patologis.

Kista Fungsional ini tergolong umum terjadi dan tidak berbahaya karena bisa hilang dengan sendirinya. Kista ini muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi.

Kista Patologis adalah kista berukuran besar yang mengandung sel-sel abnormal, sehingga cenderung berbahaya. Sebagian kecil dari kasus kista patologis ini, sel abnormalnya bersifat kanker. Kista jenis ini perlu diangkat melalui operasi, agar tidak berkembang menjadi kanker ovarium. 

Ada beberapa gejala kista ovarium yang perlu diwaspadai lho, gais.

·         Pendarahan berlebih saat haid
·         Siklus haid tidak teratur
·         Sulit hamil
·         Rasa nyeri pada tulang panggul saat berhubungan seksual
·         Susah buang air kecil atau pun buang air besar

Wah, memang pas banget nih, gais. Aku mengalami salah satu gejalanya yaitu siklus haid tidak teratur. Jadi buat teman-teman yang siklus haidnya tidak teratur aku sarankan untuk segera lakukan pemeriksaan, ya. 

Dokter juga menambahkan catatan nih, gais. Terutama untuk wanita yang sudah menopause yang ternyata memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ovarium yang berkembang dari kista. Karena itu, penderita kista yang telah menopause sangat dianjurkan untuk menjalani tes darah dan USG secara teratur untuk memastikan kistanya hilang. Jika tidak, kista akan membesar sehingga perlu diangkat melalui proses operasi, karena berpotensi menjadi kanker ovarium.

Duuhh, serem ya. Ayo ajak ibu, tante, wanita-wanita menopause di sekitar kita untuk lakukan pemeriksaan, ya. Agar terhindar dari penyakit yang mematikan ini.


Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Hamil di Usia Lebih dari 35 Tahun.

Hamil di usia yang tidak lagi muda ini ternyata cukup melelahkan lho, gais. Ada banyak resiko yang mungkin terjadi, tetapi bukan mustahil untuk dilewati. Agar kehamilan dan persalinan lancar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hamil di usia di atas 35 tahun.

  • Hamil di atas usia 35 tahun beresiko terjadinya Diabetes Gestasional yang beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan di atas normal, sehingga meningkatkan kemungkinan cedera saat persalinan. Selain itu juga beresiko terjadinya gangguan metabolik bagi bayi di kemudian hari. 
    Agar terhindar dari Diabeter Gestasional ini, selama kehamilan ibu harus mengontrol penggunaan gula dan rutin melakukan aktifitas fisik sehingga kadar gula dalam darah tetap terjaga.

    • Hamil di atas usia 35 tahun meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi. Hal ini cukup berbahaya, karena bisa menyebabkan komplikasi eklamsia atau kejang saat kehamilan. 
    Cara menghindarinya, jaga asupan nutrisi selama kehamilan, banyak minum air putih, jauhi stress dan istirahat yang cukup.

    • Persalinan pada usia di atas 35 tahun juga memiliki banyak resiko, karena banyaknya kemungkinan komplikasi seperti placenta previa, persalinan prematur dan juga resiko keguguran yang tinggi.
    Agar terhindar dari hal-hal tersebut di atas ibu hamil harus lakukan perawatan dan pemeriksaan sebelum kehamilan secara rutin dengan dokter, agar pengawasan terhadap kesehatan ibu dan kesehatan bayi dalam kandungan terus terjaga. Jangan lupa agar menyebutkan gejala apa saja yang dialami atau kondisi yang ibu rasakan pada dokter agar kehamilan terbebas dari stres.

    Penuhi nutrisi selama kehamilan dengan mengkonsumsi hanya makanan yang sehat, yang mengandung asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D, maupun nutrisi lainnya. Lengkapi juga dengan mengonsumsi vitamin kehamilan. Hindari menkonsumsi bahan-bahan kimia dari obat-obatan, alkohol, tembakau maupun jenis obat terlarang selama kehamilan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter tentang suplemen apapun yang hendak dikonsumsi.

    Pastikan untuk tetap aktif  dan rutin menjalankan aktivitas fisik yang dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman. Tetapi dengan catatan jangan sampai kelelahan ya, gais. Terlebih lagi jika diagnosa dokter telah menunjukkan hasil placenta previa, aktivitas fisik yang menyebabkan kontraksi otot perut justru harus dihindari guna meminimalisir terjadinya pendarahan pada jalan lahir.

    Proses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas yang memenuhi standar. Sarana dan prasarana yang baik juga berguna bila terjadi suatu kelainan pada proses persalinan, misalnya jika ibu mengalami perdarahan maka dapat ditanggulangi secara cepat dengan tersedianya tranfusi, sehingga angka mortalitas ibu dan bayi dapat dikurangi
    .
    Waddduh, ngeri juga rasanya membayangkan semua resiko yang mungkin terjadi. Mohon doanya ya teman-teman. Semoga kehamilanku lancar, debay sehat lahir dan batin. Semoga persalinan nanti juga berjalan dengan mudah, ibu dan bayi selamat. Aamiin.

    No comments:

    Post a Comment


    Terimakasih telah berkunjung ^.^
    Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

    Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.