Sebagai ibu
rumah tangga, tentu saja tidak akan pernah lepas dari yang namanya rutinitas.
Jika perkerja kantoran ada libur, cuti dan sejenisnya, maka ibu rumah tangga
adalah salah satu profesi yang tidak mengenal kata libur dan cuti. Bahkan
semakin berwarna tanggal di kalender, makin meningkatlah kesibukan ibu rumah
tangga. Kadang jadi ga suka sama kalender, ya.
*nyari
temen*
Jam kerjanya
pun ibarat ruang angkasa yang tidak bertepi. Dari bangun tidur hingga tidur
lagi selalu saja ada yang dikerjakan. Makanya tidak heran jika banyak ibu rumah
tangga yang stress menghadapi kesehariannya.
Apalagi jika
sudah menyangkut urusan domestik seperti uang belanja. Harga kebutuhan pokok
yang selalu meroket adalah tantangan sehari-hari yang dihadapi ibu rumah
tangga. Para suami mana mau tahu gimana jungkir baliknya ibu rumah tangga dalam
mengatur keuangan. Tahunya disaat jam makan, hidangan tersedia. KZL.
Eh, tapi ...
rumus ini berlakunya untuk masyarakat kelas menengah ke bawah seperti akyu, ya.
Kalau kelas atas sih udah bukan urusan perut lagi yang jadi problema mereka.
Dulu ketika
media sosial belum ada, kegalauan ibu rumah tangga ini tidak pernah terdeteksi
oleh orang banyak. Paling-paling yang tahu cuman tetangga, atau teman curhat di
warung tempat ngutang. Tapi, semenjak media sosial ada, bertebaran deh tuh
curhatan para emak. Seakan mewakili suara hati para ibu rumah tangga yang
selama ini diam-diam hanya bisa teriak dibalik baskom cucian, curhatan itu pun
viral. Bahkan ada yang pakai hashtag #HanyaEmakYangTahuRasanya,
#SuamiHarusBaca, dan #IRTJugaManusia.
Aku pun
berkaca sembari mengajukan pertanyaan dalam hati. Apakah aku juga merasakan hal
yang sama dengan ibu-ibu di luar sana ?
Ternyata
tidak semua yang mereka keluhkan itu aku rasakan. Kalau pusing dalam mengatur
keuangan sih terkadang iya. Sejak resign dari perkerjaan, otomatis aku
mengandalkan penghasilan suami sebagai satu-satunya sumber pendapatan keluarga.
Makanya terkadang keteteran juga mengatur keuangan agar tetap cukup hingga
periode gajian berikutnya. Tapi soal rutinitas yang tidak ada habisnya kok aku
merasa baik-baik saja, ya ?
Karena
penasaran dengan hal ini aku pun coba nongkrong dengan para ibu rumah tangga
lainnya. iseng-iseng coba menggali informasi tentang kegalauan mereka dalam
mengurus rumah tangga.
Nah, dari
sekian banyak ibu rumah tangga yang aku temui, akhirnya aku mendapatkan benang
merah sehingga bisa menarik kesimpulan penyebab ibu rumah tangga ini merasa tidak
bahagia.
Berdasarkan kesimpulan itu juga berikut ini aku rumuskan cara Menjadi Ibu Rumah Tangga Bahagia dalam 5 Langkah.
Berdasarkan kesimpulan itu juga berikut ini aku rumuskan cara Menjadi Ibu Rumah Tangga Bahagia dalam 5 Langkah.
1.
Manajemen
Waktu dan Skala Prioritas
Perkerjaan
kalau dituruti memang tidak akan ada ujung pangkalnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan manajemen waktu yang baik agar semua perkerjaan dapat terlaksana
tanpa perlu merasa dikejar-kejar.
Tips
simpelnya adalah mulailah mengurutkan prioritas perkerjaan dan mencicil
perkerjaan kecil di waktu malam.
Contohnya,
agar proses penyiapan bekal besok pagi berjalan cepat dan lancar, tidak ada
salahnya segala perintilannya disiapkan pada malam hari sebelum tidur. Seperti
menyiapkan bumbu, memotong sayur, dan lain-lain. Keesokan paginya tinggal
eksekusi, deh. Jadinya lebih hemat waktu. Sisa waktu yang dimiliki bisa
dimanfaatkan untuk perkerjaan lainnya seperti mencuci dan membersihkan rumah. Setelah anak
dan suami berangkat, cucian selesai, rumah pun bersih.
Hari masih
pagi tapi perkerjaan sudah kelar semua ? Berarti punya waktu luang menjelang
anak pulang sekolah. Wah, selamat ya, Bu. Anda baru saja mendapatkan ‘harta
karun’. Waktu luang adalah harta karun tak ternilai untuk ibu rumah tangga.
Bisa banget dimanfaatkan untuk melakukan banyak hal. Bisa untuk leyeh-leyeh
sambil nonton tivi, bisa untuk belajar menjahit, atau ngobrol sama teman.
2. Menghindari
sifat perfeksionis
Poin nomor
dua ini adalah salah satu hal yang paling menyiksa para ibu rumah tangga.
Terlalu perfeksionis.
Pengen
terlihat ‘wow’ dimata orang lain, tapi justru membebani diri sendiri. Sehingga
hal yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu singkat, menjadi
berlarut-larut. Akibatnya ibu rumah tangga terjebak pada satu perkerjaan dalam
waktu lama, sedangkan antrian perkerjaan lainnya masih panjang menanti.
Akhirnya stress sendiri karena perkerjaan gak kelar-kelar.
Pakaian
harus disetrika semua, dari celana dalam sampai ke daster digosok semua.
Padahal daster itu dipakai untuk kerja di rumah, ngerjain yang jorok-jorok,
membersihkan toilet, menyapu halaman. Daster itu dipakai ya untuk menyerap
keringat disaat berkerja. Jadi mengapa juga harus disetrika segala ? Waktu
menyetrika yang seharusnya kelar dalam waktu 30 menit, membengkak jadi 3 jam.
Coba seandainya waktu yang 2,5 jam tadi dimanfaatkan untuk menciptakan quality
time bersama anak. Lebih bermanfaat, kan ?
Rumah harus
rapi terus, anak bikin berantakan karena mainan berserakan selalu diomeli
panjang kali lebar. Padahal kecerdasan anak justru terstimulasi lewat aktifitas
bermain yang dia lakukan.
Silahkan
dibaca juga : Stimulasi KecerdasanAnak dengan Mainan dari Barang Bekas
Tidak usah
terlalu perfeksionis ya, Bu. Apalagi kalau menyangkut dunia anak. Tidak apa
mereka membuat rumah berantakan, kan sebagai ibunya kita bisa ajak mereka
kembali merapikannya setelah selesai main. Hitung-hitung sambil ngajarin mereka
untuk bertanggung jawab terhadap apa yag mereka lakukan.
Toh, mereka
bikin berantakan itu juga gak bakalan lama kok. Paling cuma sampai usia 5
tahun. Beneran tidak akan terasa kok, bu. Tidak lama lagi ibu akan merasa rindu
lho dengan tingkah anak yang pecicilan, trus bikin status baper di media
sosial, “time fliest so fast”, “jangan cepat besar ya naak”.
Tips
simpelnya, lakukan perkerjaan sesuai porsinya saja. Jangan berlebihan, tetapi
juga jangan asal-asalan.
Tidak usah
terpaku dengan penilaian orang lain terhadap kita. Karena semaksimal apa pun
usaha kita dalam mewujudkan apa yang orang lain suka, tetap saja akan ada orang
yang berkata tidak suka.
Segala sesuatunya
tidak ada yang akan bisa sempurna, jadi mari stop berusaha untuk jadi yang
sempurna.
3.
Sediakan
waktu untuk diri sendiri.
Karena
terlalu larut dengan rutinitas, ibu rumah tangga banyak yang tidak memiliki
waktu untuk diri sendiri atau me time. Padahal me time ini sangat diperlukan
untuk mengendalikan emosi agar tetap selalu berada pada tempatnya.
Banyak cara
kok sebenarnya untuk menikmati me time ini. Bisa dengan melakukan hobi, manjain
diri ke salon, berkunjung ke rumah teman atau sekedar hangout dengan
teman-teman di luar rumah.
Atau bisa
juga melakukan eksperimen di dapur. Mencoba resep-resep masakan baru, atau
berkreasi mengolah bumbu dapur menjadi homemade
skin care.
Silahkan
dibaca : Lupakan Salon, Ibu RumahTangga Juga Bisa Cantik dengan Bumbu Dapur
Yang pasti, sebelum
Anda menikmati me time, pastikan semua perkerjaan rumah tangga yang urgent
telah diselesaikan. Seperti memasak makanan. Jangan sampai karena sibuk dengan
me time, anak pulang sekolah ga ada makanan yang mau dimakan. Akhirnya masakan
instant jadi pelarian. Atau pengen segera hangout bareng sahabat, tapi cucian
menumpuk ditinggalkan. Kembali ke poin pertama tadi, atur waktu dan perkerjaan
dengan baik.
4.
Pandai-pandai
dalam berteman
Teman adalah
orang lain di luar lingkungan keluarga yang membuat kita bisa merasa nyaman. Biasanya
berkumpul dengan teman-teman yang seide bisa menjadi salah satu obat untuk
menghilangkan pikiran negatif. Makanya saling mengunjungi sesama teman itu
adalah hal yang sangat baik dalam bersosialisasi.
Ketika ada
teman yang berkunjung ke rumah kita, pastilah kita merasa senang sekali. Sebagai
tuan rumah kita akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk tamu. Tapi,
satu hal yang harus kita ingat juga. Teman yang baik mestinya juga tahu kapan
waktu berkunjung yang tepat.
Nah, orang
yang berkunjung tanpa memperhatikan waktu, tentu saja bukan orang yang tepat
untuk dijadikan teman dekat. Ada lho ibu-ibu yang hobinya ngerumpi. Pagi-pagi
udah datang bertamu, trus cerita panjang lebar dari utara sampai selatan.
Sebagai tuan
rumah jangan pernah tenggelam dalam buaian cerita teman seperti ini. Kalau
tidak enak untuk mengusir secara langsung, ladeni dia bercerita tanpa
meninggalkan perkerjaan utama kita. Biarkan saja dia berceloteh tapi kita tetap
lanjut berkerja. Biasanya nih, kalo hasrat bercerita dia lagi tinggi, dia pasti
ngekorin kita kemana saja. Hahaha.
*pengalaman pribadi*
*pengalaman pribadi*
Dan tips
simpelnya jangan pernah terpancing ketika si dia mulai menyebut nama orang
lain. Hati-hati dengan ghibah ya, Buuu. Kalau sinyal-sinyal gosipnya mulai
terbaca, alihkan secepatnya ke topik yang lain. Tentang drama Korea misalnya.
Ceritanya kan bagus-bagus, cocok deh untuk jadi bahan cerita.
Atau sodorin
aja dia biskuit Julie’s Peanut Butter Sandwich. Kalau mulutnya sudah disumpal
dengan kelezatan biskuit Julie’s Peanut Butter Sandwich, bisa dipastikan hasrat
menggosipnya akan berkurang. Karena ntar dia bakal sibuk menikmati biskuit
Julie’s yang tampilannya berwarna emas creamy, dengan selai kacang yang lumer
di mulut. Rasa manisnya yang pas, dan rasa kacangnya juga ga berlebihan. Jadi si
bigos alias biang gosip tadi gak bakalan punya kesempatan untuk menggosip lagi.
Tapi, kalau
dia masih ngotot juga mau menyebut si anu, si una sampai si hantubelau, please
... akhiri saja pembicaraan itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
*enak aja
udah ngembat biskuit Julie’s sampai ke akar-akarnya masih juga ngegibah. Nehi
... nehiiiii*
Oh, ya. Biskuit
Julie’s Peanut Butter Sandwich ini rendah kalori lho, hanya 90 kkal saja per
dua kepingnya, pas banget untuk dijadikan camilan disela-sela kesibukan.
Sebagai muslimah, aku juga gak perlu khawatir dengan kehalalannya, karena telah
mengantongi sertifikat halal dari MUI. Makanya, biskuit yang diproduksi di Malaysia
ini akhirnya menjadi camilan favorit aku dan Aira. Kami berdua kalo udah ketemu
dengan Julie’s Peanut Butter Sandwich ini bisa jadi manusia terakus di jagad
raya. Gimana enggak? Lha, 3 bungkus Julie’s Peanut Butter Sandwich bisa habis
dalam waktu 15 menit. Kadang jadi sangsi juga, tadi yang makan cuman berdua,
atau bertiga ?
*satu lagi
siapaaaa?*
*mendadak
horor*
5.
Cari
aktifitas yang bisa menghasilkan uang tambahan
Eng, ing,
eng ... money alert berbunyi. Ibu rumah tangga sering berkeluh kesah karena
tidak memiliki side job untuk menambah pundi-pundi keuangan keluarga. Kegalauan
mereka akan rutinitas dan keuangan keluarga hanya diatasi dengan cara curhat
atau nonton sinetron di televisi. Solusi ga didapat, yang ada pikiran mumet
karena jalan cerita sinetron tidak berkembang sesuai harapan. “Itu si Ratna
kenapa jadian sama si Dodi, sih ? Dia kan kere.”
*emangnya
Ratna dan Dodi itu siapa?*
Wahai ibu
rumah tangga! Ingin mendapatkan uang 10 juta perhari hanya dengan goyang jempol
di rumah ?
*aku juga maulah*
*aku juga maulah*
Pleaase, ga
usah terpedaya sama seruan usaha yang kayak begituan. Aku tidak percaya ada
hasil maksimal dengan upaya minimal.
Jadi yang
realistis aja ya, Bu.
Banyak cara
untuk menghasilkan uang lewat internet. Anda punya ponsel dan quota internet ?
Sudah bisa digunakan untuk modal utama menghasilkan uang.
Misalnya
jualan online. Jualan online tidak selalu butuh modal besar dan juga gak harus stock
barang, karena sudah ada pilihan untuk menjadi reseller, dropship atau
afiliasi.
Jualan
pulsa. Usaha yang satu ini jauh lebih mudah. Dengan deposit 100.000 saja sudah
bisa transaksi. Untungnya lumayan banget untuk jajan anak. Atau kalau
dikumpulin sebulan, bisa juga lho untuk beli bedak. Kan lumayaaan,dari pada lu
manyun ? Hehe.
Atau seperti
aku aja jadi blogger. Untuk jadi blogger tidak harus punya komputer, lho.
Karena banyak aplikasi yang bisa support blogger untuk menulis di ponsel.
Silahkan
baca juga : Ngeblog Asyik LewatPonsel
Tidak jago
menulis ? Ah, aku juga tidak jago kok, Bu. Bisa dilihat sendiri tulisan-tulisan
di blog ini kebanyakan juga curhat doang. Tapi sedikit-sedikit sudah bisa
menghasilkan uang. Hasilnya lumayan banget, bisalah ditabung buat beli tiket
pesawat biar bisa bareng hubby. Hehehe.
Silahkan
baca juga : Merencanakan 2ndHoneymoon ke Pulau Perawan
Sekarang
banyak banget komunitas-komunitas online yang memberikan ilmu-ilmu penulisan
secara gratis. Intinya, di mana ada kemauan di sana pasti ada jalan.
Oh, iya.
Hampir aja lupa.
Ada lagi
cara yang lebih jitu untuk menambah penghasilan kita-kita para ibu rumah tangga
ini, lho! Yaitu dengan ikutan lomba foto
yang diadakan oleh Julie’s Biscuit. Hadiahnya kece lho, Buibu. Ada
microwave, alat masak dan juga voucher belanja dengan nilai total jutaan
rupiah. Wah, jadi pengen ikutan juga nih. Yok, ayooo. Ada yang mau saingan sama
aku gak nih ? Baca info lengkap lombanya di link berikut ya.
Jangan lupa follow juga media sosialnya.
FB : @JuliesIndonesia
IG : @julies.ind
So, let’s
stop berkeluh kesah. Ibu rumah tangga juga bisa kok happy, menikmati hobi, atau
me time dengan hangout bareng teman-teman asalkan bisa mengatur waktu dengan
baik.
Karena
sejatinya kebahagiaan itu kita yang menentukan kok, Bu. Bukan perlakuan orang
lain yang membuat kita bahagia, tetapi karena hasrat kita yang dipenuhi oleh
orang lain.
Lagi pengen
makan apel, trus suami pulang bawa apel. Apakah suami yang buat kita bahagia ?
Enggak, yang bikin kita bahagia ya karena hasrat untuk makan apelnya terpenuhi.
Coba suami datang tanpa bawa apapun, masih bisa ngerasain rasa bahagia yang
sama nggak ?
Jadi bukan
tumpukan rutinitas yang bikin kita gak nyaman. Tapi hasrat kita sendiri yang
menganggap rutinitas itu sebagai beban. Jika kita pandang semua sebagai amal
ibadah ? Inshaa Allah, semuanya akan terasa indah.
Nah, siap
untuk jadi ibu rumah tangga yang bahagia ?
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.