Rahasia dibalik jacket kontingen Jamnas.
Dari sekian banyak aktifitas outdoor yang aku
ikuti, Jambore Nasional di Cibubur tahun 1996 lalu tidak akan pernah bisa aku
lupakan seumur hidup. Bukan hanya karena pertama kalinya menginjakkan kaki di
ibukota negara. Tetapi ada peristiwa tragis bin memalukan yang terjadi dalam
perjalanan pulang.
Panas mentari mulai bersinar terik ketika aku dan
peserta lainnya tengah bersiap-bersiap untuk menuju bus yang akan mengantarkan
kami kembali pulang ke kampung halaman. Setelah selama 15 hari kami
menghabiskan waktu dalam beragam kegiatan bersama dengan rekan-rekan Pramuka
setanah air. Wajah-wajah antusias penuh semangat tampak menghiasi paras kami
satu persatu. Ya, wajarlah ya. Untuk ukuran anak usia 13-14 tahun terpisah dari
orang tua selama 15 hari tentu bukan perkara yang mudah.
Setelah mengawali hari dengan sarapan, tim pembina
pun memberi instruksi agar kami membentuk barisan menuju kendaraan. Entah
karena terlalu bersemangat untuk pulang, entah karena menu sarapan yang tidak
sesuai dengan lidah, sarapan pagi itu nyaris tidak aku sentuh sama sekali.
Pukul 7 pagi bus pun bergerak meninggalkan bumi
perkemahan dan mulai berjibaku menembus macetnya jalanan ibukota menuju
pelabuhan. Heran ya, itu tahun 96 Jakarta udah macet aja deh. Saking lamanya,
aku pun tertidur diperjalanan. Pas bangun tahu-tahu kami sudah berada di
pelabuhan. Aku bangun dalam kondisi tenggorokan kering kehausan. Langsung deh
aku merogoh kantong persediaan yang berada di depan, dengan harapan menemukan
minuman mineral. Ternyata aku lupa bawa. Astaga, untung teman sebangku bawa
minuman kaleng, alhamdulillah lepaslah dahaga tadi.
Karena sempat pulas selama di bus, sesampainya di
kapal aku pun tidak mengantuk lagi. Ketika teman-teman yang lain memilih untuk
tidur, aku dan Titin teman seregu memilih untuk berjalan-jalan di geladak.
Waaah... menikmati pemandangan laut lepas itu ternyata asyik banget, lho.
Sedang asyik-asyiknya berjalan tiba-tiba aku merasa perutku nyeri. Baru deh
ingat, tadi pagi sarapan cuman sedikit. Mana hari masih pukul 11 siang, berarti
belum waktunya makan siang. Lagian info dari pembina pas berangkat juga udah
jelas, makan siang nanti di Lampung. Untuk mengganjal perut, akhirnya aku pun
beli popmie di kantin kapal. Gilaaaak, harganya hampir 5x lipat dari harga di
darat, gaaais. Ckckck. Karena lapar mau gak mau terpaksa beli deh. Huhuhu. Pelajaran
berharga nih, gais. Next time kalau melakukan perjalanan selalu kantongi
makanan ringan ya.
Singkat cerita, kami pun sampai di darat, dan
pembina menepati janjinya. Bus berhenti di salah satu rumah makan yang ada di
Lampung. Karena gak mau kejadian pagi tadi terulang kembali, di sini aku makan
sepuasnya sampai begah. Setelah istirahat sejenak, bus kami pun kembali
melanjutkan perjalanan. Kami menyempatkan berhenti di salah satu pusat
oleh-oleh di Palembang. Bersama dengan teman-teman aku pun langsung menyerbu
buah duku. Siapa yang gak tergiur sama duku Palembang ya, kan ? Puas makan di
tempat, kami juga beli untuk di bawa pulang.
Selepas makan malam (yang daerahnya aku lupa di
mana) perutku terasa melilit. Aku pun permisi kepada pembina untuk ke toilet.
Setelah jongkok beberapa lama, BAB gak juga keluar. Tapi rasa mulas terasa
semakin melilit. Aku udah lemas menahan sakitnya, untung tidak lama kemudian
buang angin, jadi lumayan reda rasa nyerinya.
Walau nyeri masih terasa, tapi senyum mah teteup yaa 😊 |
Karena kelamaan di toilet, beberapa temanku pun
menyusul. Karena pup gak juga kunjung keluar, aku pun segera menyudahi aksi di
bilik termenung itu dengan kesimpulan hanya masuk angin, kemudian kembali ke
bus.
Bus pun kembali melanjutkan perjalanannya. Tidak
sampai 15 menit bus berjalan, aku merasakan nyeri tak tertahankan lagi di bagian
perut. Disertai rasa mulas seolah-olah isi perut lagi demo minta dikeluarkan
semua. Ditengah perjalanan hutan rimba begitu aku gak mungkinlah minta berhenti
sama supir. Lagian mau pup di mana tengah hutan gelap gulita gitu ? Demi
menjaga harga diri biar ga maku-maluin aku pun tahan rasa nyeri itu dengan
sekuat tenaga. Sampai-sampai keringat sebesar jagung merembes di pori-pori.
Untungnya orang-orang di bus pada tidur semua, jadi mereka ga lihat deh
ekspresi aku nahan pup biar ga brojol. Hahaha
Tapi ya, gais. Betapa pun kuatnya lo nahan rindu,
gue yakin seyakin-yakinnya lo ga bakal sanggup menahan pup. Apalagi pup-nya
jenis diare gini. Bahkan Dilan sekalipun aku yakin dia juga gak bakalan
sanggup. Hehehe.
Dan ... waktu pertunjukan pun dimulai. Bagai
rentetan amunisi yang lepas dari senapan jenis AK47, pup-ku meluncur dengan ganasnya.
Bangku yang kududuki terasa panas. Mau cari handuk, semuanya ada di bagasi.
Satu-satunya benda yang bisa diharapkan hanya jacket kontingen. Ya udah, dia
pun akhirnya dengan berat hati aku gunakan untuk menutupi pinggang ke bawah.
*Terjawab sudah rahasia dibalik jacket kontingen yang tak lepas dari pinggang. Sempat ditegur oleh kakak pembina saat itu, karena jacket kontingen kok gak dipakai, malah dililitkan di pinggang.* Hahaha.
*Haiii, kawan-kawan Jamnas 96, tabir rahasia sudah terbuka ya.*
Dengan terpaksa jacket dikenakan, lalu duduk di pojokan 😁 |
Dengan perasaan deg-degan aku menghabiskan waktu
perjalanan yang mendadak terasa bagaikan waktu berhenti berdetak. Duh, gimana
kalo aroma pup ini kecium sama orang-orang ? Ampuuuun. Ga bisa diungkapin
dengan kata-kata deh gimana rasanya saat itu. Belum lagi rasa mulas yang masih
datang dan pergi sesuka hatinya. Rasa was-wasku semakin berlipat-lipat. Bagaimana
kalau pup susulan ada lagiiii ? Hiks... hiks... mau nangis rasanya saat itu.
Untunglah bus berhenti lagi untuk ke sekian kalinya
(yang lagi-lagi entah di mana). Pembina bilang sekarang kesempatan bagi kami
bagi yang ingin ke toilet. Rasanya aku ingin berlari keluar secepat mungkin,
tapi was-was kalau-kalau orang bakal memperhatikan bokongku yang basah. Akhirnya
setelah seisi bus keluar, aku pun pelan-pelan berdiri dari tempat duduk. Sedikit
rasa syukur menyeruak karena ternyata apa yang aku khawatirkan jumlahnya tidak
terlalu banyak. Setelah membersihkan bangku bus dengan tisu, dan menyiramkan
cologne, aku pun mengendap keluar menuju
toilet. Bersyukur banget sama Allah karena tas tentenganku ada peralatan mandi
dan juga cologne.
Sesampai di toilet, aku buka semua bawahan sampai
ke celana dalam, trus aku cuci dengan sabun mandi. Dan tidak lupa bilasan
terakhir aku tuangkan cologne. Lumayanlah bisa menghilangkan bau yang pasti
sangat tidak enak itu. Dan sampai pulang ke rumah aku mengenakan celana dalam
dan celana panjang basah bekas pup diare. Oh my God, malunya gak terkatakan.
Sampai hari ini aku masih heran sih, apa iya
teman-teman di bus gak mencium aroma ‘petir’ itu sama sekali ?
Mungkin karena ngantuk berat mereka gak bisa
mencium apa pun, ya. Apapun alasannya yang jelas aku sangat bersyukur kepada
Allah karena telah menutupi aibku. Terimakasih ya Allah.
Aaahh ... seandainya saja aku siap sedia obat
antidiare dalam tas. Hiks...hiks...
Nah, teman-teman gak mau kan mengalami kejadian memalukan seperti yang aku alami itu ? Agar
terhindar dari kejadian memalukan karena diare ini, yuk cari tahu lebih banyak
tentang diare ini.
Diare dan
Faktor-faktor Penyebabnya
Sebelum berbicara tentang penyebabnya, terlebih
dahulu kita cari tahu nih, sebenarnya diare itu apa sih.
Diare merupakan keadaan saat tubuh seseorang mengalami
perubahan kondisi di mana tinja yang dikeluarkan menjadi encer dengan frekuensi
BAB yang lebih sering dibandingkan biasanya. Hal ini disebabkan usus yang
mengalami infeksi.
Infeksi usus ini terjadi karena disadari tanpa
tidak kita telah mengkonsumsi makanan dan minuman yang kotor dan
terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus ini adalah bakteri,
parasit atau virus seperti norovirus dan rotavirus.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Efek
samping obat-obatan tertentu
2. Faktor
spikologis, seperti gelisah.
3. Konsumsi
minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan.
Ada 4 macam diare yang perlu kita ketahui :
- Diare Sekretorik
Diare ini terjadi saat usus kecil dan usus besar mengeluarkan senyawa garam dan air ke dalam feses.
-. Sindroma Malabsorbsi
Merupakan gangguan penyerapan sari-sari makanan di dalam usus halus sehingga menyebabkan penderita tidak bisa mencerna makanan dengan normal.
-. Diare Eksudatif
Merupakan diare yang terjadi karena peradangan pada usus besar yang memicu pelepasan protein, darah, lendir dan cairan lainnya ke dalam feses sehingga feses pun menjadi encer.
-. Diare karena perubahan bagian usus
Feses yang normal memiliki kandungan air 60-90%. Untuk mencapai jumlah ini dibutuhkan beberapa waktu bagi feses untu tetap berada di dalam usus besar. Jika terlalu cepat, maka feses pun menjadi encer, terlalu lama menyebabkan feses menjadi keras.
-. Diare Osmotik
Diare yang disebabkan oleh bahan-bahan osmotik yang tidak terangkut oleh darah dan tertinggal di dalam usus. Bahan-bahan osmotik ini meliputi heksitol, sorbitol dan manitol.
Ada 4 macam diare yang perlu kita ketahui :
- Diare Sekretorik
Diare ini terjadi saat usus kecil dan usus besar mengeluarkan senyawa garam dan air ke dalam feses.
-. Sindroma Malabsorbsi
Merupakan gangguan penyerapan sari-sari makanan di dalam usus halus sehingga menyebabkan penderita tidak bisa mencerna makanan dengan normal.
-. Diare Eksudatif
Merupakan diare yang terjadi karena peradangan pada usus besar yang memicu pelepasan protein, darah, lendir dan cairan lainnya ke dalam feses sehingga feses pun menjadi encer.
-. Diare karena perubahan bagian usus
Feses yang normal memiliki kandungan air 60-90%. Untuk mencapai jumlah ini dibutuhkan beberapa waktu bagi feses untu tetap berada di dalam usus besar. Jika terlalu cepat, maka feses pun menjadi encer, terlalu lama menyebabkan feses menjadi keras.
-. Diare Osmotik
Diare yang disebabkan oleh bahan-bahan osmotik yang tidak terangkut oleh darah dan tertinggal di dalam usus. Bahan-bahan osmotik ini meliputi heksitol, sorbitol dan manitol.
Atasi Diare
dengan Tepat dan Benar
Jika tidak ditangani secepatnya diare ini bisa berujung
kepada dehidrasi, konsekuensinya sangat fatal karena berpotensi merenggut nyawa
penderita. Apalagi jika si penderita diare adalah anak-anak. Ini terjadi karena
anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang jauh lebih rendah dalam menghadapi
dehidrasi ini. Makanya sangat dianjurkan untuk meminum banyak cairan selama
diare masih berlangsung.
Obat antidiare jelas sangat dibutuhkan terutama
untuk orang-orang yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin berpergian
jarak jauh. Selain itu jangan lupa untuk minum air putih yang banyak agar terhindar dari dehidrasi. Larutan garam dan sedikit gula juga bisa digunakan untuk menggantikan oralit.
Nah,
gais ? Gak mau dipermalukan diare seperti aku ini, kan ?
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.