Saturday, June 17, 2017

3 Mainan DIY Projects Untuk Mengalihkan Perhatian Anak Dari Mainan Yang Berpotensi Bahaya


Yuuhuuu. Kali ini aku mau cerita keseruan ramadan di keluarga kami. Tahun ini bener-bener sangat istimewa, nih, dibandingkan dengan ramadan tahun-tahun sebelumnya. Karena, untuk pertama kalinya Abi bersaudara ngumpul dengan formasi lengkap. Yeay !

Dan ramadan kali ini juga semakin istimewa bagi Aira, bukan hanya karena ini adalah ramadannya yang ke dua berpuasa penuh, tetapi karena semua saudara sepupunya juga berkumpul bersama. Hmm ... jadi bisa dibayangkanlah bagaimana tumpah ruahnya anak-anak di rumah kami saat ini. Dari yang baru brojol, batita, sampe si kakak tertua yang udah 9 tahun. Komplit, dah. Semua ruangan full oleh mereka dan mainannya. Hahaha.

*lap keringaaaat*

E ... tapi, ya. Berhadapan dengan anak-anak yang sedemikian rupa itu ternyata warbiasa, yak. Permintaan mereka banyak, dan si tante cantik nan seksi ini adalah sasaran terempuk bagi mereka untuk dijadikan sasaran permintaan yang aneh-aneh. Dari yang minta dibuatin mainan, sampe minta dianterin pergi main mandi bola. Untunglah tante ini punya waktu luang yang cukup, sehingga sampe hari ke 20 puasa masih setrong buat menuhin semua permintaan mereka.

*idih, sok punya waktu luang, bilang aja ga da kerjaan karena urusan dapur udah di pegang sama senior semua. Hihihi*

Eh ... ini beneran sesuatu banget, kan, yah. Kapan lagi coba akika bisa bebas dari periuk-kuali dan segala rupa itu kalo bukan di saat-saat ini ? Tssaah. *kibas kerudung*




Bicara soal mainan, sekarang kan lagi trennya mainan fidget finger, tuh. Dari sekian banyak anak-anak yang ngumpul itu, ternyata si kakak yang 9 tahun udah melek tuh sama mainan yang katanya lagi kekinian ini. Jadi, sore kemarin dia merengek-rengek sama ayah bundanya minta di belikan mainan fidget finger. Entah karena tidak paham mainan fidget finger itu apa, entah karena pusing mendengar rengekan anaknya, yang pasti abang ipar tanpa pikir panjang meminta aku untuk menemani anaknya mencari mainan itu.


Padahal, aku sendiri tidak merekomendasikan mainan ini untuk Aira. Karena dari berita yang aku tonton, sudah ada beberapa kecelakaan terjadi akibat mainan ini. 

Berawal dari permintaan si kakak tadi, akhirnya terjadilah diskusi seputar mainan yang aman dan nyaman untuk anak.

Kami semua sepakat bahwa dunia anak-anak adalah bermain. Lewat bermain anak-anak mendapatkan stimulasi untuk kecerdasan majemuknya. 

Perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya, membuat para produsen mainan anak-anak berlomba-lomba menciptakan mainan untuk memenuhi permintaan pasar. Sayangnya, tidak semua mainan yang dijual itu baik dan aman untuk dimainkan oleh anak. Dan itulah tugas kita sebagai orang tua yang memfilter mainan apa yang cocok untuk diberikan kepada anak.

Untuk urusan mainan anak-anak ini, aku sendiri adalah tipikal orang tua yang cukup terbuka. Meski lebih nyaman dengan mainan-mainan yang aku buat sendiri, tetapi aku tidak anti dengan mainan-mainan yang dijual di pasaran.

Ada beberapa pertimbangan yang aku lakukan sebelum membelikan mainan untuk anak.
1.       Cocok atau tidak dengan usia anak
Sebelum membelikan anak mainan yang ia minta, terlebih dahulu aku cari informasi tentang mainan itu. Sudah pantas atau belum si anak untuk memainkannya. Jika mainan itu belum cocok untuk anak seusianya, ya, aku pasti tidak akan belikan.

2.       Keamanannya
Seheboh dan sekeren apa pun mainan yang beredar saat ini, tetapi jika berpotensi membahayakan keselamatan anak, maka aku tidak akan pernah membelikannya untuk anak. Dari pada harus menyaksikan anak-anak terluka oleh mainannya, aku memilih untuk memberikan penjelasan dan pengertian tentang resiko dari mainan itu kepada anak. Awalnya memang sulit, karena anak pasti sulit untuk menahan dirinya dari keinginan untuk memiliki mainan itu, apalagi jika teman-teman sepermainannya banyak yang memainkan barang yang sama. Tetapi dengan terus memberikan penjelasan tentang bahayanya, alhamdulillah anak-anak pun mengerti.

3.       Fungsi edukasinya
Sebuah mainan, secara kasat mata memang hanyalah sebuah benda yang dijadikan alat untuk bermain oleh anak. Tetapi sebenarnya mainan-mainan itu juga sebagai sarana untuk memberi stimulasi pada kecerdasannya. Nah, jika di hadapanku terdapat pilihan mainan yang harganya mahal tetapi memiliki fungsi edukasi, dan mainan murah tetapi ga ada manfaat edukasinya maka aku tidak akan keberatan untuk membeli yang lebih mahal. Yang pasti harganya masih terjangkau, dan tidak mengganggu pos-pos biaya rumah tangga lainnya.

4.       Harganya
Pada poin No. 3 aku sudah singgung tentang harga mainan. Aku adalah penganut paham bahwa mainan itu gak boleh yang mahal-mahal. Selain mubazir, mainan mahal juga bisa mengancam keselamatan isi dompet. Hahahaha ...

5.       Kemungkinan untuk dibuat sendiri
Ketika berhadapan dengan mainan yang dijual di pasaran, sebelum membeli aku pasti selidiki dulu, kira-kira bisa gak ya dibuat sendiri di rumah ? Kalo rasa-rasanya aku bisa buat yang kurang lebih sama, ya, kenapa harus beli, sih ? Kan pemborosan. Dan pemborosan itu bukan bagian dari iman. Yuuukk, yaaaa ! Seperti slime itu, lho, gais. Dari pada beli dengan harganya sekian, mending buat sendiri,kan, ya ? *iyain ajaaa*

Kembali ke permintaan si kakak tadi, ya.

Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, abang ipar dan istrinya akhirnya ngeh juga fidget finger itu apa. Dan mereka pun sepakat kalo mainan itu tidak cukup baik untuk dimainkan oleh anaknya.

Oh ya, dari tadi panjang lebar bilang mainan yang berpotensi bahaya, emangnya mainan seperti apa sih ?

Aku mengkategorikan sebuah mainan berpotensi bahaya jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

💀Memiliki sisi yang tajam
💀Terbuat dari zat kimia
💀Terdapat unsur pornografi
💀Memiliki bagian-bagian terkecil yang membuat anak beresiko tersedak
💀Memiliki aroma yang tajam
💀Terdapat zat warna yang mudah luntur



3 Mainan DIY Projects Untuk Mengalihkan Perhatian Anak Dari Mainan Yang Berpotensi Bahaya.


Jadi untuk mengalihkan perhatian si kakak dari fidget finger, aku pun mencoba membujuknya untuk ikut membuat mainan sendiri. Pertamanya dia gak begitu tertarik dengan ide yang aku usulkan. Tapi karena bahan-bahan dari barang bekas berupa kardus, botol, dan lain-lain sudah aku keluarkan, akhirnya rasa penasarannya pun muncul juga.

Sempoa Perkalian Dari Botol Bekas

Sebelumnya aku mau cerita dulu. Jauuuh sebelum si kakak rewel dengan mainan fidget finger, Aira dulu sempat merengek-rengek minta di install-kan game online. Saat itu sedang boomingnya game pokemon go, yang menurut aku belum cocok untuk dimainkan oleh anak-anak seumuran Aira. Terlebih lagi, beberapa insiden pun terjadi akibat dari permainan ini. Bahkan yang terburuk ada anak yang jadi korban penculikan saat sedang memainkan game pokemon go.

Nah, untuk mengalihkan perhatian Aira dari game pokemon go kala itu, dia pun aku ajak untuk membuat mainan ala DIY Projects, yaitu Sempoa Perkalian dari botol bekas. Mainan ini memiliki manfaat edukasi yang sangat tinggi, karena secara tidak langsung mengajarkan anak cara berhitung perkalian dengan cara yang menyenangkan.

Bahan :

  • 6 buah botol susu bekas
  • 6 buah sedotan (masing-masing disambung hingga menjadi 3 batang sedotan)
  • Kotak bekas
  • Lem
  • Gunting
Cara membuat :
  • Potong bagian kepala botol, kemudian lobangi bagian bawahnya
  • Buat empat buah kolom pada botol, lalu beri nomor berurut sesuai kelipatan perkalian
  • Masukkan sedotan melalui lobang pada bagian bawah botol
  • Gabungkan botol pertama dan kedua dengan menggunakan lem
  • Lobangi satu sisi kotak seukuran sedotan, kemudian pasanglah botol tadi pada bagian dalam kotak, dengan sedotan sebagai penyangganya.
  • Pada salah satu sisi kotak, buat nomor 1-10
  • Dan sempoa siap untuk di gunakan
Yuk, intip keseruan Aira saat memainkan mainan Sempoa Perkalian dari botol bekas ini.



Count-Choose and Make A Step

Untuk mengalihkan perhatian si kakak dari mainan yang berpotensi bahaya, kali ini aku buat mainan berbentuk puzzle, yaitu Count – Choose and Make A Step. Permainan ini bertujuan untuk memberi stimulasi kecerdasan matematis sekaligus kinestetik dan visual spasial juga.

Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu kita siapkan alat dan bahan sebagai berikut :

  1. Kotak bekas
  2. Kertas HVS
  3. Gunting
  4. Lem kertas
  5. Spidol
  6. Hadiah/reward
Cara membuatnya mudah sekali, dengan cara sebagai berikut :
  1. Gunting kotak bekas menjadi beberapa lembar, kurang lebih 20 lembar
  2. Pada kertas HVS tulis soal perhitungan sederhana berikut dengan hasilnya (ada hasil yang nilainya BENAR dan juga ada hasil yang nilainya SALAH)
  3. Tempelkan kertas HVS yang telah berisikan soal tadi pada lembaran kotak bekas yang telah dipotong tadi.
  4. Untuk tiap-tiap soal, sediakan lembaran instruksi 2 lembar, yang isinya Jika BENAR ..., Jika SALAH ...
  5. Sediakan lembaran Start, lembaran Finish dan lembaran penilaian akhir.
  6. Sediakan hadiah kecil dan letakkan pada kotak tertutup pada garis Finish.
Cara bermain :
  1. Susun semua soal (dengan posisi tertelungkup) sedemikian rupa, sehingga pilihan yang benar akan membawa anak pada kotak reward.
  2. Minta anak untuk berdiri pada lembaran Start.
  3. Minta anak untuk membalikkan lembaran soal pertama dan membaca dengan keras perhitungan yang tertera di atasnya.
  4. Minta anak untuk menilai jawaban atas perhitungan tersebut. BENAR atau SALAH ? 
  5. Setelah anak menentukan pilihannya, arahkan dia untuk mengikuti petunjuk pada lembaran instruksi.
  6. Jika pada setiap soal perhitungan anak berhasil memilih dengan tepat, maka anak akan sampai pada garis Finish.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat video si kakak berikut ini ya :



Puzzle Nada

Lha ... baru aja kelar di kakak dibuatkan mainan, eh ... Aira pun muncul dan minta dibuatkan mainan juga. Ya, udah, mumpung bahan-bahan dari barang bekasnya masih ada, aku pun buatkan mainan untuk Aira. Kali ini mainannya berupa Puzzle Nada yang selain memberi stimulasi kecerdasan musikalnya, mainan ini juga bisa memberi stimulasi untuk kecerdasan visual spasialnya. Jadi sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui, deh. Hahaha. Dan yang terpenting sekali anaknya juga suka dan have fun dengan mainannya, ya.

Cara membuatnya sebagai berikut :
  1. Buatlah Papan Puzzle dari lembaran karton tebal (boleh dari dus bekas) yang telah di potong, dan ditulisi nada sebuah lagu.
  2. Kemudian siapkan kepingan-kepingan puzzle yang berisikan not angka.
  3. Mintalah anak untuk menyusun kepingan puzzle itu pada papan puzzle sesuai dengan notasi dan gambar yang tepat.
  4. Setelah selesai, mintalah anak untuk memainkan notasi tersebut pada alat musik.
  5. Kemudian minta dia untuk menebak judul lagu tersebut.
Yuk, lihat keseruan Aira bermain Puzzle Nada di video berikut ini.



Dibeli Atau Dibuat Sendiri, Mainan Harus Aman dan Nyaman Untuk dimainkan oleh anak.

Aku pernah ditanya oleh beberapa orang dekat, “buat apa sih repot-repot bikin mainan itu ? sebentar dimainkan juga udah rusak. Mending beli ajalah. Lebih praktis.”

Hmmm ... Bener, sih, yang mereka bilang.

Mainan yang aku buat sendiri ini daya tahannya memang ga seperti mainan yang udah jadi. Ya, harap maklumlah, ya. Namanya aja mainan dari barang bekas, ya, jelas gak akan setahan mainan buatan pabrik.

Tetapi mereka yang nanya-nanya itu lupa. Mainan buatan sendiri itu memang cepat rusak, tetapi ada manfaat lain yang di dapat dari mainan buatan sendiri ini selain sekedar kata hemat.

Manfaat membuat mainan sendiri untuk anak.

1.       Melatih kreatifitas anak
Membuat mainan sendiri dari barang bekas secara tidak langsung telah melatih anak untuk menjadi manusia yang kreatif. Kelak dia akan tumbuh menjadi manusia yang  berpikiran terbuka, bahwasanya tidak semua barang bekas itu menjadi sampah.

2.       Mengurangi tumpukan sampah
yangkanlah jika semua karton dan botol bekas di dunia ini dibuang ke tempat sampah tanpa didaur ulang. Betapa banyaknya tumpukan sampah di dunia ini. Nah, membuat mainan dari barang bekas ini sedikit banyaknya telah mengurangi jumlah sampah di dunia ini.

3.       Melatih kesabaran pada anak
Memainkan mainan hasil DIY Projects mau tidak mau anak harus lebih hati-hati karena rentan rusak dan pastinya tidak tahan lama. Selain itu dengan melibatkan anak dalam proses pembuatannya juga melatih kesabaran anak bahwa untuk mendapat sesuatu haruslah melalui sebuah proses.

4.       Cara lain untuk mendidik anak untuk lebih berhemat
Dengan membuat mainan DIY Project, kita juga melatih anak untuk menjadi lebih hemat karena tidak harus membeli mainan lagi.

5.       Mengenalkan anak untuk memanfaatkan barang bekas
Dengan membuat mainan DIY Project dari barang bekas, kita juga mengajarkan anak untuk memanfaatkan barang bekas. Sehingga tidak semua barang bekas dijadikan sampah.


Keseruan Bermain Jangan Sampai Mengganggu Kesehatan Anak.


Sebagai orang tua kita pasti merasa senang saat anak-anak terlihat gembira kala bermain. Saking senangnya kita pun terkadang lupa untuk mengingatkan anak agar tetap mengutamakan kesehatannya.

Satu hal yang harus selalu orang tua perhatikan saat anak sedang asyik bermain adalah jangan sampai anak kelelahan.

Karena udah bukan rahasia lagi, anak kalo lagi asyik bermain pasti lupa makan, lupa minum, lupa tidur dan lupa istirahat. Akibatnya tubuh pun mengalami kelelahan. Dan ini sangat membahayakan kesehatan anak, karena anak bisa demam.

Oh ya, aku ada sedikit tips, nih. Gimana caranya agar anak cepat pulih disaat demam.
1.       Orang tua jangan panik
Ketika suhu badan anak tinggi, tidak sedikit orang tua yang merasa panik, sehingga tidak tahu harus berbuat apa dalam waktu cepat. Padahal kecepatan dan ketepatan dalam penanganan demam ini sangat menentukan proses penyembuhannya. Semakin cepat anak diberi obat, maka semakin cepat anak bisa sembuh.

2.       Kompres anak dengan air hangat (hindari penggunaan air es dan alkohol)
Sebagian orang menggunakan air es atau alkohol untuk mengompres anak. Tetapi aku kurang sepakat untuk menggunakan dua hal itu. Air es yang suhunyan terlalu dingin bertolak belakang dengan suhu tubuh anak yang sedang tinggi, sehingga akan membuat tubuh anak kaget, dan ini bisa beresiko anak mengalami kejang. Sedangkan penggunaan alkohol tidak sesuai menurut agama. Makanya aku memilih untuk mengompres anak dengan air hangat.

3.       Beri pakaian yang tipis, tapi berbahan katun (menyerap keringat)
Pakaian yang tebal memang membuat anak cepat berkeringat, tetapi keringatnya jadi terkurung di balik kain yang tebal, membuat kain jadi lembab sehingga berpotensi mendatangkan penyakit lainnya seperti penyakit kulit berupa gatal dan ruam. Selain itu badan yang panas akan semakin terasa panas karena sirkulasi udara ke kulit tidak berjalan lancar.

4.       Beri anak minum air putih yang banyak.
Banyak minum membuat anak menjadi sering buang air kecil. Ini bagus, karena panas tubuh bisa keluar lewat air seni, sehingga mempercepat turunnya panas.

5.       Beri obat penurun panas
Langkah 1-4 tidak akan ada artinya jika anak tidak diberi obat penurun panas. Obat penurun panas ini berfungsi untuk melawan virus demam. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri yang menjangkiti tubuh disaat demam.

Syukurlah saat ini obat demam anak sudah dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus membawa anak ke dokter. Aku sendiri selalu sedia termometer dan obat penurun panas di rumah. Ketika Aira sudah mulai menampakkan gejala demam seperti lesu, suhu badan lebih hangat dari biasanya, aku segera cek suhu badannya dengan termometer. Jika suhunya sudah di atas 37,50C aku pun segera memberinya obat penurun panas. Biasanya kalau sudah dikasih obat demam Aira segera turun, dan keesokan harinya dia pun normal kembali.


***

Kesimpulannya.
  • Bermain adalah salah satu sarana belajar bagi anak, maka orang tua harus memfasilitasi anak dengan ragam permainan yang aman, nyaman dan bernilai edukasi.
  • Dibeli atau dibuat sendiri, mainan harus aman dan nyaman untuk dimainkan oleh anak.
  • Dalam bermain anak-anak harus tetap berada dalam pengawasan orang tua, terlebih lagi kesehatannya, jangan sampai anak kelelahan karena terlalu asyik bermain. Kelelahan bisa membuat anak jatuh sakit.
  • Jika anak sakit, orang tua jangan panik. Segera obati anak dengan obat yang sudah di percaya.

Nah, ini ceritaku tentang mainan yang aman dan nyaman untuk anak.
Kalo kamu gimana, gais ?
Ada cerita seru, kah ?
Yuk, share di kolom komentar, ya.

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.