Friday, February 3, 2017

Alhamdulillaah, Suamiku Bukan Fiksi

Hai gaaaiisss ... apa kabar nih ?
Udah lama ga ketemu aku pada kangen gak ?
Hahaha ... nyantai aja bro-sis, ga usah ngunyah kaktus gitu, bilang aja enggak, ga pa-pa kok.
Seriusan ini. lol

Oh ya,beberapa waktu lalu kamu-kamu sempat ngikutin status viral di FB ga ya ? Itu lho, tentang suami yang ngizinin istrinya pergi berlibur sendirian tanpa anak dan suami.

Sayangnya aku ga sempat capture itu status, tapi selang beberapa saat setelah status itu dihapus, yang empunya artikel ada publish ulang ceritanya.

Di situ disebutkan bahwa suami yang ngasih izin istrinya berlibur sendirian itu gak nyata, alias fiksi. Dan istri yang jalan-jalan tanpa bawa anak itu perlu dibawa ke psikiater.
Huahahaha.. aku asli ngakak membacanya saat itu.
*situ sehaatt ?*

Jadi iseng-iseng aku pun kasih tunjuk artikel viral itu ke beberapa orang kenalan yang pastinya udah menikah juga. Astaganaga ... mendengar tanggapan mereka aku nyaris pingsan, gais. Beneran lho ini. Ga nyangka banget kalo respon mereka sedemikian rupa.

Tau ga mereka bilang apa saat itu ? Yang paling aku ingat nih ya yang begini nih.

* Menurut Si A, si suami itu pasti pengangguran, jadi karena yang menghasilkan uang adalah istrinya makanya dia harus rela lah si istri pergi berlibur sendirian. Hitung-hitung balas jasa gituh.

* Si B lain lagi, dia bilang suami yang ngasih izin istrinya berlibur itu pasti punya selingkuhan, makanya dia senang istrinya pergi, biar dia bisa bebas wara-wiri sama selingkuhannya.

* Dan Si C bikin syok lagi, dia bahkan bilang kalo suami yang ngizinin istri pergi berlibur gitu hanya pencitraan aja, aslinya begitu si istri berangkat anak-anak dia antar ke rumah orang tua, trus dianya sendiri plesiran sama sohib-sohibnya.

Huahaha... asli ini mah,aku ngakak sehabis-habisnya mendengar pendapat mereka.

Trus karena gak tahan lagi sama komen-komen mereka yang kayaknya semakin absurd, aku pun cerita sama mereka bahwa aku sendiri beberapa minggu yang lalu juga pergi sendirian ke luar kota. Tepatnya tanggal 13-15 Desember 2016 lalu untuk menghadiri event Temu Bunda SGM di Yogyakarta. Sebuah event yang sebenarnya lebih ke bentuk liburan sih buat aku. Karena eventnya sendiri diadakan di sebuah resort mewah, pastinya memanjakan mata, pikiran dan juga lidah. Cerita lengkapnya pernah aku tulis di blog ini.

Silahkan baca Jadi Mombassador SGM Eksplor Hebatnya Apa sih ?

Dan suami aku ini nyata lho orangnya, bukan fiksi.
*gak mungkin fiksi atuhlah, lah kalo dia fiksi gimana caranya aku punya anak ? Masa sama tembok ?*

Dan pastinya dia juga bukan pengangguran, alhamdulillah sampai hari ini masih bisa nafkahin anak istri dengan cara halal, dan alhamdulillah lagi cukup banget buat kami.

Trus suamiku juga insya Allah ga selingkuh, aku kenal dia luar dalem, paling banter dia selingkuh sama joran pancing, hahaha.

Dan pastinya juga suamiku itu gak pencitraan. Dia bener-bener ngurusin anaknya dengan penuh tanggung jawab. Dia beneran ada, nyata dan memberi izin istrinya untuk pergi 'berlibur' sendirian tanpa anak dan tanpa dia juga.

Tidak perlu tokoh fiksi kok sebenarnya untuk menjadi suami yang pengertian begitu. Hanya butuh sebuah jiwa yang super besar, rasa pengertian yang sedalam palung Mindanao dan juga rasa cinta seluas samudra.

Ya, gitu.

Hanya suami dengan kriteria seperti itu yang mampu dengan lapang dada memberikan izin untuk istrinya berlibur guna mengendurkan semua urat yang pastinya selama 365 hari dalam setahun selalu tegang dan kaku karena siklus rutinitas perkerjaan rumah tangga yang ga ada putusnya. Dari bangun sampe tidur, trus bangun lagi siklus perkerjaan sebagai ibu rumah tangga itu gak ada jedanya.

Suami-suami yang berkerja di luar rumah seharian, mungkin lupa bahwa setelah menikah dan punya anak kehidupan seorang wanita itu sebenarnya telah masuk ke dalam sebuah terali transparan. Tangan dan kakinya sebenarnya telah terpasung oleh semua kewajiban yang jika tidak ia jalankan dengan sebaik-baiknya maka beragam label pun melekat padanya. Mulai dari istri gak becus, ibu gak kompeten sampe bukan menantu idaman.

Yang ironisnya, disaat si Istri telah melakukan semua kewajiban itu dengan maksimal pun tetap saja sebuah label akan melekat denga mudah ketika anak berbenturan dengan masalah. Seolah-olah semua beban tanggung jawab itu hanya ada di pundak ibu.

Pernah nonton drama Korea My Wife's Having an affair this week, nggak gais ? Kalo belum, silahkan baca reviewnya di sini.

Ini adalah semua drama yang sangat cocok dengan potret pasangan suami istri saat ini. Disaat kesuksesan dan limpahan materi telah di tangan, kebanyakan suami lupa dan terlena. Mereka lupa bahwa istri mereka tetap seorang wanita yang kebutuhannya akan perhatian dan kasih sayang itu tetap sama sebelum menikah atau pun telah menikah.

Jadi buat kamu-kamu yang semulanya memiliki pendapat yang sama dengan mereka, yuk rubah pola pikirnya mulai hari ini.

Yakin deh, dengan yang aku bilang ini.

Sedikit waktu yang kamu berikan untuk istrimu berlibur saat ini adalah investasi bagi hari tuamu kelak. Ketika kamu ringkih dan sakit-sakitan, ketika sifatmu mulai kolokan dan ke kanak-kanakan, akan ada istrimu yang setia memberikan waktunya untuk mendampingi, merawat dan memanjakan sifat kekanakanmu itu. Itu adalah investasi waktu dan kasih sayang yang kamu sebar saat ini.

Gak percaya ?
Cobain aja.

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.