Tuesday, July 12, 2016

Salahkah Anak Bertangan Kidal ?

Senin, tanggal 11 Juli 2016 adalah hari bersejarah bagi Aira, karena hari itu adalah hari pertamanya duduk di bangku Sekolah Dasar.

Yeaay.. anakku udah besar sekarang, dia ga mau lagi di suruh bobok, maunya tidur karena bobok itu untuk anak TK katanya. Trus dia juga ga mau lagi di suruh mamam, maunya makan, karena mamam itu untuk dedek bayi katanya.

"Sekarang Aira kan udah kakak-kakak, masak ngomongnya masih bobok dan mamam, malu lah," protesnya sengit.

Hahaha ... oke deh, Nak. Bunda ga akan bilang bobok n mamam lagi deh, Bunda janji.
*kaitin jari kelingking*

Ada sedikit ganjalan dihatiku ketika siang kemarin berbincang dengan Aira ketika dalam perjalanan pulang dari sekolah. Percakapan kami seperti ini.

B : Gimana tadi di sekolah ? Seronok ?
A : Seronok. Tadi Bu Gurunya tanya, "Semua udah bisa nulis ?" Semua teman Aira menjawab, "Udaaaah". Trus Bu Gurunya tanya lagi, "Semua nulis pake tangan kanan ?" Teman Aira jawab lagi, "Iyaaaa". Trus Aira bilang, "Eh.. nggak, Bu. Saya pakai tangan kiri. Karena saya kidal." Trus Bu Gurunya bilang, "Besok belajar nulis pake tangan kanan, ya ?"
B : Trus Aira jawab apa sama Bu Guru ?
A : Belum Aira jawab lagi, Aira masih mikir. Emangnya nulis itu harus pakai tangan kanan ya, Nda ?

Ini dia yang mengganjal dipikiranku. "Apakah menulis itu harus dengan tangan kanan ? Bagaimana dengan anak yang bakatnya kidal ? Haruskah dia di 'paksa' untuk menjadi kanan juga ?

Sumber

Seperti Aira misalnya, sejak memperkenalkan dia pada alat tulis sekitar usia 3 tahun, aku udah arahkan dia untuk menggunakan tangan kanan. Dia nulis beberapa coretan, ga nyampe 5 menit trus dia tinggal, lalu asyik sama mainan lainnya.

Ketika ditanya kenapa tidak menulis lagi, alasannya capek. Tetapi disaat aku lengah, dan tidak lagi fokus pada aktifitas tulis menulisnya, ternyata dia diam-diam kembali ke alat tulis dan membuat coretan-coretan tapi memakai tangan kiri.

Baca juga tentang Arti Coretan Anak di sini.

Aku amati dari jauh, dan itu cukup lama, lebih dari 30 menit dia betah tanpa tampak capek sedikitpun. Ketika dia diarahkan kembali untuk menggunakan tangan kanan, dia sih nurut, tapi ya itu tadi, ga lama, trus dia bosan.

Melihat gelagat dia yang seperti itu aku sempat khawatir juga lho. Karena stigma masyarakat terhadap anak kidal ini sepertinya masih banyak yang negatif, kan. Makanya sebisa mungkin aku masih berusaha mengarahkannya untuk menggunakan tangan kanan. Terutama untuk makan, minum, memberi sesuatu, menerima sesuatu, bersalaman dan segala macam bentuk berinteraksi dengan orang lain. Alhamdulillah, untuk hal-hal tersebut  dia bisa diarahkan untuk menggunakan tangan kanan.

Tetapi ketika dia diarahkan untuk menulis dengan tangan kanan, dia terlihat enggan dan cenderung malas untuk melakukannya. Kadang-kadang aku sempat kesel lho sama dia. Bukannya apa-apa, cuma lihat anak orang yang seusianya udah lancar nulis abjad aku kan jadi resah. Nih anak udah mo 4 tahun kok masih belum lancar nulis abjad ya ? Apa dia tipikal yang lamban dalam menyerap pelajaran ? Duh, aku cemas banget lho saat itu.

Baca juga tentang Ciri-ciri Anak terjangkit Hedonisme di sini

Dan tanda tanya itu ketemu jawabannya ketika dia sekolah TK. Aku heran ketika kreatifitasnya tampak menonjol dibandingkan dengan teman-teman lainnya dalam hal menulis dan menggambar. Tulisannya rapi, dan gambar-gambarnya juga bagus. Padahal waktu awal-awal masuk TK aku sempat curhat sama gurunya, Aira sedikit lambat dalam menulis, dan dia juga tampak malas untuk menggambar. Ternyata dari gurunya aku baru tahu bahwa Aira itu kidal.

Jadi oleh gurunya dia dibiarkan menulis dengan tangan kiri seperti yang dia mau. Karena itulah kemampuan menulis dan menggambarnya menjadi lebih baik. Jadi kesimpulan aku yang selama ini mengira dia malas dan lamban itu sangat salah. Dia hanya tidak nyaman untuk melakukannya dengan tangan kanan. Buktinya, ketika dia dibebaskan untuk menggunakan tangan kiri kemampuannya berkembang dengan sangat baik.

Makanya aku sedikit merasa terganggu ketika guru SDnya berkata agar dia belajar menulis dengan tangan kanan. Karena untuk apa dia harus belajar lagi untuk menulis dengan tangan kanan sementara dengan tangan kirinya dia telah lancar untuk melakukan itu semua ? Aku hanya tidak ingin ditahapan pendidikannya yang baru ini, disaat dia sedang bersiap untuk menyerap semua ilmu baru dia justru harus terbebani dengan kewajiban untuk kembali belajar menulis padahal dia telah lancar melakukannya.

Karya Aira saat masih 4 tahun, not bad kan yaaaa :)


Jadi untuk pertanyaan dari Aira di atas aku jawabnya begini, "Ga harus, sih, Nak. Gimana Aira merasa nyaman aja. Kalo nyamannya nulis pake tangan kiri ya pake tangan kiri, ga usah di paksa pake tangan kanan."

Kira-kira jawabanku salah ga ya ?
Adakah pembaca yang juga guru di sini ?
Mohon komennya donk.
Terimakasih.



No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.