Judulnya lebay ga sih ?
Haha.. sok atuh, biarin aja, lebay dikit ga papa. Hehe ..
Karena diriku emang lagi lebay-lebaynya nih, akibat beberapa
minggu ga ngeblog, rasanya kok ya seperti bertahun-tahun gitu. Jadi kaku lagi
deh depan layar monitor. Otak kayanya udah over loaded sama ide, jadi begitu
sekali ada waktu luang kaya gini, ide-idenya pada berebutan buat ditulis lebih
dahulu. Tapi mereka sepertinya harus ngantri lebih lama lagi, karena hati kecil
ini lebih syur buat ceritain pengalaman seru penerbangan kemarin sore.
Ceritanya gini, zaman
dahulu kala hari Jumat sore aku menerima email dari salah satu staff
HRD kantor pusat. Emailnya ternyata berisikan tiket penerbangan ke Jakarta.
Waktu dibuka dan melihat nama pesawat yang tertera ditiket itu, awalnya aku
merasa kecewa. Yaaah, kok Lion Air sih ? Kenapa ga pake yang lain aja ? Lion
Air kan terkenal banget sama delaynya.
Tapi, yah aku ga mungkin protes toh, wong tiketnya udah dipesan ya
akunya harus terima donk. Biar ga lupa, tiket tadi aku print trus masukin ke
amplop.
Hari keberangkatan pun tiba.
Minggu pagi, mobil travel langgananku pun datang. Seperti biasa,
selalu tepat waktu. Cuma kali ini aku ga bisa duduk di samping pak kusir yang sedang berkerja supir
seperti biasanya, dan terpaksa duduk dibangku belakang. Suatu pilihan yang
biasanya aku pasti tolak. Tapi karena khawatir ga bisa check in tepat waktu,
aku pun mengalah. Yo wes lah, kali ini aku duduk dibelakang ga papa, Jadi
pelajaran aja buat kedepannya, biar kapan-kapan kalau mo pesan travel sekalian
request tempat duduknya.
Tapi kabar baiknya adalah, semua penumpang yang ada didalam mobil
travel itu tujuannya adalah sama, yaitu bandara. Dan jadwal penerbangan mereka
ternyata satu jam lebih awal dari jam penerbangan ku. Itu berarti mereka juga
harus check in lebih awal kan ? Padahal jam udah nunjukin pukul 8 pas, Biasanya
perjalanan dari Kota Duri ke Pekanbaru itu normalnya adalah 3 jam, berarti
sekitar pukul 11 nyampe di Pekanbaru. Tapi itu pun baru nyampe Rumbai, belum
dalam kotanya. Karena jalanan yang macet, biasanya aku nyampe di tempat tujuan
bisa-bisa pukul 12, jadi kurang lebih 4 jam lah perjalan dari Kota Duri ke
Pekanbaru.
Karena penumpang tadi jadwal penerbangannya pukul 12.05, alhasil
supir travelnya kudu putar otak dong ya. Ga bisa lagi kan make cara
konvensional yang makan waktu 4 jam itu. Dan akhirnya dia pun ngambil pilihan
yang beresiko, yaitu ngebut. Ga kemana, jarum speedometernya hampir-hampir
nyentuh angka 100 deh. Aku yang paling ga suka ngebut, cuma bisa pasrah, pejamin
mata dan berdoa dalam hati. Ya Allah selamatkanlah kami sampai tujuan, aamiin.
Dan Allah pun mengabulkan doa kami. Pukul 11 kurang 5 menit, kami
udah nyampe di bandara dalam keadaan mabok darat. What ?? Iya beneran, Aku yang
biasanya tahan jalan darat sejauh apa pun jadi ikut-ikutan mabok. Gimana ga
mabok, duduk dibangku paling belakang, dengan kecepatan 100 km/jam, Syukur
Alhamdulillah badanku masih utuh, setelah kebanting kiri-kanan waktu lewat
tikungan.
Sesampai di bandara, aku lega. karena masih banyak waktu tersisa
buat check in. Setelah menenangkan diri, aku pun melangkah seraya menyeret
koper dengan langkah ringan. Setelah melewati proses check in yang ga ribet,
aku pun menuju food court untuk merecharge energi yang tadi terkuras
diperjalanan. Laper booo, laper. Dan sepiring nasi goreng pun ambals seketika.
Haha..
Setelah kenyang, dan melirik jam yang jarumnya udah bergerak dari
angka satu, aku segera memasuki ruang tunggu. Dan disinilah romansa dengan Lion
Air ku bermula.
Jadwal penerbangan yang seharunya pukul 13.35 WIB, diundur menjadi
pukul 15.05 WIB. Hmm .. satu setengah jam harus aku lalui dengan duduk manis
tanpa melakukan sesuatu ? Ga aku banget deh. Tapi mo buka lappy di tengah
suasana hati yang lagi crowded itu pun rasanya bukan pilihan yang bijak.
Bisa-bisa ntar aku cuman bakal nulis bermacam keluhan yang udah jelas ga akan
memberi solusi apa pun.
Dan, Allah pun dengan bijaksananya mengirimkan seorang teman yang
sangat ramah untuk menemani kegundahanku. Namany Elly, dia Chinese asli Jakarta,
yang baru pertama kali datang ke Pekanbaru. Tapi udah berkali-kali terbang
dengan Lion Air. Elly bilang, kalo dikumpulin semua waktu delay yang udah dia
alami bersama Lion Air, mungkin setara sama hari libur anak sekolah. Ck.ck.ck..
segitunya El ? Iya lho, katanya dengan senyum lebar tanpa ada rasa sesal.
“Tau suka delay gitu kenapa kamu masih pilih Lion Air ?” tanyaku
kemudian.
“Kalo cuman mikirin delaynya sih, aku emang ga akan milih Lion Air
lagi. Tapi aku mikirnya gini, kalo aku ga milih Lion Air, dan puluhan atau
ratusan calon penumpang lainnya juga berpikiran sama, lama-lama pesawat ini ga
bisa terbang lagi karena sepi penumpang. Kan kasihan para perkerjanya. Jadi
dengan tetap memilih Lion Air, dan calon penumpang lainnya juga begitu, aku berharap
Lion Air akan tetap beroperasi sehingga bisa menafkahi karyawannya dengan
normal. Tentu saja dengan catatan, aku ga sedang buru-buru atau dalam keadaan
mendesak.” Jawab Elly dengan wajah santai.
Mendengar jawabannya yang panjang itu, aku sempat mikir,
jangan-jangan ni orang keluarganya ada yang kerja di Lion Air. Kok bisa-bisanya
dia mikirin nasip karyawan Lion Air. Padahal dengan seringnya delay, pelayanan
yang diberikan Lion Air ga memuaskan lagi kan ?
Tapi Elly sepertinya bisa membaca pikiranku, karena beberapa saat
kemudian dia bicara lagi, “Kenapa Mer ? Kamu pasti ngira aku keluarga dari
karyawan ya ? Hehe.. gak kok. Beneran deh. Aku bisa punya pikiran itu karena
aku ga dalam keadaan mendesak atau buru-buru harus menghadiri acara penting.
Makanya delay 1 atau 2 jam bagi aku ga terlalu merugikan. Anggap aja aku lagi
sedekahin waktu luang aku yang gak begitu berharga ini.”
Dan aku pun kembali bengong.
Tapi setelah aku pikir-pikir, Elly ada benarnya juga. Emang benar,
delay itu nyebelin. Apa lagi kalau kita sedang dalam keadaan mendesak. Tapi aku
kan ga dalam keadaan mendesak. Kenapa juga harus ngedumel panjang kali lebar
kali tinggi, toh ga akan membawa solusi apa-apa. Yang ada nafas sesak karena
batin tersiksa. Mending seperti Elly, yang legowo, dan menikmati waktu delaynya
dengan menganggapnya sebagai sarana ibadah.
Thank you Lion Air, waktu delay mu ternyata mempertemukanku dengan
seseorang yang memiliki jiwa seluas samudra.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.