Thursday, August 13, 2015

Unpredictable, 'Nenek Sihir' itu Dapat Beasiswa USAID.

Hai Sobat Jeoja, pa kabarnya nih ? Sehat semua kan ya. :)

Hari ini aku pengen cerita tentang seseorang. Dia ini adalah satu-satunya dari sekian banyak senior masa SMU dulu yang berhasil membuat aku demam semasa ospek. Hiyy ... menyeramkan ya ? Ya iya lah, kalo ga ngapain coba aku sebut dia 'nenek sihir' ?

Kisahnya berawal ketika awal-awal duduk di bangku SMU. Seperti tahun yang sudah-sudah, minggu pertama di SMU aku berserta teman-teman lainnya menjalani OSPEK (sekarang dikenal dengan sebutan MOS) yang memang telah menjadi agenda tahunan sekolah.

Dari yang pernah aku dengar, dalam OSPEK ini sering kali senior-senior itu memberi sambutan perkenalan mereka dengan perintah yang aneh-aneh. Ada yang di suruh jalan kodok, nyanyiin lagu Potong Bebek Angsa dengan 5 huruf vokal, ngukur lapangan basket pake batangan korek api, menyanyi sambil goyang aneh, sampai merayu kakak senior yang cowok.

Nah, aku itu orangnya emang sedikit beda sama teman-teman yang lain. Para senior bilang aku tuh 'bandel, pembangkang, angkuh, sombong, sok cantik, dll', padahal aku tuh cuma ga mo nurut aja ketika disuruh yang aneh-aneh. Silahkan suruh aku nyanyi, menari, baca puisi, jalan jongkok,bahkan  ngukur lapangan basket dengan batangan korek api sekalipun pasti aku mau ngejalaninya. Tapi jangan pernah suruh aku ngerayu senior. I hate to do that ! >.<

Karena menurut aku perintah yang satu itu ga da hubungannya dengan OSPEK itu sendiri. Dalam pikiran aku saat itu, OSPEK itu singkatan dari Orientasi Perkenalan Sekolah. Jadi sesuai judulnya seharusnya siswa baru itu di suruh untuk melakukan kegiatan yang membuat dia bisa mengenal sekolahnya lebih baik. Misalnya membersihkan halaman sekolah, buat taman, perbaiki kursi yang rusak, dll. 
Aku salah ga ? Ga kaaann ? *ga, bilang* *maksa*

Ternyata, kabar tentang aku yang 'membangkang' itu menyebar ke seantero senior. Sehingga sampailah ke telinga senior yang satu ini. Dari cerita teman-teman yang udah 'bertemu' dia, semua bilang dia itu menyeramkan. Ga sedikit lho  peserta OSPEK yang dia buat menangis. Ckckck ... senior apaan itu ? Jangan-jangan dia bukan manusia, tapi nenek sihir lagi, umpatku dalam hati.
*beraninya dalam hati doang tuh*

Karena OSPEK udah memasuki hari terakhir, seperti biasa aku dan teman-teman lainnya berkumpul saling mendiskusikan hasil perolehan tanda tangan senior. Hasilnya luar biasa,  mereka udah mengumpulkan lebih dari target yang diberikan. Sementara aku ? Jangan ditanya deh. Sebagian besar dari senior ga mau tuh ngasih tanda tangannya... hiks... *menangis di pojokan*

Dalam hati aku mulai bertanya-tanya. Apa iya aku salah  karena ga mau nurutin perintah mereka ? Apa iya karena itu aku di cap sombong ? Padahal aku ga gitu lhooo.. aku ini cuma gadis lugu yang ga bisa ngerayu .. *mulai ngedrama*

Sampai malam harinya, di penghujung hari terakhir OSPEK, senior yang menakutkan itu berteriak-teriak memanggil namaku. Dalam pendengaranku, suara teriakannya itu ga ubah menyerupai lengkingan nenek sihir yang sedang mengejar mangsanya. Aku terpojok, gemetar ditempat tidur. Sementara dia gentayangan di teras depan kamarku, masih dengan lengkingan-lengkingannya yang menakutkan.

Teman-teman sekamarku yang lain semakin bergidik, wajah mereka memucat. Melihat mereka begitu aku pun semakin takut. Ya Tuhan, apa benar ini orang sebegitu menakutkan ? Kenapa kaki ini jadi gemetar gini ? Ujung-ujung jariku juga mendadak dingin. Duh, jangan-jangan bener lagi dia itu bukan manusia ? Tetapi titisan dedemit. Hiiyyyy ..

"Mer, cepetan keluar, dicariin Kak Iin tuh," ujar Susi. Dari nadanya jelas dia ketakutan. Mungkin dia telah membayangkan hal yang tidak-tidak berdasarkan lengkingan suara 'nenek sihir' itu. Aku bergeming, tidak beranjak dari dudukku, jantungku sendiri berdetak diatas normal. Keringat dingin mulai membasahi keningku.

"Cepetan, Mer. Ntar dia semakin marah lho," ujar Roza menimpali. Aku masih bergeming. Kepalaku semakin menunduk. Dunia di sekelilingku terasa berputar.

"MERIDAAAAAAA !" teriakannya semakin kuat. Tidak ada jalan lain, aku harus bangkit dan menghadapinya. Tapi rasa takut yang begitu besar ternyata telah menguasaiku. Tubuhku ambruk dan semua menjadi gelap.

Beberapa saat terlelap, membuatku tidak menyadari kamar tempatku berada telah penuh oleh teman-teman dan senior lainnya *mungkin berita tentang aku yang pingsan berhasil menggegerkan asrama* Termasuk si 'nenek sihir' itu. Tapi suaranya tidak lagi terdengar menyeramkan. Justru terasa hangat, karena jari-jarinya ternyata meraba keningku. Suaranya pun bersahabat.

"Kamu sakit ya ? Apa iya karena takut sama aku ? Masa' sih cewe badung kaya kamu bisa sakit ?" tanyanya, dengan senyum sedikit mengejek. Tapi sumpah, disaat itu mata aku tidak melihatnya sebagai bentuk ejekan. Semenjak itu, hati kecilku berbisik, ini nih tipe senior yang aku suka. I love her !

Meskipun pasca OSPEK aku dan senior itu tetap ga pernah dekat, tapi dalam hati aku mengaguminya. Meskipun dia ga terlalu menonjol dalam prestasi akademik, tapi hati kecilku berbisik. Dia memiliki 'sesuatu' yang pasti akan membuat dia berhasil dimasa depannya.

Bertahun-tahun saling ga tau kabar, aku dan dia bertemu lagi di FB. Aku sih yang 'add' duluan. Dan thanks to GOD, dia terima. Tapi tetap, ga da perbincangan. Akunya sih yang masih 'sungkan' buat negur duluan.

Lewat timeline aku mengetahui bahwa dia suka menulis. Dia punya personal blog. Karena ngefans, so pasti donk aku follow blog dia. Membaca tulisan-tulisannya membuat aku semakin suka. Ternyata dia jago nulis fiksi. Aku jadi berharap suatu hari novelnya terbit, dan aku akan berada di garis pertama yang beli novel itu.

Dan kekaguman ku semakin bertambah ketika mendengar kabar kalau dia mendapat beasiswa untuk kuliah di Amerika. Gila nih orang, keren banget ! *ga salah donk aku idolain dia ?* *aku benarkan ? She has 'somethings'*

Eh, dari tadi cerita panjang lebar tentang senior ini, tapi ga jelas siapa orangnya ? Jangan-jangan tuh orang fiktif lagi ? 

Hehe, ga dong. Nih orang real kok. Dia benar-benar ada. Sueerrrrr .... :)

Namanya adalah Inraini Fitria Syah, panggilan akrabnya Iin. Berdomisili di Manado, profesinya Bidan. Saat ini dia pasti sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan keberangkatannya ke USA tanggal 16 Agustus nanti.




Congrats ya Ni Iin, sorry ya kalo judul postingan ini ga mengenakkan :) Semoga Ni Iin sukses dalam mencapai impiannya, dilancarkan semua kerja kerasnya dan semoga ilmu yang didapat kelak bisa membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Aamiin.

Sorry juga kalo aku ungkap 'duka' lama ini. Habisnya sayang kalo ga di abadiin. Kali-kali aja suatu saat bisa ngikutin jejak Ni Iin ke sono. Hihihi..









No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.