Monday, May 4, 2015

K-Drama, Antara Cinta dan Cemas

Suka nonton drama korea ? Kalo saya jawabnya "ya" pake "banget". Saya suka banget nonton K-Drama yang sering nampilin cowok-cowok super keren dan juga cewek-cewek yang super cantik. Meskipun konon, katanya, good looking mereka itu semua adalah hasil rombakan dari operasi plastik. Terlepas dari semua kontroversi itu, saya tetap pede memproklamirkan diri sebagai K-Drama watcholic. *Lee Min Ho, mana Lee Min Ho*

Cerita yang ga berbelit-belit, ending yang tidak mudah di tebak, plus jumlah episode yang tidak melelahkan membuat drama korea menjadi channel utama di tivi keluarga. Dan satu hal lagi yang lebih utama selain itu semua adalah penokohannya yang lebih 'manusiawi'. Ini pendapat saya lho ya. Mengapa begitu ? Dari semua drama korea yang saya saksikan, terkait peran, sebenarnya ga jauh bedalah dengan drama-drama yang ada di Indonesia, tetap ada protagonis dan antagonisnya. Cumaaa, kelebihan K-Drama itu tokoh antagonisnya ga terlalu lammmaaaaa jahatnya. Tetap ada fase dimana si antagonis ini menyadari semua kekeliruan yang dia buat. Inilah poin yang saya sebut 'manusiawi' tadi.

Karena pada dasarnya, ga ada kan manusia itu yang benar-benar jahat. Meskipun mungkin secuil, namun di hati kecilnya yang terdalam pasti ada terselip perasaan bahwa yang dia lakukan adalah salah. Nah.. ini beda banget sama drama yang ada di Indonesia. Tokoh antagonisnya itu gaaaa pernah tobat, jahatnya kebangetan. Masih ingat kan tokoh "Miska" yang diperankan oleh Dinda Kanya Dewi di sinetron Cinta Fitri. Dari episode satu sampai tamat ga habis-habis kejahatan yang dilakukannya. Bikin capek banget kan ?

Trus satu lagi yang bisa saya kategorikan sebagai bentuk 'manusiawi' lainnya, yaitu kalau di drama Korea tokoh protagonisnya itu, meskipun di tindas habis-habisan oleh si antagonis, tapi tetap ada sisi perjuangannya. Dia tidak melulu mewek lantas lari masuk kamar, tenggelam di bawah bantal seperti yang banyak drama Indonesia tampilkan. Kebanyakan drama di negeri ini kerap menampilkan sosok protagonis itu seperti 'malaikat' yang tidak pernah marah. Berbanding terbalik dengan In-Drama, tokoh protagonis di K-Drama selalu berani berjuang, melawan dan membela diri. Bukannya dia tidak menangis, pasti ada kalanya dia menangis, sedih akan perlakuan yang dia terima. Tapi itu hanya bagian-bagian kecil yang terselip di sela-sela perjuangannya. Jadi mengajarkan kepada penonton "jangan mau harga diri loe diinjak-injak".

Ada plus ? pasti ada minus. Sekalipun saya K-Drama watcholic, tapi tidak lantas membuat mata saya buta lalu mendewakannya. Tentu saja tidak. Hal minus dari drama korea yang menurut saya *ini menurut saya lho ya* adalah adegan yang seakan-akan 'melegalkan' alkohol, hubungan pranikah dan juga tindak kekerasan. Banyak ditemukan bukan, di drama korea itu tokohnya hamil sebelum menikah dan hal itu bukan menjadi masalah di keluarga mereka. Minum alkohol juga sah-sah saja kalau lagi galau. Bergurau dengan memukul kepala adalah hal yang lucu. Trus adegan kissing yang berseliweran di sembarang tempat. Saya merasa cemas hal ini akan berdampak sangat buruk bagi remaja yang jiwanya sangat labil dan masih gemar meniru.

Gimana dengan teman-teman ?


No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.