Tuesday, September 30, 2014

Ambang Batas Maksimal

Hidup yang bermakna sejatinya memiliki target-target yang harus dicapai. Tanpa itu semua kehidupan yang dijalani akan terasa hambar. Karena tanpa ada target tertentu yang ingin dicapai maka akan sulit menilai kadar kesuksesan yang diraih. Bagaimana kita bisa menilai diri kita sukses atau berhasil jika kita tidak memiliki patokan target kesuksesan tersebut.

Misalkan saja pada diri seorang pemuda lajang, dia akan dikategorikan sukses jika telah menikah. Tentu saja sukses yang dimaksud disini adalah sukses menemukan pasangan hidupnya. Begitu juga seorang karyawan akan dikatakan sukses jika mencapai atau melebihi standar yang diberikan oleh perusahaan.

Nah dalam usaha pemenuhan target tersebut tentulah dibutuhkan langkah-langkah jitu yang ditopang oleh perencanaan dan strategi yang matang. Atau mungkin lebih tepatnya lagi adalah upaya yang maksimal. Apakah upaya yang maksimal itu ? Seperti apa bentuknya ? Dan adakah limit atau ambang batas maksimal itu ?

Sebagai seorang karyawan saya merasakan betul betapa susahnya dalam mencapai target yang diberikan perusahaan. Bahkan terkadang timbul perasaan putus asa dan nyaris membuat saya menyerah. Bila sudah begitu, saya lantas dengan mudahnya menganggap 'bos' saya sudah 'gila' karena memberi saya target yang menurut saya 'tidak masuk akal'. Namun benarkah demikian ? Apakah target 100% itu adalah 'gila' dan 'tidak masuk akal' ? Benarkah angka 1M itu 'gila' dan 'tidak masuk akal' ? jika semua target itu harus dicapai dalam satu hari, itu baru pas disebut gila. Tetapi untuk mencapai itu semua, kita diberikan waktu selama 30 hari dalam sebulan. Jadi ada tempo waktu untuk kita berfikir, menyusun rencana dan menerapkan strategi-strategi yang jitu guna mencapai target tersebut. Sekarang yang menjadi persoalannya adalah seberapa besar usaha kita dalam berfikir dan menyusun rencana itu. Seberapa kuat strategi yang kita punya untuk mencapai target tersebut. Bukankah untuk memperoleh sesuatu yang berharga itu dibutuhkan pengorbanan ? Lantas seberapa besar pengorbanan yang telah kita berikan ?

Pernah suatu waktu, saya berbincang-bincang dengan rekan kerja tentang produktifitas yang telah dicapainya. Saat itu saya sampaikan kepada dia bahwa performa dia menurun dibandingkan bulan lalu. Ketika bulan lalu pada tanggal sekarang telah mencapai angka 75% dari targetnya, sementara pada bulan ini dia baru mencapai 60%. Jadi ada 15% yang hilang pada bulan ini. Ketika saya tanya mengapa bisa begitu ? Apa yang salah pada bulan ini ? Bukankah pangsa pasar yang digarap adalah sama ? Bukankah wilayah juga sama ? Lalu dimana kurangnya  sehingga bisa berbeda jauh begitu ? Kemudian dia menjawab, karena sekarang musim hujan, makanya aktifitas jadi terganggu. Dengan mudahnya dia menjadikan faktor alam sebagai alasan atas kegagalannya.

Dalam mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan, faktor alam memang selalu menjadi yang nomor satu dikemukakan. Namun jika kita berfikir lebih bijak, seharusnya faktor alam seperti itu bukanlah menjadi alasan atas kegagalan kita. Seharusnya yang menjadi alasan adalah kesiapan kita dalam menghadapi alam tersebut. Misalnya masalah hujan tadi, mengapa kita tidak mengenakan mantel hujan ? Bukankah teknologi sudah sedemikian maju menciptakan beraneka ragam bentuk mantel hujan sehingga orang-orang tetap bisa beraktiftas meskipun hari hujan. Jadi kembali lagi itu hanyalah sebuah bentuk alasan semata.

Nah.. dari semua itu diatas, berhasil atau tidaknya kita dalam mencapai target yang diberikan adalah tergantung kita sendiri. Kitalah yang menentukan ambang batas maksimal usaha yang kita lakukan. Jika dengan sekedar 'telah melakukan' dianggap sebagai upaya maksimal, maka jangan pernah mengkambing hitamkan pihak lain atas kegagalan kita. Namun jika semua kemampuan telah dikerahkan, rencana telah disusun rapi, dan action pun telah dijalankan sesuai rencana, jika hasilyang dicapai masih belum memuaskan maka kita tidak perlu berkecil hati. Tetaplah berbesar hati dengan selalu menghargai diri kita sepantasnya. Tidak perlu terpuruk dan larut dalam kekecewaan. Yang harus kita lakukan adalah tetap optimis untuk target-target berikutnya. Lakukan perencanaan ulang, temukan strategi baru dan actionkan tanpa ragu. Lakukan terus dengan penuh konsistensi, maka yakinlah sukses itu telah menunggu kita disuatu waktu.

Salam Sukses untuk Kita Semua

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.