Monday, August 18, 2014

I Love my Job ! But ...

I Love my Job !

Terkesan lebay, tapi itulah adanya. Aku tipikal orang yang menghargai segala sesuatu hal yang diamanahkan kepadaku. Dan perkerjaan adalah salah satu amanah yang menurutku harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam berkerja tidak jarang orang-orang terdekat menjuluki dengan sebutan "Hantu Kerja". Karena dalam hal ini aku bisa lupa waktu, lupa makan, bahkan lupa mandi (uppss ! :D). Hehe yang terakhir itu gak selalu ya guys ;)

Pernah suatu ketika suami ku 'complain' karena dia merasa 'terabaikan' karena kesibukanku berkerja. Karena waktuku lebih banyak disita oleh kesibukan perkerjaan. Mulai dari bangun tidur aku sudah disibukkan oleh perkerjaan rumah tangga, mulai dari menyiapkan bekal makan siang, menyiapkan sarapan, menjemur cucian yang dicuci malam harinya, mengurus kebutuhan anak untuk sekolah, kemudian berlanjut kerja di kantor dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Sepulang berkerja setelah bersenda gurau sesaat dengan anak, aku kembali sibuk dengan urusan perkerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyiapkan makan malam, menyuapi anak, menemani anak belajar sampai mengantarnya tidur. Dari 24 jam sehari bisa dibilang tidak ada waktu khusus yang tersedia untuk suami. Jadi "sangat wajar" dia complain akan hal itu.

Lantas aku dan suami pun membicarakan hal ini dengan serius. Karena jika tidak segera dituntaskan hal ini akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak membahayakan keutuhan rumah tangga kami. Sebagai istri dalam hal ini aku dituntut untuk lebih bisa mengendalikan diri. Meskipun lelah jiwa raga, aku tidak boleh dengan ringannya egois dan lantas mengabaikan keluhannya. Sebagai muslimah aku menjunjung tinggi derajat suamiku.

Aku memulai pembicaraan kami dengan kata maaf dari ku. Aku minta maaf karena sebagai istri aku belum bisa memberikan yang terbaik untuknya. Aku tidak membela diriku atas hal itu. Aku juga tidak meminta sabar yang lebih darinya karena dia telah bersabar selama ini. Aku bahkan tidak meminta dia untuk memahami dan mengerti kesulitan yang kuhadapi, karena semua lelah dan sulit yang kualami saat ini adalah sebuah resiko dan tantangan yang tercipta dari pilihanku sendiri. Oleh karena itulah aku meminta maaf kepadanya. Aku meminta maaf karena belum mampu menjadi wanita yang tangguh. Aku belum mampu menciptakan waktu yang lebih untuk pria yang mengasihiku dengan tulus. Dan aku merasa berdosa kepadanya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, dan dalam hati aku bulatkan tekad untuk berjuang lebih keras lagi dalam mengatur waktu agar dari 24 jam yang kupunya masih ada waktu yang tersisa khusus untuk suamiku.

Alhasil dari pembicaraan kami semalam aku mendapat kesimpulan
Perkerjaan dan jabatan adalah amanah dari dunia
Tapi Suami dan Anak adalah amanah dari Tuhan

So .. I Love my job, but family is number one.

No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.