Thursday, February 15, 2018

Etika Bertetangga yang Mulai Terlupakan



Hai, gais. Kali ini aju mau ngobrolin yang ringan-ringan aja. Tapi tetap penting kok, ya.

Tentang etika bertetangga yang tampaknya mulai terlupakan.

Dari jamannya SD sih kita udah diajarin, ya kan. Tetangga adalah orang lain yang tinggal berdekatan dengan kita.

Bagaimana dengan orang yang tinggal berbatasan dengan kebun kita, apakah mereka tetangga juga ?

Ya, dong. Sekalipun kebun itu tidak berpenghuni alias tidak ada rumah di sana, tetapi orang-orang yang tinggal di dekat kebun itu tetap tetangga kita.

Di kota-kota besar seperti Jakarta misalnya, hidup bertetangga ini mungkin tidak serumit bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Karena tingkat kesibukan yang tinggi, terkadang banyak orang yang justru tidak kenal dengan tetangganya sendiri.

Beda jauh dengan masyarakat yang tinggal di desa, yang setiap saat selalu berinteraksi dengan tetangga mereka.

Makanya tidak jarang gesekan antar tetangga ini pun cukup sering terjadi. Persoalannya pun remeh temeh, seperti sampah yang salah 'alamat', buah tanaman yang berasa 'milik bersama' sampai sendok-piring-garpu yang suka nyasar. Hehehe.

Memang kelihatan sepele, tetapi jika tidak diluruskan, maka masyarakat kita akan terbiasa hidup dengan menginjak-nginjak hak orang lain. Nah, lho, mulai pedes kan, kata-kata gue. Hihihi.

Bukan tanpa alasan ni aku sampe bicara ketus seperti ini. Karena mengalami sendiri betapa tidak enaknya, setiap hari kudu membersihkan sampah yang orang lain buang di tanah kita. Ya, kalo cuman sampah-sampah kering sih no problemo. Nah, kalo sampahnya udah masuk kategori seperti diapers anak, pembalut dan bahkan bangkai tikus ? Jelas udah ga etis lagi dong, ya.

Etika bertetangga ini memang gak ada undang-undangnya, ya kan. Semua kembali ke hati nurani masing-masing orang.

Tapi kalau aku boleh mengingatkan teman-teman semua nih, ada beberapa poin etika bertetangga yang harus dijalankan demi kerukunan hidup bertetangga.

1. Jangan buang sampahmu di halaman atau pun kebun milik tetangga.

Sebenarnya ga susah, kok ya. Tinggal gali lubang sekitar 1 meter di tanah sendiri, trus dikasih pagar seng sekelilingnya biar ga diubek-ubek sama kucing. Jadi tiap hari setor deh sampahnya ke situ. Trus bakar secara berkala biar ga jadi sarang penyakit. Lingkungan rumah bersih, hubungan sama tetangga pun adem. Ya, kan ?

2. Tanaman tetangga bukan milik bersama.

Ini lagi yang paling sering diabaikan oleh orang-orang yang bertetangga. Tanaman yang terletak di perbatasan sering banget dianggap milik bersama. Etikanya, kalau memang kepingin mencicipi buahnya, ya tinggal teriak doang, kan ya.

"Buuuu, mintak mangganya satu, yaaa."
Trus dari dalam rumah nyahut, "Yaaaaa."
Udah, selesai.

Yok, mana karungmu ? Hahaha.

Jangan ya, gais. Kalo mintanya satu, ya ambillah satu. Jangan satu karung juga. Kebablasan itu namanya.

Intinya, biasakanlah meminta terlebih dahulu sebelum mengambil tanaman tetangga, sekalipun tanaman itu ada yang menjulur ke halaman rumah kita.

3. Kembalikan peralatan tetangga dengan segera.

Hidup bertetangga sih biasa ya, kalo kita saling antar makanan. Malah bagus banget, apa yang kita masak tetangga turut mencicipi.

Tetapi, peralatannya ya jangan jadiin koleksi, ya. Dipendem, disimpen, trus tau-tau udah selemari. Hahaha.

Emang sih, kadang niatnya baik, rencananya ntar pas ngembaliin diisi lagi dengan sesuatu. Itung-itung balas budilah. Gitu. Tapi ya, jangan kelamaan juga, sampai-sampai yang punya barang lupa, trus kehilangan pas mau make.

Daripada repot seperti itu, mending saat diantarin makanan langsung salin aja ke wadah milik sendiri, trus kembaliin deh langsung. Walau pun harus kosong. Setidaknya ga jadi beban juga, kaaan.

Ini juga berlaku dalam pinjam meminjam perkakas ya, seperti gunting, obeng, tang dan lain-lain. Biasa kok sesama tetangga saling pinjam gitu, tapi selesai digunakan ya langsung kembalikan ke yang punya. Kan kasihan yang punya barang, pas giliran butuh mau pakek eh barangnya ga tau dimana.

Nah, apa lagi ya.
Kayaknya itu aja deh poin-poin yang sering menjadi penyebab gesekan antar tetangga. Ya, pastinya diluar urusan gosip ulah kekepoan masing-masing. Kalo level ini mah, aku ga bahas di sini deh. Next time kita bahas di postingan terpisah ya.

So, kalau teman-teman punya pengalaman berhadapan dengan tetangga yang rese ga, nih ?
Ceritain dong.



No comments:

Post a Comment


Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.

Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.