Yuuhuuu. Kali ini aku mau cerita keseruan ramadan di
keluarga kami. Tahun ini bener-bener sangat istimewa, nih, dibandingkan dengan
ramadan tahun-tahun sebelumnya. Karena, untuk pertama kalinya Abi bersaudara
ngumpul dengan formasi lengkap. Yeay !
Dan ramadan kali ini juga semakin istimewa bagi Aira, bukan
hanya karena ini adalah ramadannya yang ke dua berpuasa penuh, tetapi karena
semua saudara sepupunya juga berkumpul bersama. Hmm ... jadi bisa
dibayangkanlah bagaimana tumpah ruahnya anak-anak di rumah kami saat ini. Dari
yang baru brojol, batita, sampe si kakak tertua yang udah 9 tahun. Komplit,
dah. Semua ruangan full oleh mereka dan mainannya. Hahaha.
*lap keringaaaat*
E ... tapi, ya. Berhadapan dengan anak-anak yang sedemikian
rupa itu ternyata warbiasa, yak. Permintaan mereka banyak, dan si tante cantik
nan seksi ini adalah sasaran terempuk bagi mereka untuk dijadikan sasaran
permintaan yang aneh-aneh. Dari yang minta dibuatin mainan, sampe minta
dianterin pergi main mandi bola. Untunglah tante ini punya waktu luang yang
cukup, sehingga sampe hari ke 20 puasa masih setrong buat menuhin semua
permintaan mereka.
*idih, sok punya waktu luang, bilang aja ga da kerjaan
karena urusan dapur udah di pegang sama senior semua. Hihihi*
Eh ... ini beneran sesuatu banget, kan, yah. Kapan lagi coba
akika bisa bebas dari periuk-kuali dan segala rupa itu kalo bukan di saat-saat
ini ? Tssaah. *kibas kerudung*
Bicara soal mainan, sekarang kan lagi trennya mainan fidget
finger, tuh. Dari sekian banyak anak-anak yang ngumpul itu, ternyata si kakak
yang 9 tahun udah melek tuh sama mainan yang katanya lagi kekinian ini. Jadi,
sore kemarin dia merengek-rengek sama ayah bundanya minta di belikan mainan
fidget finger. Entah karena tidak paham mainan fidget finger itu apa, entah
karena pusing mendengar rengekan anaknya, yang pasti abang ipar tanpa pikir
panjang meminta aku untuk menemani anaknya mencari mainan itu.
Padahal, aku sendiri tidak merekomendasikan mainan ini untuk Aira. Karena dari berita yang aku tonton, sudah ada beberapa kecelakaan terjadi akibat mainan ini.
Berawal dari permintaan si kakak tadi, akhirnya terjadilah
diskusi seputar mainan yang aman dan nyaman untuk anak.
Kami semua sepakat bahwa dunia anak-anak adalah bermain.
Lewat bermain anak-anak mendapatkan stimulasi untuk kecerdasan majemuknya.
Perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya, membuat
para produsen mainan anak-anak berlomba-lomba menciptakan mainan untuk memenuhi
permintaan pasar. Sayangnya, tidak semua mainan yang dijual itu baik dan aman
untuk dimainkan oleh anak. Dan itulah tugas kita sebagai orang tua yang
memfilter mainan apa yang cocok untuk diberikan kepada anak.
Untuk urusan mainan anak-anak ini, aku sendiri adalah
tipikal orang tua yang cukup terbuka. Meski lebih nyaman dengan mainan-mainan
yang aku buat sendiri, tetapi aku tidak anti dengan mainan-mainan yang dijual
di pasaran.
Ada beberapa pertimbangan yang aku lakukan sebelum
membelikan mainan untuk anak.
1.
Cocok atau tidak dengan usia anak
Sebelum membelikan anak mainan yang ia
minta, terlebih dahulu aku cari informasi tentang mainan itu. Sudah pantas atau
belum si anak untuk memainkannya. Jika mainan itu belum cocok untuk anak
seusianya, ya, aku pasti tidak akan belikan.
2.
Keamanannya
Seheboh dan sekeren apa pun mainan yang
beredar saat ini, tetapi jika berpotensi membahayakan keselamatan anak, maka
aku tidak akan pernah membelikannya untuk anak. Dari pada harus menyaksikan
anak-anak terluka oleh mainannya, aku memilih untuk memberikan penjelasan dan
pengertian tentang resiko dari mainan itu kepada anak. Awalnya memang sulit,
karena anak pasti sulit untuk menahan dirinya dari keinginan untuk memiliki
mainan itu, apalagi jika teman-teman sepermainannya banyak yang memainkan
barang yang sama. Tetapi dengan terus memberikan penjelasan tentang bahayanya,
alhamdulillah anak-anak pun mengerti.
3.
Fungsi edukasinya
Sebuah mainan, secara kasat mata memang
hanyalah sebuah benda yang dijadikan alat untuk bermain oleh anak. Tetapi
sebenarnya mainan-mainan itu juga sebagai sarana untuk memberi stimulasi pada
kecerdasannya. Nah, jika di hadapanku terdapat pilihan mainan yang harganya
mahal tetapi memiliki fungsi edukasi, dan mainan murah tetapi ga ada manfaat
edukasinya maka aku tidak akan keberatan untuk membeli yang lebih mahal. Yang pasti
harganya masih terjangkau, dan tidak mengganggu pos-pos biaya rumah tangga
lainnya.
4.
Harganya
Pada poin No. 3 aku sudah singgung tentang
harga mainan. Aku adalah penganut paham bahwa mainan itu gak boleh yang
mahal-mahal. Selain mubazir, mainan mahal juga bisa mengancam keselamatan isi
dompet. Hahahaha ...
5.
Kemungkinan untuk dibuat sendiri
Ketika berhadapan dengan mainan yang dijual
di pasaran, sebelum membeli aku pasti selidiki dulu, kira-kira bisa gak ya
dibuat sendiri di rumah ? Kalo rasa-rasanya aku bisa buat yang kurang lebih
sama, ya, kenapa harus beli, sih ? Kan pemborosan. Dan pemborosan itu bukan
bagian dari iman. Yuuukk, yaaaa ! Seperti slime itu, lho, gais. Dari pada beli dengan
harganya sekian, mending buat sendiri,kan, ya ? *iyain ajaaa*
Kembali ke permintaan si kakak tadi, ya.
Setelah melalui diskusi yang cukup panjang,
abang ipar dan istrinya akhirnya ngeh juga fidget finger itu apa. Dan mereka
pun sepakat kalo mainan itu tidak cukup baik untuk dimainkan oleh anaknya.
Oh ya, dari tadi panjang lebar bilang mainan yang berpotensi bahaya, emangnya mainan seperti apa sih ?
Aku mengkategorikan sebuah mainan berpotensi bahaya jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
💀Memiliki sisi yang tajam
💀Terbuat dari zat kimia
💀Terdapat unsur pornografi
💀Memiliki bagian-bagian terkecil yang membuat anak beresiko tersedak
💀Memiliki aroma yang tajam
💀Terdapat zat warna yang mudah luntur
Oh ya, dari tadi panjang lebar bilang mainan yang berpotensi bahaya, emangnya mainan seperti apa sih ?
Aku mengkategorikan sebuah mainan berpotensi bahaya jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
💀Memiliki sisi yang tajam
💀Terbuat dari zat kimia
💀Terdapat unsur pornografi
💀Memiliki bagian-bagian terkecil yang membuat anak beresiko tersedak
💀Memiliki aroma yang tajam
💀Terdapat zat warna yang mudah luntur
3 Mainan DIY Projects Untuk Mengalihkan Perhatian Anak Dari Mainan Yang Berpotensi Bahaya.
Jadi untuk mengalihkan perhatian si kakak
dari fidget finger, aku pun mencoba membujuknya untuk ikut membuat mainan
sendiri. Pertamanya dia gak begitu tertarik dengan ide yang aku usulkan. Tapi
karena bahan-bahan dari barang bekas berupa kardus, botol, dan lain-lain sudah
aku keluarkan, akhirnya rasa penasarannya pun muncul juga.
Sempoa
Perkalian Dari Botol Bekas
Sebelumnya aku mau cerita dulu. Jauuuh
sebelum si kakak rewel dengan mainan fidget finger, Aira dulu sempat
merengek-rengek minta di install-kan game online. Saat itu sedang boomingnya
game pokemon go, yang menurut aku belum cocok untuk dimainkan oleh anak-anak
seumuran Aira. Terlebih lagi, beberapa insiden pun terjadi akibat dari
permainan ini. Bahkan yang terburuk ada anak yang jadi korban penculikan saat
sedang memainkan game pokemon go.
Nah, untuk mengalihkan perhatian Aira dari
game pokemon go kala itu, dia pun aku ajak untuk membuat mainan ala DIY Projects,
yaitu Sempoa Perkalian dari botol bekas.
Mainan ini memiliki manfaat edukasi yang sangat tinggi, karena secara tidak
langsung mengajarkan anak cara berhitung perkalian dengan cara yang
menyenangkan.
Bahan :
Bahan :
- 6 buah botol susu bekas
- 6 buah sedotan (masing-masing disambung hingga menjadi 3 batang sedotan)
- Kotak bekas
- Lem
- Gunting
- Potong bagian kepala botol, kemudian lobangi bagian bawahnya
- Buat empat buah kolom pada botol, lalu beri nomor berurut sesuai kelipatan perkalian
- Masukkan sedotan melalui lobang pada bagian bawah botol
- Gabungkan botol pertama dan kedua dengan menggunakan lem
- Lobangi satu sisi kotak seukuran sedotan, kemudian pasanglah botol tadi pada bagian dalam kotak, dengan sedotan sebagai penyangganya.
- Pada salah satu sisi kotak, buat nomor 1-10
- Dan sempoa siap untuk di gunakan
Yuk, intip keseruan Aira saat memainkan
mainan Sempoa Perkalian dari botol bekas ini.
Count-Choose
and Make A Step
Untuk mengalihkan perhatian si kakak dari
mainan yang berpotensi bahaya, kali ini aku buat mainan berbentuk puzzle, yaitu
Count – Choose and Make A Step. Permainan ini bertujuan untuk memberi stimulasi
kecerdasan matematis sekaligus kinestetik dan visual spasial juga.
Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu kita siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu kita siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
- Kotak bekas
- Kertas HVS
- Gunting
- Lem kertas
- Spidol
- Hadiah/reward
- Gunting kotak bekas menjadi beberapa lembar, kurang lebih 20 lembar
- Pada kertas HVS tulis soal perhitungan sederhana berikut dengan hasilnya (ada hasil yang nilainya BENAR dan juga ada hasil yang nilainya SALAH)
- Tempelkan kertas HVS yang telah berisikan soal tadi pada lembaran kotak bekas yang telah dipotong tadi.
- Untuk tiap-tiap soal, sediakan lembaran instruksi 2 lembar, yang isinya Jika BENAR ..., Jika SALAH ...
- Sediakan lembaran Start, lembaran Finish dan lembaran penilaian akhir.
- Sediakan hadiah kecil dan letakkan pada kotak tertutup pada garis Finish.
- Susun semua soal (dengan posisi tertelungkup) sedemikian rupa, sehingga pilihan yang benar akan membawa anak pada kotak reward.
- Minta anak untuk berdiri pada lembaran Start.
- Minta anak untuk membalikkan lembaran soal pertama dan membaca dengan keras perhitungan yang tertera di atasnya.
- Minta anak untuk menilai jawaban atas perhitungan tersebut. BENAR atau SALAH ?
- Setelah anak menentukan pilihannya, arahkan dia untuk mengikuti petunjuk pada lembaran instruksi.
- Jika pada setiap soal perhitungan anak berhasil memilih dengan tepat, maka anak akan sampai pada garis Finish.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat video si kakak berikut ini ya :
Puzzle
Nada
Lha ... baru aja kelar di kakak dibuatkan
mainan, eh ... Aira pun muncul dan minta dibuatkan mainan juga. Ya, udah,
mumpung bahan-bahan dari barang bekasnya masih ada, aku pun buatkan mainan
untuk Aira. Kali ini mainannya berupa Puzzle Nada yang selain memberi stimulasi
kecerdasan musikalnya, mainan ini juga bisa memberi stimulasi untuk kecerdasan
visual spasialnya. Jadi sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui, deh.
Hahaha. Dan yang terpenting sekali anaknya juga suka dan have fun dengan
mainannya, ya.
Cara membuatnya sebagai berikut :
Cara membuatnya sebagai berikut :
- Buatlah Papan Puzzle dari lembaran karton tebal (boleh dari dus bekas) yang telah di potong, dan ditulisi nada sebuah lagu.
- Kemudian siapkan kepingan-kepingan puzzle yang berisikan not angka.
- Mintalah anak untuk menyusun kepingan puzzle itu pada papan puzzle sesuai dengan notasi dan gambar yang tepat.
- Setelah selesai, mintalah anak untuk memainkan notasi tersebut pada alat musik.
- Kemudian minta dia untuk menebak judul lagu tersebut.
Yuk, lihat keseruan Aira bermain Puzzle
Nada di video berikut ini.
Dibeli
Atau Dibuat Sendiri, Mainan Harus Aman dan Nyaman Untuk dimainkan oleh anak.
Aku pernah ditanya oleh beberapa orang
dekat, “buat apa sih repot-repot bikin mainan itu ? sebentar dimainkan juga
udah rusak. Mending beli ajalah. Lebih praktis.”
Hmmm ... Bener, sih, yang mereka bilang.
Mainan yang aku buat sendiri ini daya
tahannya memang ga seperti mainan yang udah jadi. Ya, harap maklumlah, ya.
Namanya aja mainan dari barang bekas, ya, jelas gak akan setahan mainan buatan
pabrik.
Tetapi mereka yang nanya-nanya itu lupa.
Mainan buatan sendiri itu memang cepat rusak, tetapi ada manfaat lain yang di
dapat dari mainan buatan sendiri ini selain sekedar kata hemat.
Manfaat membuat mainan sendiri untuk anak.
1.
Melatih kreatifitas anak
Membuat mainan sendiri dari barang bekas secara tidak langsung telah
melatih anak untuk menjadi manusia yang kreatif. Kelak dia akan tumbuh menjadi
manusia yang berpikiran terbuka,
bahwasanya tidak semua barang bekas itu menjadi sampah.
2.
Mengurangi tumpukan sampah
yangkanlah jika semua karton dan botol bekas di dunia ini dibuang ke
tempat sampah tanpa didaur ulang. Betapa banyaknya tumpukan sampah di dunia
ini. Nah, membuat mainan dari barang bekas ini sedikit banyaknya telah
mengurangi jumlah sampah di dunia ini.
3.
Melatih kesabaran pada anak
Memainkan mainan hasil DIY Projects mau tidak mau anak harus lebih
hati-hati karena rentan rusak dan pastinya tidak tahan lama. Selain itu dengan
melibatkan anak dalam proses pembuatannya juga melatih kesabaran anak bahwa
untuk mendapat sesuatu haruslah melalui sebuah proses.
4.
Cara lain untuk mendidik anak untuk lebih
berhemat
Dengan membuat mainan DIY Project, kita juga melatih anak untuk menjadi
lebih hemat karena tidak harus membeli mainan lagi.
5.
Mengenalkan anak untuk memanfaatkan barang bekas
Dengan
membuat mainan DIY Project dari barang bekas, kita juga mengajarkan anak untuk
memanfaatkan barang bekas. Sehingga tidak semua barang bekas dijadikan sampah.
Keseruan Bermain
Jangan Sampai Mengganggu Kesehatan Anak.
Sebagai orang tua kita pasti merasa senang saat anak-anak
terlihat gembira kala bermain. Saking senangnya kita pun terkadang lupa untuk
mengingatkan anak agar tetap mengutamakan kesehatannya.
Satu hal yang harus selalu orang tua perhatikan saat anak
sedang asyik bermain adalah jangan sampai anak kelelahan.
Karena udah bukan rahasia lagi, anak kalo lagi asyik bermain
pasti lupa makan, lupa minum, lupa tidur dan lupa istirahat. Akibatnya tubuh
pun mengalami kelelahan. Dan ini sangat membahayakan kesehatan anak, karena
anak bisa demam.
Oh ya, aku ada sedikit tips, nih. Gimana caranya agar anak
cepat pulih disaat demam.
1.
Orang tua jangan panik
Ketika suhu badan anak tinggi, tidak
sedikit orang tua yang merasa panik, sehingga tidak tahu harus berbuat apa
dalam waktu cepat. Padahal kecepatan dan ketepatan dalam penanganan demam ini
sangat menentukan proses penyembuhannya. Semakin cepat anak diberi obat, maka
semakin cepat anak bisa sembuh.
2.
Kompres anak dengan air hangat (hindari
penggunaan air es dan alkohol)
Sebagian orang menggunakan air es atau
alkohol untuk mengompres anak. Tetapi aku kurang sepakat untuk menggunakan dua
hal itu. Air es yang suhunyan terlalu dingin bertolak belakang dengan suhu
tubuh anak yang sedang tinggi, sehingga akan membuat tubuh anak kaget, dan ini
bisa beresiko anak mengalami kejang. Sedangkan penggunaan alkohol tidak sesuai
menurut agama. Makanya aku memilih untuk mengompres anak dengan air hangat.
3.
Beri pakaian yang tipis, tapi berbahan katun
(menyerap keringat)
Pakaian yang tebal memang membuat anak
cepat berkeringat, tetapi keringatnya jadi terkurung di balik kain yang tebal,
membuat kain jadi lembab sehingga berpotensi mendatangkan penyakit lainnya
seperti penyakit kulit berupa gatal dan ruam. Selain itu badan yang panas akan
semakin terasa panas karena sirkulasi udara ke kulit tidak berjalan lancar.
4.
Beri anak minum air putih yang banyak.
Banyak minum membuat anak menjadi sering
buang air kecil. Ini bagus, karena panas tubuh bisa keluar lewat air seni,
sehingga mempercepat turunnya panas.
5.
Beri obat penurun panas
Langkah 1-4 tidak akan ada artinya jika
anak tidak diberi obat penurun panas. Obat penurun panas ini berfungsi untuk
melawan virus demam. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri
yang menjangkiti tubuh disaat demam.
Syukurlah saat ini obat demam anak sudah
dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus membawa anak ke dokter. Aku sendiri
selalu sedia termometer dan obat penurun panas di rumah. Ketika Aira sudah mulai
menampakkan gejala demam seperti lesu, suhu badan lebih hangat dari biasanya,
aku segera cek suhu badannya dengan termometer. Jika suhunya sudah di atas 37,50C
aku pun segera memberinya obat penurun panas. Biasanya kalau
sudah dikasih obat demam Aira segera turun, dan keesokan harinya dia pun
normal kembali.
***
Kesimpulannya.
Kesimpulannya.
- Bermain adalah salah satu sarana belajar bagi anak, maka orang tua harus memfasilitasi anak dengan ragam permainan yang aman, nyaman dan bernilai edukasi.
- Dibeli atau dibuat sendiri, mainan harus aman dan nyaman untuk dimainkan oleh anak.
- Dalam bermain anak-anak harus tetap berada dalam pengawasan orang tua, terlebih lagi kesehatannya, jangan sampai anak kelelahan karena terlalu asyik bermain. Kelelahan bisa membuat anak jatuh sakit.
- Jika anak sakit, orang tua jangan panik. Segera obati anak dengan obat yang sudah di percaya.
Nah, ini ceritaku tentang mainan yang aman dan nyaman untuk
anak.
Kalo kamu gimana, gais ?
Ada cerita seru, kah ?
Yuk, share di kolom komentar, ya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ^.^
Tinggalkan komentar ya, biar kita saling kenal.
Note : Mohon maaf, komentar anonim dan link hidup saya anggap spam, ya.